Atlet Dansa Bali Raih Dua Emas di Kaltim Open
Pasangan atlet pedansa Bali, Ni Lutu Archisya Anandari Wandhira dan I Gusti Ngurah Aditya Surya Bayu meraih dua emas dan satu perak pada turnamen Gubernur Kaltim Open, yang berakhir Minggu, (16/6) malam.
DENPASAR, NusaBali
"Prestasi kami akui sudah maksimal. Tapi kita memang mengirimkan atlet dalam jumlah yang terbatas. Ini karena anggaran pribadi atlet tersebut secara mandiri," ucap Ketua Umum Pengprov IODI Bali, Ni Made Suparmi, Senin (17/6).
Wanita yang juga Sekjen PP IODI Pusat itu mengakui, hasil dua emas dan satu perak itu sesuai target awal yang ditetapkan IODI Bali. Selain memantau pedansa Pra PON daerah luar, tujuannya untuk proyeksi PON Papua XX/2020.
Cisya dan Adit berhasil meraih medali emas di kategori Pre Am dan FFA Quekstep. Sedangkan satu perak didapat di FFA Walz. Jadi, katanya, dari tiga kategori yang diikuti itu, semuanya masuk final. Hanya satu nomor yang kandas. Hal itu, kata Suparmi, akan menjadi evaluasi dan motivasi.
Suparmi menambahkan, bantuan dana dari Gubernurnya untuk kejuaraan di Kaltim cukup tinggi, yakni Rp 350 juta. Hal ini membuat olahraga dansa di Kaltim sangat maju. Selain itu, atlet yang juara juga dapat uang pembinaan.
Ini sungguh luar biasa, di tengah kondisi di Bali banyak cabor secara mandiri memberangkatkan atletnya. Karena nihil dukungan dan minimnya perhatian dari pihak terkait. Meski begitu, para atlet Bali masih mampu menjadi yang terbaik, meski dengan merogoh kantong pribadi orangtua atlet.
Setelah dari Kaltim Open, event terdekat yakni kejuaraan internasional di Lombok pada 21-23 Juni. Tampil di Lombok diusahakan mengirimkan atlet dalam jumlah banyak. Karena lokasi mudah dijangkau, diusahakan melibatkan semua atlet Porprov di Pengcab/Pengkot IODI seluruh Bali. Bahkan semua atlet Pra PON Bali juga diturunkan di Lombok. Sebab, usai di Lombok bersiap ke Pra PON pada 15-16 Agustus di Hotel Werdapura Sanur, Denpasar.
Tuan rumah Bali tergabung di Grup A bersama Jateng, Jogjakarta, Sumut, Papua Barat, Kalteng dan Bali. Misi Bali target lolos Pra PON. Sementara pedansa Pra PON juga sebagian besar tampil di Porprov Bali XIV/2019 pada September.*dek
Wanita yang juga Sekjen PP IODI Pusat itu mengakui, hasil dua emas dan satu perak itu sesuai target awal yang ditetapkan IODI Bali. Selain memantau pedansa Pra PON daerah luar, tujuannya untuk proyeksi PON Papua XX/2020.
Cisya dan Adit berhasil meraih medali emas di kategori Pre Am dan FFA Quekstep. Sedangkan satu perak didapat di FFA Walz. Jadi, katanya, dari tiga kategori yang diikuti itu, semuanya masuk final. Hanya satu nomor yang kandas. Hal itu, kata Suparmi, akan menjadi evaluasi dan motivasi.
Suparmi menambahkan, bantuan dana dari Gubernurnya untuk kejuaraan di Kaltim cukup tinggi, yakni Rp 350 juta. Hal ini membuat olahraga dansa di Kaltim sangat maju. Selain itu, atlet yang juara juga dapat uang pembinaan.
Ini sungguh luar biasa, di tengah kondisi di Bali banyak cabor secara mandiri memberangkatkan atletnya. Karena nihil dukungan dan minimnya perhatian dari pihak terkait. Meski begitu, para atlet Bali masih mampu menjadi yang terbaik, meski dengan merogoh kantong pribadi orangtua atlet.
Setelah dari Kaltim Open, event terdekat yakni kejuaraan internasional di Lombok pada 21-23 Juni. Tampil di Lombok diusahakan mengirimkan atlet dalam jumlah banyak. Karena lokasi mudah dijangkau, diusahakan melibatkan semua atlet Porprov di Pengcab/Pengkot IODI seluruh Bali. Bahkan semua atlet Pra PON Bali juga diturunkan di Lombok. Sebab, usai di Lombok bersiap ke Pra PON pada 15-16 Agustus di Hotel Werdapura Sanur, Denpasar.
Tuan rumah Bali tergabung di Grup A bersama Jateng, Jogjakarta, Sumut, Papua Barat, Kalteng dan Bali. Misi Bali target lolos Pra PON. Sementara pedansa Pra PON juga sebagian besar tampil di Porprov Bali XIV/2019 pada September.*dek
Komentar