nusabali

Pengelola Pariwisata BUGG Launching Geo Water

Dilakukan dalam Peringatan Hari Bumi Sedunia di Tepi Danau Batur

  • www.nusabali.com-pengelola-pariwisata-bugg-launching-geo-water

BANGLI, NusaBali
Pilot project pengolahan air Danau Batur untuk dijadikan air kemasan buat konsumsi telah dilaunching oleh Badan Pengelola Pariwisata Batur UNESCO Global Geopark (BUGG) di Kintamani, Bangli, Kamis (22/4) siang.

Peresmian proyek pengolahan air danai dengan teknologi Photovoltaic Reverse Osmosis yang hasilkan air kemasan bertajuk ‘Kintamani Geo Water’ tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Sedunia, 22 April 2021, di Baruna Cottage, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani.


Acara launching program Kintamani Geo Water dilakukan Direktur Badan Pengelola Pariwisata BUGG, I Gede Wiwin Suyasa, dengan disaksikan para tokoh dari desa-desa sekitar Danau Batur yang jadi penyangga BUGG. Termasuk di antaranya I Komang Carles, tokoh dari Desa Adat Batur yang kini Wakil Ketua DPRD Bangli dari Fraksi Demokrat, serta I Gede Tindih tokoh dari Desa Adat Songan yang kini anggota Komisi II (membidangi pariwisata) DPRD Bangli dari Gerindra.

Selain mereka, pihak Sun Energy Jakarta yang digandeng Badan Pengelola Pariwisata BUGG dalam pengolahan air Danau Batur menjadi air kemasan untuk konsumsi dengan teknologi Photovolltaic Reverse Osmosis, juga ikut hadir. Baruna Cottage, Desa Buahan yang lokasinya tepat di tepi Danau Batur, dijadikan tempat acara launching, mengingat propses produksi dan peralatan pengolahan air Danau Batur menjadi air kemasan untuk konsumsi memang berada di sana.

Direktur Badan Pengelola Pariwistaa BUGG, Gede Wiwin Suyasa, mengatakan pilot project Photovoltaic Reverse Osmosis yang diresmikan kemarin meliputi pengolahan air Danau Batur untuk pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat. Dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, air Danau Batur mengandung alkalin. “Setelah melalui proses penyaringan, air Danau Batur dapat dikonsumsi,” kata Wiwin Suyasa.

Menurut Wiwin Suyasa, sehari sebelum launching pilot prject Photovoltaic Reverse Osmosis dengan air kemasan Kintamani Geo Water, telah dilakukan sosialisasi yang menghadirikan para perbekel dari 12 desa di sekitar kawasan Danau Batur, Rabu (21/4). Dalam sosialisasi tersebut, para perbekel memberikan restu pengelolaan air Danau Batur menjadi air untuk konsumsi ini. Ke depan, diharapkan kebutuhan air bersih untuk masyarakat sekitar dapat terpenuhi.

Disinggung terkait produksi air kemasan Kintamani Geo Water, menurut Wiwin Suyasa, untuk produksi dalam skala besar harus memenuhi perizinan. Perlu juga payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda). Wiwin menyebutkan, pihaknya sudah sempat berkomunikasi dengan Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta. "Kami berharap mendapat dukungan juga dari DPRD Bangli, sehingga segera bisa ditindaklanjuti," harap Wiwin.

Sementara, bersamaan dengan lauching pilot prject Photovoltaic Reverse Osmosis, Kamis kemarin, juga diresmiukan Komunitas Batur UNESCO Global Geopark Youth Forum. Komunitas ini berisikan para remaja atau pelajar, termasuk dari OSIS SMAN 1 Kintamani. Komunitas inilah yang akan berperan memberikan informasi tentang keistimewaan kawasan kaldera Batur dan Danau Batur. “Anak-anak ini juga akan menjadi penerus menjaga dan melestarikan Danau Batur," tandas Wiwin.

Sementara itu, tokoh masyarakat dari Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani yang juga Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles, mengatakan pihaknya menyambut baik inovasi pengolahan air danau menjadi air untuk konsumsi ini. Carles menyebutkan, Badan Pengelola Pariwisata BUGG Kintamani tidak hanya mengurusi pariwisata saja, tetapi juga membuat inovasi yang bisa membantu masyarakat.

Menurut Carles, projek yang dikembangkan Badan Pengelola Pariwisata BUGG ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat lokal. "Panel surya bisa dikembangkan lagi, masyarakat mengikutinya, sehingga dapat menghemat biaya untuk listrik. Begitu pula untuk pemenuhan air bersih," kata Carles. Ke depan, inovasi pengolahan air Danau Batur menjadi air kemasan untuk konsumsi ini bisa menjadi sumber PAD (pendapatan asli daerah, Red),” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan tokoh asal Desa Adat Songan, Gede Tindih, yang kini anggota Komisi II DPRD Bangli. Gede Tindih berjanji akan membawa projek rintisan ini ke DPRD Bangli, sehingga pemerintah bisa menindaklanjutinya. "Saya bersama Pak Komang Carles akan menyampaikannya dalam rapat di Dewan, sehingga diketahui potensi yang kita punya," ujar Tindih.

Tindih menambahkan, pemerintah bisa mensuport anggaran melalui Badan Pengelola Pariwisata BUGG. Saat ini, kata Tindih, regulasi harus dirampungkan terlebih dulu. Bila sudah memenuhi ketentuan, tentu hasil pengolahan air Danau Batur bisa dikemas dalam skala besar. Tidak hanya untuk warga Kintamani, tetapi juga Bangli secara keseluruhan. "Kita memiliki air berlimpah, namun di satu sisi masyarakat sekarang justru masih kesulitan air bersih. Maka itu, perlu pengelolaan yang tepat," katanya. *esa

Komentar