nusabali

Bapak dan Anak Tewas Terpental ke Jurang

  • www.nusabali.com-bapak-dan-anak-tewas-terpental-ke-jurang

Kecelakaan maut itu baru diketahui sekitar 20 menit usai kejadian, saat seseorang mengenali motor dan sandal korban tergeletak di jalan.

“Pak Meta inilah yang menginformasikan kepada keluarga dan warga sehingga warga beramai-ramai datang ke lokasi kejadian,” ungkap Sukawana.

Berdasar informasi yang diketahuinya, Wayan Kartika mengendarai motor dengan gigi 3 pada saat jalanan menurun sehingga sepeda motornya los turun ke bawah dan hilang kendali. “Warga saya ini terpental ke jurang, dengan posisi sama-sama menengadah,” ucap Sukawana.

Menurut Sukawana, Wayan Kartika merupakan anak kelima pasangan Made Mukil dan Ni Made Nadri, yang tuna wicara (kolok) sejak lahir. Made Mukil dan Ni Made Nadri memiliki lima orang anak, dua laki-laki dan tiga perempuan. Anak sulungnya kini menjabat Sekretaris DPRD (Sekwan) Provinsi Bali I Wayan Suarjana. Sedangkan Wayan Kartika adalah anak bungsu.

“Wayan Kartika ini tidak punya anak. Anak laki-laki dari buah perkawinannya dengan Ni Made Sudri, beberapa tahun lalu, meninggal saat lahir,” ungkap Sukawana perihal Wayan Kartika.

Sukawana menceritakan, proses evakuasi jenazah bapak dan anak tersebut berlangsung lama karena medannya cukup sulit. Sempat menghubungi mobil derek untuk mengangkut jenazah kedua warganya tersebut, namun sangat lama datang. Akhirnya warga memutuskan mengevakuasi menggunakan alat tradisional. Kedua jenazah diikat menggunakan kain dan bambu kemudian digotong dibawa ke atas jurang.

Sukawana menuturkan, jenazah saat ini dibawa ke rumah duka I Wayan Suarjana, anak sulung Made Mukil yang saat ini menjabat Sekwan DPRD Provinsi Bali, di Banjar Sedahan, Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan. Belum jelas kapan akan dilaksanakan upacara karena keluarga masih berunding dan meminta petunjuk Sulinggih untuk mencari hari baik. “Keluarga ini banyak punya rumah, aslinya memang di Banjar Kuta Bali dan warga saya,” tandas Sukawana.

Sukawana menambahkan, Wayan Kartika ini dikenal sangat ramah di banjarnya, meskipun dalam keadaan tidak bisa bicara sejak lahir. Meski tuna wicara tetapi Wayan Kartika bisa menulis dengan baik dan lancar. Kesehariannya Wayan Kartika bekerja sebagai petani dan kadang menyabit rumput. “Wayan Kartika dan Made Mukil kesehariannya tinggal bersama di Banjar Kuta Bali,” imbuhnya. 

Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya dikonfirmasi terpisah membenarkan peristiwa naas tersebut. Ia menerangkan, kecelakaan ini disebabkan karena out of control dimana korban lepas kendali ketika melewati jalan menurun dan menikung yang cukup terjal. Sehingga sepeda motor yang dikendarai korban menabrak pembatas jalan dan dua korban terpental ke jurang hingga meninggal di lokasi kejadian. “Ini murni out of control,” ucap AKP Mastra Budaya. 

Kata dia, saat kedua korban jatuh, berselang 20 menit baru dilihat oleh warga yang kebetulan lewat di lokasi kejadian. Kemudian mereka mengerahkan warga dan menghubungi Babinkamtibmas dan Babinsa untuk mengevakuasi korban yang berada di dalam jurang. “Jurangnya cukup dalam, sekitar 25 meter. Evakuasi ada sekitar 1 jam karena lumayan sulit, berada di bawah jembatan,” beber AKP Mastra Budaya. 

Menurut AKP Mastra Budaya untuk mengevakuasi korban, warga menggunakan alat seadanya seperti bambu dan kain. “Kedua korban tewas di lokasi kejadian, karena awalnya motor menabrak pembatas jalan kemudian mereka terpental ke jurang yang dasarnya adalah batu,” tegasnya. AKP Mastra Budaya menambahkan, jenazah langsung dibawa ke rumah duka tidak dibawa ke Puskemas maupun ke BRSUD Tabanan lebih dulu. *d

Komentar