nusabali

Pemborong Spesialis Jalan Medan Sulit di Bali Berpulang

  • www.nusabali.com-pemborong-spesialis-jalan-medan-sulit-di-bali-berpulang

DENPASAR, NusaBali
Kalangan pemborong alias kontraktor proyek jalan di Bali berduka.

Salah satu pemborong senior sekaligus dikenal spesialis pelaksana proyek jalan di medan sulit, Putu Karya Yasa, meninggal dunia pada Saniscara Wage Medangsia, Sabtu (10/10). Legenda pembuat jalan di medan-medan sulit di Bali ini menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Prima Medika yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar.

Putu Karya Yasa dikenal sebagai pemborong jalan di medan-medan yang sulit di Bali. Dia juga pemborong senior yang telah menjadi pemborong jalan semenjak zaman pendudukan Jepang. “Beliau dari dulu memang sudah menjadi pemborong jalanan di medan-medan yang berat. Karena beliau memiliki fasilitas atau alat-alat yang memadai untuk pembukaan jalan baru,” ungkap cucu mendiang, Aditya Wiranatha, saat dihubungi NusaBali pada Senin (12/10).

Sebagai seorang pemborong jalan dengan perusahaan CV Kerang Mutiara, mendiang Putu Karya Yasa telah berhasil membuka beberapa jalan, seperti jalur Pucak Bon (Bangli), Pucak Padang Dawa (Tabanan), Petang (Badung), Bedugul (Tabanan), dan banyak lagi. Bahkan di usia senjanya yang mencapai 94 tahun pun, mendiang masih sempat mengerjakan sebuah proyek yang berlokasi di Tegeh, Tabanan. “Pas sakit beliau masih pergi ke proyek di Tegeh, Tabanan, dan proyek itu masih berlangsung sampai hari ini,” lanjut Aditya.

Berpulangnya Putu Karya Yasa di usianya yang ke-94 tahun disebabkan oleh faktor usia. Menurut Aditya Wiranatha, saat menghembuskan napas terakhirnya, mendiang didampingi oleh keluarga. “Semua anak dan menantu dan cucu berkumpul di hembusan napas terakhirnya. Beliau menunggu semua anaknya berkumpul,” terang pria berusia 29 tahun ini.

Pemborong sepuh kelahiran 14 Juli 1926 ini pun sempat menyampaikan pesan-pesan bagi keluarganya. Pesan-pesan ini antara lain agar selalu hidup rukun bersaudara, dan saling membantu bila saudara kesusahan.

Bagi Aditya Wiranatha, sosok sang kakek merupakan sosok seorang pekerja keras, bertanggung jawab, tegas, senang membantu orang, tidak pernah mengenal lelah, dan tidak pernah mengeluh. “Pelajaran hidup saya dan keluarga dapatkan, kerja keras dan ketekunan akan menemukan hasil yang terbaik,” kata Aditya.

Berpulangnya sosok pekerja keras asal Banjar Baturiti Kelod, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini meninggalkan 13 anak, 32 cucu, dan kurang lebih 15 cicit. Rencananya, mendiang akan dikebumikan di Kuburan Tionghoa Baturiti. “Tanggal 14 Oktober 2020 jam 11 siang, berangkat dari rumah duka Kertha Semadi Cargo menuju kuburan fi Baturiti,” kata Aditya Wiranatha. *cr74

Komentar