nusabali

Ditera Ulang, Pompa Premium SPBU Melaya Kembali Dioperasikan

  • www.nusabali.com-ditera-ulang-pompa-premium-spbu-melaya-kembali-dioperasikan

Mesin pompa premium di SPBU 54.822.11, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, yang sempat ditutup pihak Dinas Koperindag Jembrana karena terungkap menunjukkan kekurangan takaran hingga melebihi ambang batas kesalahan yang diizinkan (BKD), Jumat (26/7) lalu, akhirnya kembali dioperasikan pada Kamis (1/8).

NEGARA, NusaBali

Pengoperasian kembali mesin pompa premium itu dilaukan setelah petugas dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Metrologi Legal Buleleng melakukan tera ulang atau kalibrasi mesin pompa tersebut.  

Kepala UPTD Metrologi Legal Buleleng Komang Ayu Ratnawati, mengatakan dari pengecekan yang dilakukan jajarannya dengan menggunakan bejana ukur isian 20 liter, memang ditemukan kekurangan takaran yang melewati batas toleransi pada mesin pompa premium tersebut. Sebenarnya, batas toleransi kelebihan maupun kekurangan takaran di SPBU yang memang bukan ‘SPBU Pasti Pas’, adalah 100 mililiter per 20 liter. Sedangkan dari pengecekan tadi, sempat ditemukan minus 130 mililiter. “Memang sempat melebihi batas. Tetapi tidak sampai literan. Tadi sudah dikalibrasi, menjadi minus 40 mililiter,” ujarnya.

Mengenai kekurangan takaran hingga melampaui batas toleransi pada mesin pompa tersebut, kata Ayu, bisa terjadi karena tingginya mobilitas mesin pompa. Bukan karena dicurangi. Pasalnya, segel tera yang memang hanya bisa dibuka pihak Metrologi Legal, diketahui masih utuh.

“Penyusutan bisa terjadi karena beberapa faktor.  Misalnya, karena tangki kosong, sehingga banyak angin yang masuk, atau gigi-gigi mesin aus. Tidak ada indikasi permainan untuk takaran mesin,” ucapnya.

Tera ulang pada mesin pompa BBM, rutin dilakukan pihak Metrologi Legal Buleleng setiap tahun. Termasuk di SPBU Melaya ini yang terakhir ditera ulang pada April lalu dengan takaran minus 60 mililiter. Meski tera ulang rutin setiap tahun, sebenarnya dari pihak SPBU juga harus rutin melakukan pengecekan takaran mesin pompa dengan bejana ukur yang dimiliki setiap SPBU, dan segera melapor ketika diketahui menunjukkan takaran plus maupun minus yang melebihi batas toleransi. “Kami sarankan dari internal SPBU rutin mengecek. Kalau ada masalah takaran, segera koordinasikan, dan kami pasti akan segera turun,” ujar Ayu.

Sementara pihak admin SPBU Melaya, Suwanto, mengakui jika selama ini  jarang melakukan pengecekan takaran untuk mesin pengisian BBM di SPBU setempat, kendati sudah memiliki bejana ukur. Terkecuali ada pengecekan dari instansi terkait. Namun setelah kejadian viralnya SPBU Melaya yang dinilai telah merugikan konsumen, pihaknya memastikan akan berbenah, dan berusaha memerikan pelayanan terbaik. “Nanti akan rutin kami cek. Kami juga tidak tahu kalau ternyata ada kekurangan takaran melebihi toleransi. Tahunya baru setelah viral dan langsung dicek petugas Dinas Koperindag,” kata Suwanto.

Seperti diberikan sebelumnya, pihak Dinas Koperindag Jembrana melakukan sidak takaran mesin pompa premium di SPBU Melaya, Jumat (26/7), setelah muncul keluhan seorang konsumen. Dari hasil pengecekan, ditemukan kekurangan takaran melebihi batas toleransi, sehingga diminta kepada pihak SPBU setempat untuk menutup sementara mesin pompa premium tersebut. *ode

Komentar