nusabali

Alat Berat Dinas PUPR Karatan

  • www.nusabali.com-alat-berat-dinas-pupr-karatan

Lima unit alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tabanan, karatan sehingga terkesan perawatanya tidak optimal.

TABANAN, NusaBali

Padahal alat berat tersebut sering kali digunakan oleh pihak petugas PUPR dan masyarakat. Alat berat tersebut terlihat karatan dan badannya sudah rapuh, juga karena umurnya sudah tua. Saat tidak digunakan, maka alat berat tersebut diparkir di halaman UPT Work Shop Dinas PUPR Tabanan, di Banjar Tonja, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan.

Pantuan di lapangan, alat berat tersebut nampak parkir tidak di dalam bangunan. Sehingga saat hujan, maka alat berat ini kehujanan. Terlihat bagian badannya berkarat. Padahal kondisinya tidak rusak, dan masih bisa digunakan saat masyarakat memerlukan.

Sekretaris Dinas PUPR Tabanan I Gusti Agung Oka Kamasan mengatakan, alat berat ini ada biaya pemeliharaan setiap tahunnya. Tahun 2018 biaya pemeliharaan dianggarkan Rp 200 juta dari total alat berat yang dimiliki 23 unit. "Jadi untuk perawatan sudah sering dilakukan. Ini ada mekaniknya semua terawat," ujarnya.

Meskipun biaya pemeliharaan alat berat tahun 2018 berkurang dibandingkan tahun 2017, mencapai Rp 252 juta, kata Kamasan, tidak sampai kekurangan dana perawatan. "Jadi lebih atau kurangnya biaya pemeliharaan tergantung keperluan. Karena tahun 2018 kemungkinan ada alat lebih yang perlu di servis," katanya.

Diakuai, saat ini Dinas PURP Tabanan memiliki alat berat sebanyak 23 unit. Mulai dari dua unit Buldozer, dua unit Stamper, sembilan unit Three Weels Roller, dua unit Tandam Roller, dua unit Vibration Roller, satu unit Vibration Plate, satu unit Stoom Walls, tiga unit Concrete Mixer, serta satu unit Aspal Equipment. "Dan seluruhnya masih bisa digunakan, termasuk yang saat ini sedang terparkit tersebut," jelasnya.

Alat berat yang dimiliki ini memang umurnya sudah tua. Karena ada dari tahun 1974, 2006 dan 2014. Seluruhnya ini masih dalam kondisi bisa dipakai  dan kerap kali dipinjam masyarakat secara swadaya. "Yang paling tua jenis Roller yakni tahun 1974 makanya bodinya memang kusam," bebernya.

Bahkan, kata dia, alat berat ini lebih banyak digunakan oleh masyarakat karena Dinas PUPR sendiri menggunakan alat berat itu untuk pemeliharaan bahu jalan. Karena untuk hotmix alat berat disediakan langsung oleh kontraktor. "Memang alat berat kami jarang dipakai tetapi kondisinya masih baik karena semua jalan sudah di hotmix. Dan ini tidak menyebabkan mubazir ketika mengalokasikan dana pemeliharaan, karena memang barang yang dipunya harus dirawat dan diservis," tandasnya. *d

Komentar