nusabali

Mahasiswa Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Asal Medan, Korban Dikenal Pendiam

  • www.nusabali.com-mahasiswa-ditemukan-tewas-di-kamar-kos

MANGUPURA, NusaBali - Seorang mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan,23, ditemukan tewas di kamar kos di Gang Kunci, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu (18/11) pukul 08.30 Wita. Saat ditemukan kondisi mayat korban sangat mengenaskan.

Terkait kematian korban ini diungkapkan oleh kakak korban Monalisa Nababan. Dia memposting pada akun Instagramnya @monalisanaban_. Pada postingannya itu Monalisa meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Dia berharap agar Presiden dan Kapolri mengatensi kasus ini agar terbuka terang benderang. 

Monalisa mengungkapkan kondisi jenazah korban pada saat ditemukan. Dijelaskan bahwa alat kelamin dari adik laki-lakinya itu pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, engsel siku tangan bergeser.

Dalam postingan itu, Monalisa mengatakan jenazah adiknya itu sudah dibawa pulang ke kampung halaman di Medan. Kini jenazah masih diotopsi di RS Bhayangkara Medan. Dalam proses otopsi itu pihak keluarga menemukan kendala. Keluarga tidak diperbolehkan untuk menyaksikan jalannya otopsi meskipun keluarga sudah memberikan opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga. 

"Sekarang jenazah sudah diotopsi RS Bhayangkara Medan. Tapi dari PIHAK KELUARGA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT MENYAKSIKAN PROSES AUTOPSI. Sementara kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tetapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK. Bahkan ruang bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga. Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai diautopsi," keluh Monalisa. 

Terkait kasus meninggalnya mahasiswa ini, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Losa Lusiano Araujo, Rabu (22/11) membenarkan adanya orang meninggal dunia di sebuah kos-kosan di depan Ex Tragia Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Kematian korban diketahui berawal dari kecurigaan pemilik kos Nyoman Risup Artana. Dimana di depan kamar yang disewa mahasiswa itu dikerumuni lalat hijau. 

Selain dikerumuni lalat hijau juga tercium bau busuk menyengat. Adapula rembesan darah mengalir dari dalam kamar. Curiga terjadi sesuai dengan penghuni kamar tersebut Nyoman Risup Artana mengetuk pintu kamar. Diketuk berkali-kali tetapi tidak ada respons dari dalam kamar. Curiga terjadi sesuatu tak wajar di dalam kamar tersebut Nyoman Risup Artana langsung lapor ke Polsek Kuta Selatan. Menerima laporan itu aparat Polsek Kuta Selatan mendatangi lokasi TKP. Untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam polisi memanggil tukang kunci. 

Setelah pintu berhasil dibuka, mereka semua kaget melihat korban dalam keadaan terlilit tali tampar. Posisinya korban tergantung dan nyandar di pintu kamar dengan kedua kaki menyentuh lantai. Jenazah korban mengeluarkan darah dari hidung dan mayat ditemukan proses pembengkakan dan kulit mengeluarkan cairan. Pada saat penanganan awal oleh pihak kepolisian orang tua korban membuat surat pernyataan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah. Keluarga hanya mengizinkan dilakukan tindakan suntik formalin terhadap jenazah serta pengiriman jenazah ke kampung halaman yang dituangkan dalam surat pernyataan dari orang tua korban. Orang tua korban siap menerima segala bentuk konsekuensi yang akan timbul di kemudian hari.

"Pada saat jenazah korban sampai di Medan orang tua korban mencabut surat pernyataan penolakan otopsi jenazah korban yang sebelumnya dibuat dan orang tua korban meminta dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Medan," ungkap Kompol Losa. Saat ini kasus kematian korban telah dilakukan pemeriksaan otopsi oleh tim dokter dari RS Bhayangkara Medan terhadap jenazah serta dilakukan pemeriksaan tambahan, yaitu pemeriksaan toksikologi dan patologi. "Saat ini kami masih berkoordinasi dengan tim dokter Forensik RS Bhayangkara Medan menunggu hasil pemeriksaan otopsi,” pungkasnya. 

Sementara pemilik kos, Nyoman Risup Arsana ditemui di TKP, Rabu kemarin mengungkapkan korban meninggal Aldi digambarkannya sebagai individu yang pendiam dan jarang terlihat keluar dari kamar. Sepengetahuan Risup Arsana Aldi tinggal di kos tersebut karena menjalani training (pelatihan) dan meskipun training sudah berakhir enam bulan yang lalu, Aldi tetap memilih untuk tinggal di kos.

“Dari yang saya ketahui orangnya pendiam, jarang keluar, paling sesekali keluar kamar, nanti lagi ke dalam. Saya juga kurang tahu pastinya kapan Aldi masuk ke kamar jadi saya tidak tahu persis kejadian sebelumnya. Terakhir saya lihat dia masuk kamar tanggal 12 November 2023 lalu,” katanya. Menurut Risup Arsana, Aldi tidak memiliki riwayat pertengkaran dengan sesama penghuni kos atau siapa pun.

Sementara pasca ditemukannya seorang penghuni kos meninggal di kamar, Risup Arsana mengatakan pihaknya sudah lakukan upacara ngulapin (upacara untuk orang yang terkena musibah, red) sudah dilakukan pada 19 November 2023. Sementara upacara mecaru akan dilakukan menyusul setelah kasus tersebut benar-benar selesai dan kamar sudah bersih. “Upacara Mecaru Gede ditunda mengingat situasi yang sedang berlangsung. Sebenarnya upacara itu bisa dilaksanakan sekarang (Rabu kemarin) tetapi karena situasi seperti ini kan kami pending dulu acaranya. Rencananya kami akan lakukan upacara ini setelah masalah ini selesai dan saat kamar ini bersih dulu,” jelasnya,

Risup Arsana juga mengungkapkan dirinya akan mempertimbangkan apakah tetap menyewakan kembali kos-kosan tersebut, mengingat berita tentang kematian Aldi sudah menjadi viral. Suasana di kos-kosannnya saat ini pun tampak sepi, namun ia mengaku bahwa penghuni kos lainnya tidak mengeluh, biasa saja. “Setelah mecaru nanti kos-kosan masih saya pikirkan akan ditempati lagi atau tidak karena beritanya sudah viral. Kos-kosan ini yang di bawah total ada 4 kamar, di atas ada 6 kamar,” ungkapnya. Dia juga menyatakan niatnya untuk memasang CCTV jika memiliki modal lebih, agar kejadian serupa dapat dihindari di masa depan. 7 pol, ol3

Komentar