Ketut Wisna Jadi 'Guru' Perguruan Daerah Kodrat
Kodrat Bali ditetapkan sebagai perguruan daerah, yang merupakan perpanjangan tangan perguruan pusat dan satu-satunya di Indonesia.
DENPASAR, NusaBali
Bahkan secara personal I Ketut Wisna juga langsung didaulat menjadi 'guru' oleh Sang Guru H. Achmad Drajat, karena dedikasinya dalam pengembangan tarung derajat di Bali.
Ketut Wisna sendiri pemegang gelar Djat IV, yang sangat jarang dicapai pelaku dunia beladiri asli Indonesia itu. Bahkan hanya ada beberapa di Indonesia. Di Bali sendiri saat ini, Djat IV hanya ada 1 yakni I Ketut Wisna. Lalu Djat 2 ada tiga orang.
Untuk mendapatkan predikat Djat, harus mengabdi selama puluhan tahun. Bukan berdasarkan ujian semata. Djat sendiri tingkatan tertinggi setelah petarung melewati tingkatan Kurata VII.
Menurut Ketua Dewan Pelatih Kodrat Bali, I Ketut Wisna, Jumat (20/9), mengakui dia sendiri bukan apa-apa kalau tidak dibantu rekan-rekannya. Prestasi yang diraih juga berkat dukungan Ketua Pengprov Kodrat Bali, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, dan Sekum AA Tri Candra Arka.
Menurut Wisna, perguruan pusat menetapkan Bali sebagai perguruan daerah itu karena berbagai alas an. Salah satunya pengembangan tarung derajat yang sangat luar biasa. Bukan hanya kuantitas, tapi dari segi prestasi juga.
“Pengembangan itu dengan jalan rutin menggelar kejuaraan yang melibatkan pelajar, mahasiswa, ujian kenaikan tingkat dengan kuantitas yang banyak, serta rutin mengikuti even-even nasional,”kata Ketut Wisna.
Sedangkan khusus untuk ujian kenaikan tingkat itu, kata Ketut Wisna, bisa di lasksanakan di Bali, tanpa harus ke pusat. Namun laporannya tetap diserahkan ke perguruan pusat. Juga, syaratnya harus punya satlat dan dedikasi maupun loyalitas terhadap perguruan. *dek
Ketut Wisna sendiri pemegang gelar Djat IV, yang sangat jarang dicapai pelaku dunia beladiri asli Indonesia itu. Bahkan hanya ada beberapa di Indonesia. Di Bali sendiri saat ini, Djat IV hanya ada 1 yakni I Ketut Wisna. Lalu Djat 2 ada tiga orang.
Untuk mendapatkan predikat Djat, harus mengabdi selama puluhan tahun. Bukan berdasarkan ujian semata. Djat sendiri tingkatan tertinggi setelah petarung melewati tingkatan Kurata VII.
Menurut Ketua Dewan Pelatih Kodrat Bali, I Ketut Wisna, Jumat (20/9), mengakui dia sendiri bukan apa-apa kalau tidak dibantu rekan-rekannya. Prestasi yang diraih juga berkat dukungan Ketua Pengprov Kodrat Bali, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, dan Sekum AA Tri Candra Arka.
Menurut Wisna, perguruan pusat menetapkan Bali sebagai perguruan daerah itu karena berbagai alas an. Salah satunya pengembangan tarung derajat yang sangat luar biasa. Bukan hanya kuantitas, tapi dari segi prestasi juga.
“Pengembangan itu dengan jalan rutin menggelar kejuaraan yang melibatkan pelajar, mahasiswa, ujian kenaikan tingkat dengan kuantitas yang banyak, serta rutin mengikuti even-even nasional,”kata Ketut Wisna.
Sedangkan khusus untuk ujian kenaikan tingkat itu, kata Ketut Wisna, bisa di lasksanakan di Bali, tanpa harus ke pusat. Namun laporannya tetap diserahkan ke perguruan pusat. Juga, syaratnya harus punya satlat dan dedikasi maupun loyalitas terhadap perguruan. *dek
Komentar