nusabali

PT LIB Bikin Klub Terjepit

  • www.nusabali.com-pt-lib-bikin-klub-terjepit

Skema Pembayaran Hak Komersial

SURABAYA, NusaBali
Manajemen Persebaya Surabaya menilai skema pembayaran hak komersial yang dijanjikan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membuat klub terjepit. Sebab, hal itu mengisyaratkan klub harus menalangi selama empat bulan berturut-turut.

LIB akan membayarkan hak komersial atau subsidi Oktober hingga Januari jika kompetisi bergulir pada Februari 2021. Itu pun nilainya akan dipangkas menjadi Rp 200 juta atau 25 persen dari Rp 800 juta.

"Posisi klub terjepit. Artinya, bulan Oktober, November, Desember, dan Januari, klub akan menalangi dulu, harus tetap membayar hak pemain, pelatih official,” kata Sekretaris Persebaya, Ram Surahman, Minggu (8/11).

Sedangkan manajemen klub, kata Ram Surahman, tidak bisa membuat kebijakan seperti yang dilakukan operator kompetisi kepada klub. Menurutnya, klub saat ini istilahnya mendapat angin surga, akan diberikan (hak komersial) kalau kompetisi jalan.

“Di sisi lain, secara kontrak, kami dengan pemain tidak bisa begitu," tegas Ram. Untuk itu, Persebaya mendesak PSSI dan LIB segera mengeluarkan keputusan lebih lanjut. Namun, keputusan itu harus sudah final dan tidak merugikan klub. Nanti, klub mendasarkan segala sesuatunya dari keputusan PSSI.

"Jangan klub terus dijadikan kayak begini. Kami ini kan kayak sapi perah saja, diajak untuk suatu agenda yang juga tidak pasti," kata pria kelahiran Gresik itu, kepada bola.net.

Lebih jauh Persebaya meminta PSSI dan PT LIB  tidak 'grasah-grusuh' dalam membuat keputusan terkait kelanjutan kompetisi. Sebab, manajemen Persebya tidak mau diberi harapan palsu lagi.

Persebaya bersama klub yang lain dua kali dibuat kecewa federasi dan operator kompetisi. Mereka menjanjikan Liga 1 2020 dilanjutkan kembali, tetapi tidak pernah terealisasi.

"Ini masukan kepada PSSI maupun LIB ketika nanti membuat wacana, rencana dan sebagainya. Pastikan dulu izin ke polisi. Kami sudah dua kali terperosok, masak mau tiga kali terperosok ke lubang yang sama," kata Ram Surahman. *

Komentar