nusabali

Terpeleset, Turis Belarusia Jatuh dari Tebing

  • www.nusabali.com-terpeleset-turis-belarusia-jatuh-dari-tebing

Turis Belarusia jatuh di tebing Tanjung Mebulu, Pecatu, Kuta Selatan, dan diduga jenazahnya terbawa arus pasang laut. Lokasi kejadian dekat Pura Uluwatu, desa adat akan gelar upacara.

MANGUPURA, NusaBali

Seorang wisatawan Belarusia, Barbushin Siarhei, 34, tewas setelah terjatuh dari atas tebing Tanjung Mebulu, Jalan Batu Lesung, Banjar Karang Boma, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (27/10) sekitar  pukul 18.00 Wita. Korban diduga terjatuh dari atas tebing setinggi 130 meter tersebut saat melakukan foto selfie. Naasnya lagi, jasad wisatawan dari negara Eropa Timur itu hilang tersapu ombak laut. Di sisi lain, Desa Adat Pecatu akan melakukan pembersihan di lokasi jatuhnya wisatawan tersebut, karena lokasinya cukup dekat dengan Pura Luhur Uluwatu.

Kepala Basarnas Bali Hari Adi Purnomo mengungkapkan, informasi kejadian tragis yang dialami wisatawan asal Belarusia itu masuk ke Basarnas pada Minggu (27/10) sekitar pukul 18.45 Wita. Petugas Balawista I Wayan Somer yang melaporkan kejadian tersebut ke Basarnas. Diketahui bahwa wisatawan jatuh ke dasar tebing Tanjung Mebulu atau tepatnya pada koordinat 8°50’17.17″S – 115° 5’20.00″E. Kemudian, tim Basarnas langsung dikerahkan ke lokasi untuk upaya pencarian. Setibanya di lokasi pukul 19.30 Wita, tim Basarnas berupaya melakukan pemetaan lokasi untuk menyediakan peralatan proses evakuasi. Pasalnya, kondisi lokasi tempat korban jatuh setinggi sekitar 130 meter.

“Upaya pencarian awal itu digelar dengan melibatkan tim rescue kita, Balawista Badung, Kepala Desa Pecatu, dan warga setempat. Pada pencarian awal, mayat korban sudah kelihatan dari atas tebing dan posisinya di atas batu, namun terkendala kondisi, makanya tidak bisa melakukan evakuasi dan harus terlebih dahulu menyediakan alat yang lengkap,” ungkapnya, Senin (28/10) siang.

Upaya pencarian pun dilanjutkan pada Senin pagi. Namun, saat petugas tiba di lokasi atau titik pencarian, jenazah korban sudah hilang. Dugaan awal, jenazah korban sudah terbawa air laut pasang. Kemudian, tim Basarnas membagi personel menjadi 3 Search dan Rescue Unit (SRU). Untuk tim SRU pertama melaksanakan pemantauan di lokasi kejadian, satu tim lagi bergabung dengan Balawista Pantai Padang-padang untuk melaksanakan pencarian menggunakan rubber boat. Sementara, SRU lainnya melaksanakan pencarian dengan menggunakan RIB Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar melalui Pelabuhan Benoa.

“Pencarian korban mulai dilakukan pada Senin (28/10) pukul 06.00 Wita, dengan melakukan penyisiran di lokasi jatuhnya korban. Petugas turun melakukan penyisiran dengan menggunakan peralatan panjat ke bawah tebing setinggi 130 meter. Namun saat cek di bawah tebing, tidak ada. Makanya dilakukan usaha pencarian dengan boat,” tuturnya seraya mengatakan hingga Senin pukul 17.00 Wita, pihaknya belum berhasil menemukan jenazah wisatawan dimaksud.

Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta yang dikonfirmasi terpisah mengakui terkait kejadian itu, pihaknya akan melakukan koordinasi untuk prosesi upacara pembersihan secara niskala. Pasalnya, lokasi kejadian itu sangat berdekatan yakni sekitar 500 meter sebelah barat Pura Luhur Uluwatu. Rencana pembersihan itu akan dilakukan secepatnya setelah jenazah korban ditemukan. Selain itu, pihak desa juga akan berkoordinasi dengan keluarga korban. “Tentu yang pertama jenazah korban ditemukan dulu, setelah itu kita akan lakukan proses pembersihan. Nanti kita akan koordinasi lagi untuk waktu tepat pembersihan di lokasi. Hal itu karena lokasi kejadian cukup dekat dengan Pura Uluwatu,” ungkapnya.

Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai dikonfirmasi, Senin (28/10), mengatakan jasad korban hilang diduga hanyut oleh arus laut. Dia membeberkan, pada Minggu sore setelah kejadian jasad korban terlihat dari atas tebing tergeletak di antara bongkahan batu di dasar tebing sedalam 100 meter. Posisinya, jasad tersebut berada tak jauh dari deburan ombak.

Namun polisi bersama tim penyelamat dari Basarnas Kelas A Denpasar saat itu belum mampu mengevakuasi jasad korban. Alasannya medan tebing yang curam dan hari sudah malam. Selain itu akses melalui jalur laut juga tak bisa ditempuh karena ombak besar. Upaya evakuasi disepakati dilakukan pada Senin pagi kemarin.

Nah, pada pagi kemarin jajaran Polsek Kuta Selatan bersama tim dari Basarnas Denpasar mendatangi lokasi kejadian. Setibanya di TKP, jasad tersebut sudah tak ditemukan. Diduga jasad korban disapu ombak saat air pasang.

“Pada Minggu sore itu tim tidak melakukan evakuasi pertimbangan keselamatan. Kami tidak mau mau mengambiul resiko dalam upaya mengevakuasi korban,” tutur AKP Yusak.

Hasil penyelidikan dari Polsek Kuta Selatan, korban diduga jatuh dari atas tebing saat sedang melakukan foto selfie. Diduga korban datang ke TKP pada pukul 18.00 Wita menggunakan mobil Ignis warna putih, DK 1468 UX. Mobil tersebut ditemukan polisi tepat di atas tebing di mana jasad korban tergeletak.

Mobil tersebut diperiksa mendalam. Dugaannya mobil tersebut adalah mobil sewaan. Mobil merek Suzuki Ignis tipe TM2FX (4X2) A/T jenis minibus itu pemiliknya atas nama I Wayan Adiyasa, tinggal di Banjar Dinas Kawanan, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Sementara informasi dari sumber lain menyebutkan korban tinggal di Villa Mango, Kerobokan, Kuta Utara, Badung.

“Saya belum bisa menyampaikan banyak hal terkait identitas korban. Nanti setelah semuanya rampung akan saya sampaikan. Intinya korban merupakan WNA. Jika melihat TKP, korban saya pastikan meninggal dunia. Saya belum bisa buka semua informasinya,” tandasnya. *dar, pol

Komentar