nusabali

Agar Bisa Kumpul, Keluarga Kerap Diajak Ikut Dinas Malam

  • www.nusabali.com-agar-bisa-kumpul-keluarga-kerap-diajak-ikut-dinas-malam

AKP Ni Luh Komang Sri Subakti SH MH merupakan adik kandung dari Kompol Ni Putu Uttari Yani, mantan Kasat Lantas Polres Tabanan yang kini berdinas di bagian Bimas Polda Bali

AKP Ni Luh Komang Sri Subakti SH MH, Perempuan Pertama Jadi Kasat Intelkam Polres Tabanan

TABANAN, NusaBali
Ada sejumlah polisi wanita (Polwan) yang pegang jabatan strartegis dan sekaligus menantang di lingkup Polres Tabanan. Salah satunya, AKP Ni Luh Komang Sri Subakti, 43, yang kini menjabat Kepala Satuan (Kasat) Intelkam Polres Tabanan. Sebagai seorang perwira Polwan, dia harus pintar mengatur waktu bersama keluarga. Agar bisa berkumpul, tak jarang AKP Ni Luh Komang Sri Subakti mengajak keluarganya ikut dinas malam.

AKP Ni Luh Komang Sri Subakti adalah perempuan pertama yang dipercaya pegang jabatan strategis sebagai Kasat Intelkam Polres Tabanan. Bahkan, pertama pula di lingkup Polda Bali. Selama ini, jabatan Kasat Interkam selalu dipegang laki-laki. Perempuan asal Banjar Gunung Sari, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung yang menikah ke Desa Mangesta, Kecamatan Penebel, Tabanan ini pegang jabatan Kasat Intelkam Polres Tabanan sejak tahun 2016. Sebelumnya, Komang Sri Subakti sempat menjabat Kapolsek Penebel periode 2014-2015.

Ditemui NusaBali di ruang kerjanya di Mapolres Tabanan, akhir pekan lalu, Komang Sri Subakti sempat menceritakan riwayatnya sampai berdinas sebagai seorang polisi. Perempuan kelahiran 20 Juli 1975 ini mengaku tertarik menjadi polisi karena terinspirasi sang kakak, Kompol Ni Putu Uttari Yani, yang kini berdinas di Bimas Polda Bali dan sebelumnya sempat jadi Kasat Lantas Polres Tabanan.

Karena terinspirasi kiprah sang kakak yang juga perempuan pertama jadi Kasat Lantas Polres Tabanan---, Komang Sri Subakti akhirnya jadi polisi. Cita-citra jadi polisi sudah muncul sejak masih dudul di bangku SMPN 1 Kediri, Tabanan. Maka, begitu tamat SLUA Saraswati Tabanan---kini SMA Saraswati---tahun 1993, dia memutuskan untuk melamar menjadi polisi.

Beruntung, anak ketiga dari empat saudara keluarga pasangan I Made Munia dan Ni Nyoman Wasih ini dinyatakan lulus setelah kedua kalinya melamar menjadi polisi. "Saya dua kali melamar jadi polisi. Saat seleksi pertama, saya gugur di tahap terakhir. Beruntung, saat seleksi keda kalinya, saya berhasil lolos," ujar perwira Polwan yang memiliki tinggi badan 171 cm ini.

Setelah dinyatakan lolos seleksi tahun 1995, Komang Sri Subakti kemudian menjalani pendidikan Seba PK Polri di Ciputat, Tangerang, Banten. Dia menyelesaikan pendidikan dalam kurun 11 bulan. Usai pendidikan, Komang Sri Subakti yang kala itu berpangkat Serda langsung ditugaskan di bagian Lantas Restra Polres Badung (dijalani dari tahun 1996 sampai 2000).

Setelah 4 tahun bertugas di Lantas Restra Polres Badung, Komang Sri Subakti kemudian dipindah ke bagian Lantas Polres Tabanan (2000-2007). Selama di sana, dia ikut mendaftar jenjang karier Secapa Polri REG XXXIV di Sukabumi, Jawa Barat (Februari-Oktober 2007). Perjalanan karier Komang Sti Subakti terus menanjak, sampai akhirnya dipercaya menjadi Wakapolsek Abiansemal, Badung pada 2013, lalu promosi menjadi Kapolsek Penebel, Tabanan (2014), kemudian jadi Kasat Intelkam Polres Tabanan sejak tahun 2016.

