nusabali

Dua Kali Bali Digoyang Gempa

Tidak Terdampak Kerusakan

  • www.nusabali.com-dua-kali-bali-digoyang-gempa

Dua gempa bumi ini terjadi di dasar laut dengan selisih waktu 25 menit. Kedua gempa itu sangat dirasakan di seluruh Bali

MANGUPURA, NusaBali

Bali kembali digoyang gempa bumi jenis tektonik pada Kamis (19/9) sore. Gempa bumi yang terjadi dua kali itu membuat warga terkejut dan berhamburan menyelamatkan diri.  Dari pendataan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) serta BPBD Kabupaten Badung, gempa yang terjadi di laut Jawa itu tidak menimbulkan kerusakan di Pulau Dewata.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BBMKG Wilayah III Denpasar, Imam Fatchurochman menerangkan, dua gempa bumi dirasakan di Bali pada Kamis sekitar pukul 15.06 Wita dan 16.31 Wita. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw= 6,1 dan Mw= 6,0 dengan episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 6,1 LS dan 111,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada kedalaman 620 km. Sementara episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,24 LS dan 111,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada kedalaman 623 km. "Dua gempa bumi ini terjadi di dasar laut dengan selisih waktu 25 menit. Kedua gempa itu sangat dirasakan di seluruh Bali," bebernya, Kamis (19/9) sore.

Menurut Fatchurochman, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dalam akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). Dari pemodelan pihaknya, bahwa hingga Kamis sore belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). "Untuk wilayah Bali, memang guncangannya cukup dirasakan seperti truk lewat. Membuat sejumlah benda bergoyang. Namun, kedua gempa itu tidak berpotensi tsunami. Untuk itu, masyarakat Bali tidak perlu khawatir dan selalu mengacu pada informasi yang dikeluarkan BBMKG," urainya.

Terkait kerusakan di wilayah Bali, Fatchurochman mengakui sejauh ini belum mendapat laporan resmi dari pihak terkait. Namun, dia meyakini untuk Bali hanya sebatas getaran saja.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Badung, dr Ni Nyoman Ermy Setiari. Dia mengaku belum ada laporan terkait kerusakan yang disebabkan gempa itu. Pihaknya masih mengumpulkan sejumlah informasi di lapangan untuk mendata. "Kalau dampak kerusakannya belum ada laporan. Sejauh ini, di Badung memang belum ada laporan masuk di kita. Sehingga, kita meyakini tidak ada kerusakan," ujarnya. 7 dar

Hakim PN Denpasar Lari ke Luar Sidang

Dua kali getaran gempa mengguncang Denpasar, Kamis (19/9) sore, membuat para pengunjung, hakim, dan jaksa panik. Mereka pun bergegas meninggalkan ruangan sidang.

Seperti dilansir detikcom, gempa cukup keras dirasakan warga sekitar pukul 15.00 Wita dan 15.30 Wita di PN Denpasar, Jalan PB Sudirman, Denpasar.  Tepatnya di ruang sidang Tirta, yang sedang menyidangkan warga negara Rusia, Naira Khumaryan, 37, yang terlibat kasus perampokan money changer di Benoa.

Terdengar teriakan 'gempa' dari luar ruangan sidang. Baik pengunjung maupun hakim pun langsung berdiri dari kursi. Saat getaran kembali terasa kencang, ketua majelis hakim Ida Ayu Nyoman Adnyana Dewi langsung keluar dari ruangan sidang. Begitu pula dua hakim lainnya, Made Pasek dan Parta Bhargawa.

Jaksa dan terdakwa sempat ragu-ragu untuk meninggalkan ruangan sidang. Sedangkan kehebohan juga terjadi lagi di luar ruangan sidang. Para pengunjung berkumpul di area terbuka dan polisi juga bersiaga di ruang tahanan di PN Denpasar.

Setelah merasa tenang, hakim pun melanjutkan sidang. Beberapa pengunjung sidang yang masih panik memilih berada di luar ruangan. *

Komentar