nusabali

Desa Wisata Blimbingsari Maju ke Tingkat ASEAN

  • www.nusabali.com-desa-wisata-blimbingsari-maju-ke-tingkat-asean

Di tingkat nasional, Desa Wisata Blimbingsari, Kecamatan Melaya, menjadi juara pertama kategori Community Based Tourism (CBT) pada ajang Wonderful Indonesia Tourism Award 2017.

NEGARA, NusaBali
Keberadaan desa wisata di Kabupaten Jembrana semakin mendapat pengakuan. Bahkan salah satu di antaranya, yakni Desa Wisata Blimbingsari, Kecamatan Melaya, berhasil menyabet jawara kategori pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT) pada ajang Wonderful Indonesia Tourism Award 2017. Atas prestasi itu, Desa Wisata Blimbingsari dipersiapkan mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang CBT tingkat ASEAN 2018.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana I Nyoman Wenten, Selasa (24/4). Menurutnya, sudah ada lima desa wisata yang telah mendapat pengakuan pada ajang Desa Wisata Award Provinsi Bali. Empat desa wisata lainnya, adalah, Desa Wisata Gumbrih di Kecamatan Pekutatan, Desa Wisata Yehembang Kangin di Kecamatan Mendoyo, Desa Wisata Pendem dan Desa Wisata Perancak di Kecamatan Jembrana. Empat desa wisata tersebut baru pertama kalinya ikut ajang Desa Wisata Award Provinsi Bali 2017, semua mendapat kategori bronze. Sedangkan Desa Wisata Blimbingsari yang memang sudah lebih dulu ikut ajang Desa Wisata Award Provinsi Bali, mendapat kategori silver.

Khusus tahun 2017, kata Wenten, Desa Wisata Blimbingsari diikutkan pada ajang Wonderful Indonesia Tourism Award. Hasilnya, di tingkat nasional itu, Desa Wisata Blimbingsari terpilih sebagai juara pertama kategori CBT, dan langsung dipercaya mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang serupa ke level ASEAN tahun 2018.

“Kalau Blimbingsari memang sudah lebih dulu berkembang. Di sana sudah banyak ada homestay, rumah-rumah masyarakat, dan di sana diwadahi Komite Pariwisata. Untuk lebih meningkatkan pemasaran, homestay di sana juga sudah bisa dipesan lewat online,” ujarnya.

Sebenarnya, menurut Wenten, payung hukum tentang desa wisata di Jembrana memang masih dibahas, dan belum ditetapkan menjadi Perda. Namun keberadaan desa wisata di Jembrana telah semakin berkembang seiring komitmen pengembangan pariwisata di Jembrana.

Sejumlah desa wisata itu memiliki potensi unggulan masing-masing. Seperti dicontohkan di lima desa wisata yang telah mendapat pengakuan di ajang Desa Wisata Award Provinsi Bali.

Di Desa Gumbrih terdapat potensi wisata pengolahan kakao bernama Cho-Jaensan yang produknya banyak dikirim ke luar negeri, pertanian organik, Bali Reptile Rescue serta kuliner ikan gurami.

Di Desa Yehembang Kangin terdapat objek wisata Green Clift, Monumen Perjuangan Nusamara,Tubing River, Camping Ground, peternak lebah madu hingga kuliner lawar isen. Di Kelurahan Pendem terdapat objek wisata Puncak Mawar, sungai Batu Belah, serta Pancoran Pengelukatan Tiga Warna.

Desa Perancak ada tour mangrove, konservasi penyu, panorama sunset, kuliner ikan laut bakar hingga pemandangan perahu-perahu selerek di muara setempat. Sementara Desa Blimbingsari memiliki potensi akulturasi budaya, lansekap desa yang tertata dengan baik, konservasi burung Jalak Bali, tracking, dan bird watching hingga objek wisata Air Terjun Grojogan Sewu. *ode

Komentar