Tag: Weda
yatra yogeshvarah krsno yatra partho dhanur-dharah, tatra srir vijayo bhutir dhruva nitir matir mama. (Bhagavad-gita, 18.78)
vidyā-vinaya-sampanne brāhmaṇe gavi hastini, śuni caiva śva-pāke ca paṇḍitāḥ sama-darśinaḥ. (Bhagavad-gita, 5.18)
tat savitur vareṇyaṃ bhargo devasya dhīmahi dhiyo yo naḥ pracodayāt (Rgveda 3.62.10)
kāyena vāchā manasendriyair dan buddhyātmanā vānusṛita-svabhāvāt, karoti yad yat sakalaṁ parasmai nārāyaṇāyeti samarpayet tat. (Bhagavatam 11.2.36)
ichchha-dvesha-samutthena dvandva-mohena Bharata, sarva-bhutani sammoham sarge yanti parantapa.(Bhagavad-gita, 7.27)
Dānam bhogo nāsastistro gatayo bhavanti vittasya, Yo na dadāti na bhunkte tasya trityā gatirbhavati. (Niti Sataka, 34).
na tad asti pṛthivyāḿ vā divi deveṣu vā punaḥ, sattvaḿ prakṛti-jair muktaḿ yad ebhiḥ syāt tribhir guṇaiḥ.(Bhagavad-gita, 18.40)
jarā-maraṇa-mokṣhāya mām āśhritya yatanti ye, te brahma tadviduḥ kṛitsnam adhyātmaṁ karma chākhilam. (Bhagavad-gita, 7.29)
Di antara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha untuk mencapai kesempurnaan, dan di antara mereka yang sudah mencapai kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang Diri-Ku dengan sebenarnya.
Orang berbudi luhur yang memuja-Ku ada empat jenis. Orang yang kesulitan, pencari ilmu, pencari kekayaan, dan manusia yang bijaksana, wahai penguasa Bharata.
āśāyā ye dāsāste dāsāḥ sarvalokasya, āśā yeṣāṃ dāsī teṣāṃ dāsāyate lokaḥ. (Subhashita Manjari – 8.53)
Untuk melindungi yang saleh, memusnahkan yang jahat, dan menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku muncul di bumi ini, dari zaman ke zaman.
Dengan menyerahkan segala kegiatan kerja secara mental kepada-Ku, menganggap Aku sebagai Yang Tertinggi dan memasrahkan pada kemantapan dalam pemahaman, pusatkanlah pikiranmu senantiasa kepada-Ku
Kecuali pekerjaan yang dilakukan sebagai dan untuk pengorbanan, dunia ini terikat pada pekerjaan. Oleh karena itu, wahai putra Kunti, lakukanlah pekerjaanmu sebagai pengorbanan, bebaskan dari segala kemelekatan.
Idam te nātapaskāya nābhaktāya kadācana, Na cāsusrūsave vācyam na ca mām yo’bhyasūyati. (Bhagavad-gita, 18. 67)
Ya naiva vidyām na tapo na dānam na cāpi pujām kratubhiryyajante, Na cādhigacchanti sukhāma bhāgyāstesāmayam naiva parasca lokah. (Sarasamucchaya, 282)
Kārunyenātmano moham trsnam ca paritosatah, Utthānena jayet tandrim vitarkam niscayājjayet. (Sarasamucchaya, 416)
Tidak ada yang lebih berharga dari hidup. Oleh sebab itu, seseorang harus bersikap baik kepada orang lain seperti kepada dirinya sendiri.
Apa gunanya kitab suci bagi orang yang berkarakter tidak baik, kekayaan bagi kehidupan yang menyedihkan, upaya bagi orang yang malang, dan keberanian bagi orang pengecut.
Siddhi bisa diraih melalui kelahiran, penggunaan obat, melantunkan mantra, tapa, dan samadhi.
Event Terkini
Topik Pilihan
-
-
Tabanan 04 Dec 2023 Awal 2024, Tarif Objek Wisata Unggulan Naik
-
-
-
-
-
-
-
Berita Foto
Becek, Warga Tetap Parkir di Lapangan Ubud
Bersih Tukad Teba
Potensi Ekspor Ikan Hias Indonesia
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Buta Hati dan Rasa Percaya Diri
yatra yogeshvarah krsno yatra partho dhanur-dharah, tatra srir vijayo bhutir dhruva nitir matir mama. (Bhagavad-gita, 18.78)