nusabali

KONI Bali Hapus 'Grade Atlet'

  • www.nusabali.com-koni-bali-hapus-grade-atlet

Kami tidak berlakukan sistem grade lagi. Kami ingin memberikan kesempatan yang sama kepada atlet untuk dalam meraih prestasi. . Demikian pula, tidak adanya  perbedaan dari segi anggaran yang akan diterima.

DENPASAR, NusaBali
KONI Bali tidak lagi memberlakukan sistem grade atau tingkatan bagi atlet peraih tiket PON XX/2021 di Papua, 2-15 Oktober. Pasalnya, KONI ingin memberi kesempatan yang sama pada atlet untuk menunjukkan prestasi. Jadi sebanyak 261 atlet dari 28 cabang olahraga akan menerima hak yang sama saat persiapan PON Papua. Demikian pula, tidak adanya  perbedaan dari segi anggaran yang akan diterima.

"Menuju PON Papua, kami tidak berlakukan sistem grade lagi. Kami ingin memberikan kesempatan yang sama kepada atlet untuk dalam meraih prestasi," ucap Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, Rabu (24/2).

Menurut Suwandi, semua atlet PON termasuk pelatih, menerima dana tali kasih senilai Rp 2,5 juta tiap bulan. Dimulai pada Januari 2021 hingga Oktober mendatang. Apakah tidak ada perbedaan anggaran bagi atlet yang potensial diplot meraih medali, Suwandi memastikan sudah tidak ada lagi sistem seperti itu lagi.

Dulu saat PON Jawa Barat 2016, kata Suwandi, memang menerapkan sistem grade. Bahkan uang pembinaan waktu itu juga berbeda-beda disesuiakan dengan tingkatan grade atlet. Atlet grade satu mendapat anggaran pembinaan paling besar, kemudian atlet grade II, dan grade III mendapatkan anggaran lebih sedikit tiap bulannya.

"Saat ini kami sifatnya menyamaratakan. Sistem pembagian grade tidak berlalu lagi," tandas Suwandi,
Sementara itu pelatih pencak silat PON Bali, I Gusti Made Semarajaya mengakui sebelumnya ada potensi atletnya banyak masuk grade satu. Hal itu berdasarkan catatan prestasi atlet pencak silat pada Pra PON. Namun apakah pencak silat mampu meraih empat medali emas. Apakah ditetapkan atau tidak ini belum diketahui pasti.

"Kami tidak mempermasalahkan jika itu keputusan KONI Bali, dan bagi kami tidak ada masalah. Semuanya dapat kami terima. Karena tugas dari pelatih itu melatih. Menyiapkan atlet agar bisa berprestasi maksimal mungkin. Dan kami yakin itu tidak akan mengurangi semangat dan tekad atlet, dalam memberikan yang terbaik untuk daerahnya. Atlet kami selalu konsisten mengincar posisi puncak," papar Gusti Semarajaya.

Sedangkan KONI Bali juga meminta para atket selalu dalam kondisi top performance pada Oktober mendatang. Meskipun dalam situasi latihan terbatas karena Pandemi Covid-19, namun fisik atlet jangan sampai kendor. Dalam segala keterbatasan harus mampu memanfaatkan apa yang ada dengan semaksimal mungkin. Jadi latihan mandiri di rumah dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Minimal fisiknya jangan sampai kendor. *dek

Komentar