nusabali

Tio Bahari Dicoret dari Tim Tinju Bali

  • www.nusabali.com-tio-bahari-dicoret-dari-tim-tinju-bali

Dianggap indisipliner dan dicoret dari Tim PON, petinju andalan Bali Tio Bahari buka-bukaan masalah yang dihadapinya.

Kecewa, Cedera Tak Mendapat Perhatian

DENPASAR, NusaBali
Tio Villo Bahari akhirnya tak menjadi bagian dari kontingen Bali pada PON XIX/2016 di Jawa Barat pada September mendatang.  Padahal potensi medali emas ada pada petinju yang berada di kelas menengah 75 kg ini.  “Pelatih (cabor tinju) saja sudah angkat tangan, bagaimana KONI bisa (menerima).  Kami sepakat mencoretnya karena keputusan ini juga usulan dari Pertina, “ tegas Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Jumat (22/7).

Suwandi menegaskan bahwa Tio Villo Bahari sudah bukan atlet tinju PON Bali lagi. "Sikap tegas ini sudah benar-benar eksekusi. Tidak sekadar wacana lagi. Itu keputusan dan tidak ragu-ragu karena sudan melalui berbagai pertimbangan, terutama disiplin latihan selama ini,” sebut Suwandi.

Tingkat disiplin Tio memang disayangkan sejumlah pihak lantaran tidak pernah mengikuti tes fisik yang digelar KONI Bali. Bahkan putra mendiang pelatih legendaris Daniel Bahari ini disebut ogah-ogahan latihan. "Keputusan tim pelatih dan KONI Bali saya  terima dengan ikhlas. Tapi harap diketahui jika saya tidak aktif latihan maupun tes fisik, karena kondisi saya memang cedera," jelas Tio, Jumat (22/7).

Tio menuturkan, sebelum menggeluti dunia tinju dia memang sempat patah tulang waktu masih SMA. Namun begitu sembuh, dia langsung berkecimpung di dunia tinju. Hingga pada akhirnya berhasil meraih medali emas di Porprov Buleleng 2015.  "Cedera saya ini mulai terasa sejak berakhirnya Porprov  2015 di Buleleng. Tapi, saya kira hanya sakit sebentar, namun malah terus berlanjut," tutur Tio.

Namun hanya berselang beberapa bulan setelah Porprov, dia kembali turun di babak kualifikasi PON Jabar di NTT. Waktu itu dia mendapat perlawanan agak kotor dari musuhnya. Sehingga rasa sakit yang dia rasakan di bahu dan siku kiri semakin terasa. "Waktu itu saya sudah kondisi cedera, namun bisa merebut tiket PON dan mengalahkan lawan," beber Tio.

Bahkan, bulan Desember 2015 kembali meraih medali emas dalam Sarung Tinju Emas (STE) di Bogor setelah mengalahkan Marvin Batuwael (Jawa Barat).  Cedera kembali kambuh. Akhirnya, dia memutuskan untuk konsultasi kepada dokter ahli dr Win di RSUP  Sanglah Denpasar. Hasilnya, Tio dinyatakan dalam kondisi cedera parah dan harus operasi.

Namun, karena sudah menyandang status sebagai atlet PON Bali, dia berkonsultasi dengan  KONI Bali. Dokter Ngurah KONI Bali, kata Tio,  menyatakan tidak perlu melakukan MRA dan operasi,  karena akupunktur sudah cukup. "Saya kecewa waktu itu. Padahal saya ingin treatment. Untuk bisa benar-benar pulih kembali. Dan, tangan bagi saya adalah aset, namun malah direspons seperti itu," keluhnya.

Bahkan, kondisi  itu langsung disampaikan kepada pelatih Adi Swandana. Ditanyakan ke pelatih apakah akan ditanggung biaya operasi, Adi Swandana mengatakan jika cedera  terjadi sebelum PON sulit untuk mendapatkan bantuan biaya. “Akhirnya saya menghadap KONI Bali bersama kakak saya Pino Bahari. Sempat dijanjikan akan dibantu sebisa mungkin, namun tidak ada realisasi. Kami butuh operasi, namun tidak direspons positif. Saya kecewa. Sebab, di STE Bogor saja meraih medali emas namun tidak diperhatikan. Jadi, ucapan terima kasih saja tidak ada. Apalagi bonus," keluhnya, sembari menyebut STE Bogor itu termasuk ajang try out petinju PON Bali.

Dengan kondisi yang masih muda umur 24 tahun, dia berharap ada sponsor untuk operasi. Karena dia bertekad untuk naik ring tinju kembali. "Jika Bali sudah tidak memerlukan saya, daerah kontingen lain masih ada yang membutuhkan kok, dan dunia tinju masih terbuka. Termasuk jika ingin turun di PON 2020 di Papua. Tapi belum tentu membela Bali. Karena saya ikhlas dicoret dari tim tinju PON Bali, dengan kondisi seperti sekarang ini," terang Tio Villo Bahari. *dek

Komentar