nusabali

Sempat Patah, Ogoh-Ogoh ST Dharma Bakti Bangkit Raih Juara di Desa Panjer

  • www.nusabali.com-sempat-patah-ogoh-ogoh-st-dharma-bakti-bangkit-raih-juara-di-desa-panjer

DENPASAR, NusaBali.com - Tragedi ogoh-ogoh patah saat penilaian di tingkat Kecamatan Denpasar Selatan, tak membuat para yowana dari ST Dharma Bakti patah semangat. Perjuangan dibuktikan dalam lomba se-Desa Panjer dengan merebut juara III.

I Komang Rio Karsandi (Mang Rio), Ketua ST Dharma Bakti, Banjar Celuk, Panjer, Denpasar Selatan, menceritakan pengalaman pembuatan ogoh-ogoh tahun ini.

"Perasaan saya selama proses pembuatan ogoh-ogoh ini sangat sedih, namun semangat kami tidak patah," kata Mang Rio.

Peristiwa ogoh-ogoh patah saat penilaian tingkat kecamatan dijadikan pelajaran berharga bagi mereka.

"Ini merupakan pengalaman luar biasa bagi kami. Awalnya kami tidak memperhatikan besar badan dan kaki ogoh-ogoh. Kami tidak memperhitungkan kekuatan besi dan rangkanya," kata Mang Rio.

Ogoh-ogoh ST Dharma Bakti memiliki tinggi 5 meter dengan karakter Dewa Yama, Atma wanita, dan anjing berkepala tiga. Biaya pembuatannya mencapai Rp 25 juta.

Bangkit Kembali

Meskipun sempat mengalami kegagalan, ST Dharma Bakti tidak patah semangat. Mereka bangkit kembali untuk mengikuti lomba ogoh-ogoh tingkat Desa Panjer.

"Kami ubah rangka dan kaki ogoh-ogoh agar seimbang. Bagian terumit adalah di konstruksinya," kata Mang Rio.

Tema ogoh-ogoh ST Dharma Bakti tahun ini adalah ‘Dewa Yama Mengadili Atma Wanita yang Dikorbankan.’ Tema ini terinspirasi dari fenomena kekerasan terhadap wanita, pembunuhan, bunuh diri, dan bencana alam yang terjadi di tahun 2023-2024.

Ogoh-ogoh ini menceritakan tentang sosok Atma yang dihukum Dewa Yama dengan diseret oleh anjingnya.

Pada tahun 2020, ST Dharma Bakti pernah masuk 8 besar ogoh-ogoh tingkat Kecamatan Denpasar Selatan. Namun, mereka tidak bisa mengarak ogoh-ogoh karena pandemi Covid-19.

Tahun ini, ST Dharma Bakti berhasil meraih juara III di tingkat Desa Panjer. Sementara juara I diraih ST Asta Desa Eka Cita (Banjar Tegal Sari Panjer) dan juara II ST Dwi Tunggal (Banjar Antap Panjer).

"Semoga ke depannya kami bisa terus berkarya dan memberikan yang terbaik untuk desa kami," kata Mang Rio.

Kisah ST Dharma Bakti menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir. Dengan semangat dan pantang menyerah, mereka mampu bangkit dan meraih prestasi.

Ogoh-ogoh mereka tidak hanya indah dan kreatif, tetapi juga mengandung pesan moral yang penting untuk dihayati. *m03

Komentar