Menurut Komang Sri Subakti, menjadi seorang polisi adalah kebanggan tersendiri. Apalagi, di setiap jabatan yang dipegangnya, dia mendapatkan pengalaman baru dan teman baru. Hanya saja, saat awal ditugaskan menjadi Kasat Intelkam Polres Tabanan, dia sempat kaget. Apalagi, beberapa orang meremehkan kemampuannya. Namun, berbekal sederet jabatan yang pernah diemban, menjadikan Komang Sti Subakti semangat belajar.

"Awalnya memang kaget. Namun, karena tugas sebelumnya selalu di lapangan, semakin lama menjadi terbiasa dan saya bisa menikmati. Kata pimpinan, saya dikasi tugas Kasat Intelkam berhubung Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti) juga seorang wanita," cerita ibu satu anak dari pernikahanya dengan I Made Witartha ini.

Komang Sri Subakti mengatakan, menjadi intel berbeda dengan tugas polisi umumnya. Di Intelkam, seorang polisi harus mempunyai waktu lebih yang tidak bisa terpaku pada jam kerja. Sebagai pemimpin di bagian Intelkam yang anak buahnya notabane laki-laki, Komang Sti Subakti pun tidak melepas anggotanya siang malam bekerja. Dia mengatur strategi dengan membentuk Satgas dan juga bekerjasama dengan Rapi yang ada di Tabanan, sehingga mudah menjalin koordinasi dengan masyarakat dan cepat mengetahui kasus-kasus yang terjadi.

Menurut Komang Sri Subakti, menjadi bagian intel adalah pekerjaan yang berani dan harus mengambil risiko, sehingga harus dibutuhkan kekuatan fisik dan mental. Sebab, saat orang lain lagi tidur, intel justru turun ke lapangan, karena di waktu malam dunia informasi lebih banyak. Komang Sri Subakti mengakui seorang intel harus punya seni dalam mendekatkan diri dengan masyarakat. Intel harus mengetahui celah dan tahu trik, supaya orang tidak takut kepada polisi.

"Kita harus tahu, bagaimana bergabung di bidang ekonomi, bidang politik, bidang pemerintahan, bidang sosial budaya, bidang pendidikan. Sangat penting menjalin hubungan baik, supaya tidak timbul hal yang tidak diinginkan," beber perwira Polwan yang sempat menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Hukum Univer Mahendratta Denpasar tahun 2017 ini.

Agar terjalin keharmonisan di dalam bertugas, selama menjadi Kasat Intelkam Polres Tabanan, Komang Sti Subakti membuat reward kepada seluruh anggotanya. Reward berpa sembako bisa didapatkan anggota yang berhasil mengumpulkan informasi terbanyak tentang suatu kasus. Selain itu, dia juga sering mengajak keluarga anggotanya ikut family gathering.

"Di tengah kesibukan yang padat, kami juga buat family gethering untuk menjalin keharmonisan antar keluarga anggota, agar istri-istri mereka senang," terang Polwan yang memiliki hobi ngetrail, voli, dan memancing ini.

Sebagai perempuan Bali yang pegang jabatan strategis di kepolisian, Komang Sri Subakti harus pintar-pintar mengatur waktu. Dia memang sulit mencari waktu untuk kumpul bersama keluarganya. Itu sebabnya, ketika dinas malam untuk pengamanan suatu acara seperti pentas musik, dia kerap kali mengajak suami dan anak semata wayanynya, Putu Tasya Pradnya Adi Prastita, berbaur dengan para anggota Intelkam Polres Tabanan.

"Untungnya, keluarga saya tidak penah komplin terhadap kondisi ini. Mereka malah memberi saya semangat dan dukunga. Anak saya tak pernah protes, meski ibunya harus membatalkan janji ngumpul karena mendadak pergi ketika ditelepon pimpinan," papar Komang Sri Subakti.

Sebagai Kasat Inteljan pertama di Polres Tabanan, berbagai terobosan telah dibuat Komang Sri Subakti guna menjaga kondusivitas. Misalnya, melakukan berbagai MoU dengan semua lapisan, mulai dari KPU, Bawaslu, Ormas, hingga lembaga pendidikan. Dia juga intens menggaungkan anti berita hoax dan ujaran kebencian lewat media sosial. "Kami lakukan ini agar kondisi di lingkup Polres Tabanan damai, apalagi sekarang menjelang Pileg dan Pilpres," katanya.  *de

Komentar