nusabali

Lambertus Pergi Bersama Mobil Kesayangannya

  • www.nusabali.com-lambertus-pergi-bersama-mobil-kesayangannya

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mobil Daihatsu Zebra jatuh ke dalam jurang di kedalaman 25 meter di wilayah Banjar Sema Agung, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin (19/2) menyisakan duka mendalam.

Korban Pick Up Terjun ke Jurang di Banjarangkan, Klungkung


DENPASAR, NusaBali
Tidak terkecuali bagi keluarga salah satu korban, Lambertus Lame Tobin, 51, yang setia menunggui jenazah di RSUP Sanglah Denpasar. Lambertus telah pergi untuk selama-lamanya bersama mobil kesayangan. Menurut salah seorang keluarga korban, Rafael, 48, tidak ada firasat akan kepergian salah satu keluarganya itu. Hanya saja, jauh sebelum peristiwa maut tersebut, istri korban sempat bicara soal kondisi mobil yang dikendarainya itu yang sudah semakin tua. Rencananya dia akan ganti mobil.

“Lambertus baru saja lunas beli rumah di Tabanan. Rencananya baru akan memikirkan soal mobil. Tapi, belum hal itu (ganti mobil, red) terealisasi, mobil itu telah pergi bersama tuannya,” cerita Rafael ditemui di Forensik RSUP Sanglah Denpasar, Selasa kemarin.

Setahu Rafael, Lambertus terakhir keluar membawa mobil, Senin (19/2) sore sekitar pukul 18.00 WITA, untuk mengangkut material sisa hasil bongkar bangunan ke Klungkung. Kala itu, dia pergi bersama dua orang tukang bongkar bangunan tersebut. Namun, tiba di lokasi kejadian, kata Rafael, mobil tersebut tiba-tiba mati di tanjakan. Situasi pada malam itu pun tidak bisa dikendalikan, hingga menyebabkan mobil berikut tiga orang di dalamnya masuk jurang.

“Menurut pengakuan warga yang rumahnya di sekitar sana, seperti ada dengar bunyi keras, dikira jembatannya roboh. Setelah itu ada orang sembahyang di palinggih yang ada di dekat kejadian. Setelah melihat ke bawah jembatan, ditemukan ada mobil, dan langsung minta pertolongan untuk evakuasi,” tuturnya.

Dikatakan, korban Lambertus berhasil dievakuasi pertama kali, dan langsung dirujuk ke kamar jenazah RSUP Sanglah Denpasar. Berdasarkan data dari Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, jenazah diterima Selasa dinihari pukul 03.25 Wita dan langsung dilakukan pemeriksaan luar. “Terdapat luka terbuka pada puncak kepala, lecet dan memar pada perut dan anggota gerak atas serta bawah,” ungkap Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, melalui pesan Whatsapp.

Hingga malam kemarin, jenazah Lambertus masih disemayamkan di rumah duka RSUP Sanglah. Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke kampung halamannya ke Larantuka, Flores, NTT, hari ini untuk dimakamkan. Kepergian Lambertus yang meninggalkan satu istri dan dua putra-putrinya yang tengah mengenyam pendidikan SMP dan SMA, terasa begitu tiba-tiba. Kepergiannya menyisakan kesedihan yang mendalam. Sebab korban dikenal sebagai pribadi yang sangat baik, penyayang dan tidak pernah segan untuk menolong siapapun. “Orangnya baik dan murah senyum. Memang suka menolong orang, termasuk saya. Banyak orang yang ditolong sama dia. Sebagian besar kenal dia,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Lambertus juga dikenal sosok pekerja keras dan gigih dalam bekerja. Korban sehari-harinya melakoni berbagai macam pekerjaan, mulai sebagai Satuan Pengamanan (Satpam) di Pertokoan Udayana Jalan PB Sudirman, sekaligus menjadi juru parkir di sana. Tidak hanya itu, sehari-hari Lambertus juga berjualan bensin eceran di tempatnya bekerja. “Dia banyak ambil kerjaan. Orangnya memang tidak kenal lelah. Dia kerja di Pertokoan Udayana sebagai satpam, jadi tukang parkir, jual bensin juga. Dari bekerja itu, dia mampu mendirikan dua rumah, satu di Flores, dan satu di Tabanan,” tuturnya.

Tidak sampai disitu saja, bermodalkan mobil pick up tua kesayangannya, Lambertus juga membuka jasa persewaan mobil dengan dia sendiri sebagai sopirnya. Setiap harinya, ada saja orderan yang masuk. Namun diakui, beberapa terakhir jelang peristiwa maut itu, Lambertus sama sekali tidak menerima orderan dari persewaan mobil pickupnya. Pada hari-hari itulah, Lambertus mengatakan ingin mengganti mobil pickupnya. Namun meski sempat terpikirkan untuk mengganti mobil pickup tuanya, Lambertus merasa berat hati untuk mengantinya. Pasalnya, mobil pickup itulah yang menjadi saksi perjalanan hidup Lambertus. Karena berkat mobil itu dia bisa membeli dua rumah. *ind

Komentar