Tinju Walikota Cup Digelar Sehari
DENPASAR, NusaBali
Pengkot Pertina Denpasar menggelar kejuaraan tinju Walikota Cup selama satu hari di Sasana M-Fight Denpasar, Sabtu (7/11).
Kejuaraan diikuti 38 petinju Denpasar yang belum memiliki pengalaman. Kejuaraan digelar tak lepas dari deadline KONI Denpasar. Yakni, cabor yang belum menggelar Walikota Cup diberikan batas waktu hingga November 2020. Alhasil, Pertina Denpasar menggelar Walikota Cup walaupun hanya sehari.
Menurut Ketua Pengkot Pertina Denpasar Made Muliawan Arya, kejuaraan tiap tahun itu dijadikan ajang pembinaan petinju Denpasar. Mereka akan digembleng untuk regenerasi petinju senior sekaligus jadi pelapis.
“Sekarang ini perkembangan dunia tinju di Denpasar sangat pesat bahkan karena banyaknya generasi sampai kami pinjamkan ke daerah lain untuk pengalaman bertanding namun itu sifatnya sementara,” ujar pria yang akrab disapa De Gadjah itu.
Tak dipungkirinya, pada musim pandemi kejuaraan itu tetap digelar dengan protokol kesehatan. Jumlah peserta terbatas dan tanpa penonton. Orangtua petinju juga tidak boleh hadir. Ofisial petinju pun dibatasi dua orang.
"Petinju yang ambil bagian juga petinju terbaik yang dipilih sasananya. Kejuaraan ini murni untuk pembinaan sehingga petinju lebih semangat untuk berlatih,” kata De Gadjah, yang juga Wakil Ketua DPRD Denpasar itu.
Sementara menurut Ketua Panitia Kejuaraan itu M. M Sasmara Putra, kejuaraan diiktui 38 petinju dari tiga sasana, yakni sasana Adi Swandana Boxing Camp (ASBC), M-Fight dan Cakti Gibbor.
“Kalau tidak dibatasi bisa jadi jumlah petinju bakal banyak yang ikut. Namun kami utamakan protokol kesehatan dan nyatanya semuanya berjalan lancar. Semua menggunakan masker kecuali hanya petinju yang saat bertanding saja yang tidak menggunakan masker,” tegas Sasmara. *dek
Menurut Ketua Pengkot Pertina Denpasar Made Muliawan Arya, kejuaraan tiap tahun itu dijadikan ajang pembinaan petinju Denpasar. Mereka akan digembleng untuk regenerasi petinju senior sekaligus jadi pelapis.
“Sekarang ini perkembangan dunia tinju di Denpasar sangat pesat bahkan karena banyaknya generasi sampai kami pinjamkan ke daerah lain untuk pengalaman bertanding namun itu sifatnya sementara,” ujar pria yang akrab disapa De Gadjah itu.
Tak dipungkirinya, pada musim pandemi kejuaraan itu tetap digelar dengan protokol kesehatan. Jumlah peserta terbatas dan tanpa penonton. Orangtua petinju juga tidak boleh hadir. Ofisial petinju pun dibatasi dua orang.
"Petinju yang ambil bagian juga petinju terbaik yang dipilih sasananya. Kejuaraan ini murni untuk pembinaan sehingga petinju lebih semangat untuk berlatih,” kata De Gadjah, yang juga Wakil Ketua DPRD Denpasar itu.
Sementara menurut Ketua Panitia Kejuaraan itu M. M Sasmara Putra, kejuaraan diiktui 38 petinju dari tiga sasana, yakni sasana Adi Swandana Boxing Camp (ASBC), M-Fight dan Cakti Gibbor.
“Kalau tidak dibatasi bisa jadi jumlah petinju bakal banyak yang ikut. Namun kami utamakan protokol kesehatan dan nyatanya semuanya berjalan lancar. Semua menggunakan masker kecuali hanya petinju yang saat bertanding saja yang tidak menggunakan masker,” tegas Sasmara. *dek
Komentar