nusabali

'Penganut Hindu Terus Berkurang'

  • www.nusabali.com-penganut-hindu-terus-berkurang

Penganut Hindu saat ini hanya 15 persen dari penduduk dunia dan di Indonesia presentasenya tak lebih dari 1,69 persen

Pastika Ajak Para Cendikiawan Kembalikan Kejayaan Hindu

DENPASAR, NusaBali
Saat ini, Hindu di dunia tengah menghadapi tantangan dan persoalan yang sangat kompleks. Salah satu persoalan yang cukup serius adalah makin berkurangnya jumlah penganut Hindu di dunia. Untuk itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga selaku Presiden World Hindu Parisad (WHP) mengajak para cendikiawan dan tokoh agama bersama-sama berjuang mengembalikan kejayaan Hindu. Hal tersebut diungkapkannya pada Pembukaan World Hindu Wisdom Meet (WHWM) ke-6 Tahun 2018 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Sabtu (23/6).

Lebih jauh Pastika mengungkap, Hindu pernah menjadi agama terbesar pada masanya. Namun saat ini penganutnya makin berkurang hingga hanya menjadi nomor empat. Mengutip data statistik dari sejumlah sumber, dia menyebut penganut Hindu saat ini hanya 15 persen dari penduduk dunia dan di Indonesia presentasenya tak lebih dari 1,69 persen. “Untuk Bali memang masih mayoritas yaitu 82 persen, namun perlu dicatat bahwa sebelumnya pernah mencapai 90 persen,” ujarnya. Data tersebut memberi gambaran bahwa Agama Hindu tengah menghadapi persoalan serius. “Tiap tahun jumlahnya berkurang, apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan, itu yang perlu kita rumuskan,” imbuhnya. Jika tak segera dievalusi, dia khawatir Agama Hindu akan hilang secara perlahan-lahan.

Menyikapi hal tersebut, Pastika mengajak umat khususnya kalangan pemuka agama melakukan introspeksi internal. “Kalau anak-anak kita banyak yang pindah agama, itu salah kita sebagai orang tua. Jangan salahkan mereka atau pihak yang mengajak,” imbuhnya. Menurut Pastika, banyak hal yang harus menjadi bahan perenungan. Para cendikiawan dan tokoh agama diminta menghentikan perdebatan karena hal itu membuat bingung kalangan muda. “Kita harus menghentikan perdebatan tentang masa lalu. Memang, untuk memahami hidup sesekali kita perlu menengok ke belakang, namun jangan sering-sering. Saatnya kita melihat ke depan untuk menghadapi perubahan yang terjadi sedemikian cepat,” bebernya.

Pastika menaruh harapan besar terhadap pelaksanaan WHMM ke-6 yang secara khusus mengangkat tema Hindu for Better Life (Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik). Cendikiawan Hindu dari sejumlah Negara yang hadir dalam pertemuan ini diharapkan menyumbangkan pemikiran segar dan praktis untuk dituangkan dalam buku manual Hindu for Better Life yang nantinya dapat dipedomani kalangan generasi muda. Karena sejauh ini, sebagian umat khususnya di Bali masih berputar-putar pada level paling bawah yaitu upacara sehingga mengesankan kalau Hindu itu rumit.  “Bukan berarti saya ingin menghilangkan upacara, tapi mari kita rumuskan yang simpel dan mudah dipahami. Jangan buat Hindu itu rumit sehingga anak-anak kita bingung, mumet, ruwet, merasa berat dan akhirnya terbang,” cetusnya.

Pada bagian lain, Pastika juga mengingatkan pentingnya validasi data jumlah umat. Menurutnya hal itu sangat penting karena akan menjadi pedoman Dirjen Bimas Hindu untuk memperjuangkan kepentingan umat.

Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof I Ketut Widnya mengapresiasi pelaksanaan WHMM yang mengangkat tema Hindu for Better Life. Menurut dia, tema ini sangat relevan dengan kondisi Hindu saat ini. Dia berharap, pertemuan ini menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM Hindu dalam menghadapi era globalisasi.  Hal senada juga disampaikan Ketua PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Dia ingin, Umat Hindu mempunyai nilai tawar dan selalu berjalan di jalan dharma.

Sedangkan Chairman Organizing Commite sekaligus Sekjen WHP I Ketut Donder MPd menerangkan bahwa WHP telah terbentuk sejak tahun 2013 dan menjadikan WHWM sebagai agenda tahunan. Tiap tahun, ujar Donder, kegiatan ini mengusung tema berbeda yang disesuaikan dengan kondisi. Tahun ini tema yang diangkat yaitu Hindu For Better Life (Hindu untuk Kehidupan yang Lebih Baik). Tema tersebut dipilih sesuai dengan kondisi umum umat Hindu di berbagai negara termasuk Indonesia. WHWM 2018 juga dimaksudkan untuk menginventarisir SDM Hindu sebagai modal untuk melakukan perbaikan sosial, mempertebal keyakinan umat tentang kebenaran ajaran agama.

Narasumber WHWM 2018 berasal dari dalam dan luar negeri antara lain Swami Paramatmananda Saraswati (India) membawakan topik Understanding to Hindu Teaching for Better Life, Prof Subash Chandra Das (India) dengan topik Global Hindu Networking fo Better Life, Ajay Singh (India) dengan topik International Advocacy for Hindu Case, Dr Chandra Saragan (Malaysia) dengan topik Silambam : Revining the Ancient Hindu Martial Art (Malaysia, Silambam Hindu Martial Art), Swami Anand Krishna (Anand Ashram, Indonesia) dengan topik Tri Hita Karana: Indigenous Balinese Hindu Wisdom System for Modern Time, Ida Pedanda Gede Made Putra Kekeran (Indonesia) dengan topik Spiritual Tourism for Better Life,  Ngakan Putu Putra SH MA, (Indonesia) dengan topik Bhagawad Gita as Practical Guidence, I Gede Sudibya membawakan topik Implementation the Spirit of Hindu Economic. WHWM 2018 diikuti peserta dari berbagai lembaga seperti PHDI Pusat dan Daerah, Dewan Persatuan Pasraman Indonesia, Perwakilan dari Kementerian Agama RI, LSM dan organisasi Hindu di Indonesia, Perguruan Tinggi Hindu di Indonesia, Tokoh Masyarakat Hindu di Indonesia, peserta dari beberapa negara baik perorangan maupun organisasi serta perwakilan mahasiswa Hindu di Indonesia.

Kegiatan WHWM 2018 dikemas dengan model seminar yang dibarengi dengan berbagai acara pentas Seni Drama in Sanskriti about the Ancient History of Hindu Maharsi Journey to Bali, pentas seni silat Martial Art of Silambam as the Ancien Hindu Martial Art Malaysia berkolaborasi dengan Pasraman Seruling Dewata Bali.*

Komentar