nusabali

Pariwisata Dibuka Penuh 11 September

Sambut New Normal, Kemarin Pemprov Gelar Pamahayu Jagat

  • www.nusabali.com-pariwisata-dibuka-penuh-11-september

Gubernur Bali terbitkan Surat Edaran Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, yang akan dimulai 9 Juli.

AMLAPURA, NusaBali
Pemprov Bali menggelar upacara Pemahayu Jagat di Pura Agung Besakih, Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem,bertepatan Purnamaning Kasa dan Banyu Pinaruh pada Redite Paing Sinta, Minggu (5/7) pagi, untuk menyambut Tatanan Kehidupan Era Baru yang akan diberlakukan mulai 9 Juli 2020. Gubernur Bali Wayan Koster sebut nantinya ada tiga tahapan untuk Tatanan Kehidupan Era Baru, di mana sektor pariwisata baru akan dibuka penuh pada tahap terakhir 11 September 2020.

Upacara Pemahayu Jagat di Pura Besakih, Minggu kemarin, antara lain, dihadiri Gubernur Wayan Koster, Wagub Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, Bendesa Agung Desa Adat Provinsi Bali Ida Panglingsir Putra Sukahet, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Suyasa, dan Forum Kerukunan Umat Beragama. Upacara Pemahayu Jagat dipuput Ida Sri Bhagawan Nata Nawangsa, sulinggih dari Geriya Belantungan, Pupuan, Tabanan.

Usai prosesi upacara dan persembahan bersama, dilanjutkan dengan prosesi nuwek bagia (menombak sarana upacara) untuk memohon merta (anugrah) dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Ritual nuwek bagia diawali oleh Gubernur Koster, disusul Wagub Cok Ace, dan Wakapolda Brigjen Wayan Sunartha.

Setelah berakhirnya proses upacara Pemahayu Jagat, rombongan Gubernur bergeser ke Wantilan Pura Besakih yang berada di sisi barat daya kompleks pura terbesar di Bali ini. Dalam pertemuan di Wantilan Pura Besakih tersebut, Gubernur Koster memaparkan persoalan pandemi Covid-19 hingga pelaksanaan Tatanan Kehidupan Era Baru.

Gubernur Koster menyampaikan pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu jenis gering (wabah) yang cakupan penularannya mendunia, dengan tingkat infeksi yang tinggi, sehingga disebut gering agung. Disebutkan, pada tahun 1521 Saka atau 1599 Masehi, juga pernah terjadi gering agung penyakit lepra.

Menurut Koster, wabah sebagai penanda adanya ketidakharmonisan alam beserta isinya pada tingkatan berbahaya akibat ulah manusia, yang tidak melaksanakan tata kehidupan berdasar nilai-nilai kearifan lokal. Karenanya, pandemi Covid-19 ini mengembalikan alam kepada titik nol dan mengharuskan manusia memulai tatanan baru.

“Kita hidup harus menyatu dengan alam, yaitu manusia adalah alam itu sendiri, manusia harus seirama dengan alam, hidup yang menghidupi, urip yang menguripi. Hidup harus menghormati alam, alam ibarat orangtua, oleh karena itu hidup harus mengasihi alam,” tandas Koster.

Koster mengatakan, pandemi Covid-19 mesti dimaknai secara positif sebagai proses alam, dari situasi negatif-berbahaya untuk mencapai kondisi di titik nol, sebagai pondasi menuju suatu keseimbangan baru yang akan menjadi tatanan kehidupan baru secara holistik dalam era baru. Pandemi Covid-19 di Bali telah menimbulkan dampak luas dalam berbagai bidang kehidupan kesehatan, sosial, dan ekonomi termasuk pariwisata, sejak 4 bulan lalu. Selama pandemi berlangsung, seluruh masyarakat tidak dapat melaksanakan aktivitas secara normal: bekerja dari rumah, belajar dari rumah, berdoa di rumah, tidak boleh berkerumun, dan berbagai pembatasan aktivitas lainnya di luar rumah.

"Untuk menangani pandemi Covid-19, sesuai arahan dan kebijakan pemerintah pusat, Pemprov Bali bersama Pemkab/Pemkot se-Bali, majelis desa adat, majelis keagamaan, desa adat, desa/kelurahan, dan seluruh komponen masyarakat telah solid bergerak dengan bergotong-royong, yang dilaksanakan secara niskala dan sakala, sehingga mencapai hasil yang baik. Ditandai dengan terkendalinya muncul kasus positif baru, tingkat kesembuhan yang tinggi, dan jumlah yang meninggal relatif kecil," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster mengingatkan krama Bali harus terus berupaya dengan sebaik-baiknya menangani Covid-19. "Dalam waktu bersamaan, kita mesti mulai melakukan aktivitas demi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Aktivitas ini harus dilakukan secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru untuk masyarakat produktif dan aman Covid-19,” katanya.

