nusabali

Bakar Sampah, Gudang Ludes Terbakar

  • www.nusabali.com-bakar-sampah-gudang-ludes-terbakar

Sekitar pukul 10.30 Wita, dia sempat memperingatkan I Made Pangat agar memadamkan api tersebut. Namun peringatan tersebut tidak digubris.

GIANYAR, NusaBali

Satu unit gudang penyimpan barang antik yang menyatu dengan rumah ukuran 15 meter x 7 meter, milik I Made Rakwa,80, di  Banjar Sema, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar, ludes terbakar, Minggu (13/10) sekitar 15.00 Wita. Kebakaran diduga berasal dari percikan api pembakaran sampah daun bambu kering yang dibakar oleh I Made Pangat, di banjar setempat.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Korban mengalami kerugian sekitar Rp 500 juta. Menurut Made Rakwa, sekitar pukul 10.00  Wita, dirinya sedang di halaman rumahnya. Dia  melihat I Made Pangat sedang membakar sampah di belakang rumahnya. Pembakaran sampah di sebuah tanaman rumpun bambu. Sekitar pukul 10.30 Wita, dia sempat memperingatkan I Made Pangat agar memadamkan api tersebut. Namun peringatan tersebut tidak digubris. Namun apa yang dikhawatirkan, benar adanya. Sekitar  pukul 15.00 Wita, Made Rakwa melihat ada kepulan asap disertai kobaran api yang melahap bagian atap gudang. Kobaran api makin membesar dan menjalar ke bangunan rumah ukuran 15 meter x 7 meter. Selanjutnya, Made Rakwa  minta tolong kepada warga sekitar untuk memadamkan api dengan alat seadanya. Warga juga minta bantuan kepada polisi, lanjut mengontak petugas Pemadam Kabakaran (Damkar) Gianyar.

Kasatpol PP dan Damkar Gianyar I Made Watha mengatakan, atas laporan yang masuk, dia mengerahkan dua truk Damkar dari Posko Ubud menuju lokasi. Sekitar pukul 15.30 Wita,  truk Damkar tiba di lokasi, lanjut memadamkan apiu. Api baru dapat dipadamkan pada pukul 16.00 Wita.

Dalam gudang yang menyatu dengan rumah tersebut berisi pelbagai barang souvenir antik berbahan kayu jati. Atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian sekitar Rp 500 juta.

Watha mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dan memperhatikan saat membakar sampah. ‘’Karena musim kemarau, api sangat mudah terpantik jadi berkobar,’’ jelasnya.*nvi

Komentar