nusabali

Kebangkitan Wakil Asia Barat

  • www.nusabali.com-kebangkitan-wakil-asia-barat

Kursi Kosong, Piala Asia Tak Bergairah

ABU DHABI, NusaBali
Piala Asia 2019 memasuki semifinal dengan didominasi tiga wakil Asia Barat. Jumlah itu paling banyak sejak 1996. Komposisinya, trio Asia Barat, yakni Iran, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA), serta wakil tunggal Asia Timur, Jepang. 

Dominasi negara representasi Asia Barat sebanyak ini di semifinal tak pernah terjadi sejak Piala Asia 1996. Kala itu, tempat semifinal bahkan diborong tim Asia Barat, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Iran, dan Arab Saudi. Arab Saudi menjadi juara usai mengalahkan UEA lewat adu penalti.

Sekitar 22 tahun berselang, baru terjadi lagi ada tiga tim Asia Barat masuk semifinal. Karena hal itu, Fox Sports Asia menyebut bahwa Piala Asia kali ini ajang kebangkitan  sepakbola Asia Barat.

Sepanjang sejarah turnamen, wakil Asia Barat sebenarnya mendominasi raihan gelar. Arab Saudi (3 trofi), Iran (3), Kuwait (1), dan Irak (1) berpengalaman meraih gelar Piala Asia. 

Prestasi itu belum terhitung gelar Israel pada 1964, sebelum mereka berpindah konfederasi ke Eropa (UEFA) karena pengaruh boikot anggota Liga Arab. Sedangkan dari region Asia Timur, timnas Jepang jadi yang tersukses dengan koleksi empat trofi, lalu disusul Korea Selatan dengan dua gelar.

Adapun satu trofi sisanya jadi milik Australia, pendatang baru di zona AFC yang hijrah konfederasi dari Oseania (OFC).  Melihat komposisi semifinalis saat ini, sudah pasti bakal ada wakil Asia Barat yang melaju ke partai puncak Piala Asia 2019.

Di antara keempat kontestan semifinal, timnas Qatar bersama tuan rumah UEA belum pernah merasakan kejayaan meraih gelar Piala Asia.

Sayangnya, drama seru di lapangan tak diimbangi kehadiran penonton pada saat pertandingan berlangsung. UEA sebagai tuan rumah menyiapkan delapan stadion di empat kota. Namun, sejauh ini jumlah penonton yang hadir langsung di stadion, relatif minim. 

Tak jarang bahkan saat lagaberlangsung, penonton di rumah yang menyaksikan tayangan dari layar kaca atau ponsel, bisa mendengar dengan jelas teriakan sang pelatih atau pemain di lapangan. Hal itu karena suasana stadion yang lengang, sepi dari ingar bingar teriakan atau sorakan puluhan ribu suporter yang membahana.

Hal itupun memantik respons dari berbagai kalangan, seperti Carlos Queiroz, pelatih Timnas Iran. "Sejujurnya, tak hanya saya. Mereka mengharapkan suasana yang lebih baik, atmosfer yang lebih antusias di segenap penjuru negeri dan di semua stadion," kata pelatih asal Portugal itu. *

Komentar