Menurut Koster, keberlangsungan tatanan baru kehidupan masyarakat di Bali nantinya akan dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama, melaksanakan aktivitas secara terbatas dan selektif hanya untuk lingkup lokal masyarakat Bali, mulai 9 Juli 2020 yang bertepatan dengan dewasa ayu (hari baik) pada Wraspati Umanis Sinta, Kamis (9/7).

Untuk tahap prtama ini, sesuai arahan Gugus Tugas Nasional Percepa-tan Penanganan Covid-19, pelaksanaan Tatanan Kehidupan Era Baru yang diizinkan terbatas hanya pada sektor: kesehatan, kantor pemerintahan, adat dan agama, keuangan, perindustrian, perdagangan, logistik, transportasi, Koperasi, UMKM, pasar tradisional, pasar modern, restoran, warung, pertanian, perkebunan, kelautan/perikanan, peternakan, jasa, dan konstruksi. Sedangkan untuk sektor pendidikan dan sektor pariwisata, belum diberlakukan. "Untuk sektor pendidikan, menunggu kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Koster.

Tahap kedua, melaksanakan aktivitas secara lebih luas, termasuk sektor pariwisata, namun hanya terbatas untuk wisatawan nusantara. Tahap kedua Tatanan Kehidupan Era Baru akan dimulai 31 Juli 2020 pada Sukra Pon Kulantir, Jumat (31/7) mendatang.

Tahap ketiga, melaksanakan aktivitas secara lebih luas sektor pariwisata, termasuk untuk wisatawan mancanegara, mulai 11 September 2020 bertepatan dengan rahina Sugihan Bali pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (11/9) atau lima hari sebelum Galungan. Tahap ketiga dengan dibukanya wisatawan manca negara ini tepat bulan pitung dina (42 hari) pasca dimulainya tahap kedua 31 Juli 2020.

Koster mengatakan, tiga tahapan tersebut merupakan suatu ancang-an-cang yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar, baik, dan sukses atas izin, restu, tuntunan, serta perlindungan Ida Batara Batari Sasuhunan, leluhur, lelangit, dan guru-guru suci. “Untuk itu kita berserah diri sepenuhnya dan setulusnya, seraya memohon kepada beliau agar berkenan memberikan anugerah yang terbaik bagi kita semua,” tegas mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode ini.

Menurut Koster, upacara Pemahayu Jagat di Pura Besakih kemarin merupakan aled rasa bakti dan suksmaning manah (ucapan terima kasih) atas anugerah Tuhan, sehingga penanganan Covid-19 di Bali berjalan dengan baik. “Melalui upacara yadnya Pemahayu Jagat ini, kita memohon izin, restu, tuntunan, serta pelindungan Ida Batara Batari Sasuhunan sami agar Beliau berkenan memberikan anugerah yang terba-ik, sehingga tiga tahapan itu dapat berjalan lancar dan sukses, dengan penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali,” katanya.

Agar semua tahapan tersebut berjalan sesuai harapan dan restu Ida Batara Sesuhunan, secara sakala Pemprov Bali telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, yang mengatur ketentuan dalam berbagai sektor kehidupan. SE 3355/2020 ini sudah ditandatangani Gubernur Koster, Minggu pagi sebelum berangkat ke Pura Besakih.

“Saya memohon kepada seluruh krama Bali agar melaksanakan aktivitas dalam tiga tahapan tersebut dengan menerapkan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru secara tertib, disiplin, dan dengan rasa penuh tanggung jawab, seperti selalu memakai masker, menjaga jarak fisik, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan di air mengalir, dan terapkan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS), serta menjaga daya tahan tubuh,” pinta Koster.

Koster juga memohon kepada krama Bali agar dalam beraktivitas, selalu mematuhi imbauan, arahan, dan kebijakan pemerintah pusat, TNI/Polri, Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot se-Bali, Majelis Desa Adat, dan majelis keagamaan, sehingga bisa produktif dan aman Covid-19. “Saya perlu menegaskan bahwa harapan ini bisa terwujud hanya berkat restu Beliau secara niskala dan secara sakala harus ada kesamaan rasa, kesadaran kolektif, kebersamaan gerak, dan soliditas seluruh komponen mas-yarakat Bali.”

Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster juga mengucapkan terima kasih kepada tenaga medis, TNI/Polri, kejaksaan, para Bupati/Walikota, Majelis Desa Adat, majelis keagamaan, Satgas Gotong Royong Desa Adat, Relawan Desa/Kelurahan, media Pers, dan seluruh komponen masyarakat yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi, tanpa lelah dalam penanganan Covid-19. "Pak Pangdam yang baru sepekan bertu-gas di Bali, sudah kita ajak menangani pandemi Covid-19 ini. Pak Wakapolda juga. Marilah Kita terus bergerak dengan penuh soliditas, kebersamaan, serta semangat gotong-royong demi gumi Bali yang kita cintai bersama,” tandas Koster, yang kemarin hadir di Pura Besakih didampingi sang istri, Ni Putu Putri Suastini. *nat

Komentar