nusabali

RIMAJI Gali Potensi Musik Para Pelajar

  • www.nusabali.com-rimaji-gali-potensi-musik-para-pelajar

Rimaji berusaha mewujudkan imajinasi alias mimpi-mimpi para remaja yang memiliki minat dan bakat di bidang musik.

SINGARAJA, NusaBali 
RTH Taman Yowana Asri, Kota Singaraja, Buleleng terasa berbeda pada Sabtu (27/4) malam. Beberapa grup musik maupun solo, menampilkan kemampuan mereka di hadapan pengunjung taman yang kebetulan sedang menghabiskan waktu malam minggu. 

Mereka merupakan musisi-musisi remaja yang datang mewakili sekolah mereka masing-masing. Kesempatan untuk tampil di depan publik tidak dilepaskan oleh mereka. 

Selama ini mereka memang kerap kesulitan untuk mendapatkan jam terbang manggung di depan penonton. 

Hal itu menjadi perhatian komunitas seni berbasis di Kota Singaraja, Buleleng, bernama REIM. Jarang terdengar, hampir satu dekade lalu komunitas ini mulai bergerak memberi kesempatan para musisi muda, kebanyakan usia pelajar, untuk mendapatkan pengalaman langsung menerima aplaus dari para penonton.

Komunitas Seni REIM mengundang musisi pelajar berbasis di sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA/SMK, untuk unjuk kebolehan di depan publik. 

Program tersebut diberi nama RIMAJI. Seperti terselip dalam namanya, Rimaji berusaha mewujudkan imajinasi alias mimpi-mimpi para remaja yang memiliki minat dan bakat di bidang musik. 

“Kami mewadahi mimpi-mimpi musisi muda yang nggak pernah tampil di panggung atau nggak tampil reguler di kafe-kafe atau tempat-tempat hiburan yang menyelenggarakan live music,” kata Putu Yudi Darmawan, selaku panitia acara. 

Meski sudah cukup lama menginisiasi program ini, acara malam itu ternyata baru pertama kali kembali digelar Komunitas Reim pasca pandemi Covid-19 lalu. Sebelum pandemi, ungkap Yudi, acara digelar saban akhir bulan. Para musisi remaja biasanya diajak merasakan atmosfer manggung di kafe-kafe seputaran Kota Singaraja. 

Yudi melanjutkan, setiap tahun, setelah menyelenggarakan acara tiap bulan, mereka kemudian memberi panggung yang lebih besar lagi kepada mereka-mereka yang telah tampil.  “Mereka bisa merasakan bahwa bermain musik itu tidak bisa dibatasi,” ucap Yudi. 

Yudi yang malam itu tampil sebagai MC (master of ceremony) mengatakan, para musisi pelajar yang tampil tidak ditarik biaya sama sekali. Komunitasnya selama ini mengandalkan donasi masyarakat, termasuk para 'alumni' Rimaji yang telah menjadi musisi profesional manggung di kafe-kafe. 

“Ujungnya ketika ada teman-teman tampil ada yang melihat bisa dipakai di kafe atau ada event bisa diundang,” kata Yudi.  

Yudi hanya berharap, industri musik di Bali utara terap menggeliat walaupun tidak semeriah di Bali selatan. Apalagi Rimaji ternyata tidak hanya memberi kesempatan pada musisi muda melakukan aktivitas positif, namun juga bidang-bidang terkait di sekitarnya seperti foto dan videografi, hingga penggiat media sosial. 7 a

Komentar