nusabali

Kerusakan Pedestrian Pantai Kuta Bukan Kesalahan Desain

Faktor Alam, Rusak Setelah Dihantam Gelombang Tinggi

  • www.nusabali.com-kerusakan-pedestrian-pantai-kuta-bukan-kesalahan-desain

Saat ini telah disiagakan untuk merespons setiap kerusakan yang terjadi akibat cuaca ekstrem.

MANGUPURA, NusaBali
Pedestrian atau jalur untuk pejalan kaki di Pantai Kuta yang mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang tinggi beberapa hari lalu mulai diperbaiki. Perbaikan dimulai dari depan Hard Rock Cafe hingga ke utara.

“Saat ini sudah mulai diperbaiki, hanya jalan setapak saja yang rusak dan tidak ada kerusakan lainnya,” ujar Koordinator Regu 4 Satgas Pantai Kuta, Made Oka Adnyana, Minggu (17/3).

Perbaikan ini dilakukan oleh pelaksana proyek yang sebelumnya bertanggung jawab atas pembangunan area tersebut. Fokus perbaikan saat ini adalah pada bagian yang mengalami kerusakan parah. Upaya ini diharapkan dapat segera mengembalikan fungsi pendestrian untuk kenyamanan para pengunjung dan pejalan kaki di kawasan pantai.

Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Proyek TJS BKSO Sang Putu Arsana, mengatakan upaya perbaikan telah dimulai sejak Jumat (15/3). Timnya telah bekerja secara berkesinambungan di sepanjang Pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita), memperbaiki pedestrian yang rusak akibat gelombang tinggi.

“Perbaikan pedestrian di Pantai Kuta kami lakukan secara kontinu, karena ada gelombang besar,” ujar Arsana.

Arsana lebih lanjut menjelaskan bahwa timnya telah siaga selama lima hari untuk merespons setiap kerusakan yang terjadi akibat cuaca ekstrem. Mereka juga telah melakukan perbaikan mulai dari area Hard Rock Cafe hingga ke utara dengan semaksimal mungkin. “Kami sudah melakukan perbaikan di setiap titik yang mengalami kerusakan. Artinya tidak menutup kemungkinan, di mana pun ada kerusakan di sepanjang Pantai Samigita, kami sudah standby anggota sebanyak 10 orang,” tambahnya.

Saat ini, Arsana mengklaim perbaikan sudah mencapai tahap hampir 75 persen. Ketika ditanya tentang penyebab utama kerusakan, Arsana menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh abrasi laut, bukan karena kesalahan dalam desain proyek.

“Kerusakan itu masalah utamanya karena tergerus air laut. Ini bukan kesalahan desain. Kalau karena desain pendestrian, pasti sudah dievaluasi dari awal. Itu kan rusak karena abrasi bukan karena kesalahan desain, karena abrasi di Pantai Kuta terutama di segmen 4 sepanjang Hard Rock Cafe sampai utara itu abrasinya keras,” tegasnya.

Arsana juga menyoroti pentingnya solusi jangka panjang terkait masalah abrasi. “Dari kami sebagai rekanan atau penyedia hanya melakukan pemeliharaan saja. Desain ke depannya ke PUPR,” katanya.

Arsana menambahkan untuk  alokasi anggaran masih dalam tahap pemeliharaan, dengan komitmen untuk terus melakukan perbaikan selama masa pemeliharaan. “Kami komitmen melakukan perbaikan selama masa pemeliharaan. Kami belum menganggarkan secara pasti karena ini disebabkan faktor alam, jadi kami tidak bisa memprediksi nominalnya,” katanya. 7 ol3

Komentar