nusabali

Jerman Sandingkan Tiga Gelar Bergengsi

  • www.nusabali.com-jerman-sandingkan-tiga-gelar-bergengsi

Jerman kian mengukuhkan hegemoninya sebagai penguasa sepakbola di kolong jagat.

Pukul Chile 1-0, Kembali Raih Trofi Jawara Piala Konfederasi


ST PETERSBURG, NusaBali
Hanya berselang dua hari pasca menjuarai Piala Eropa U-21, tim nasional Jerman kembali rengkuh trofi juara Piala Konfederasi 2017 setelah bungkam Chile 1-0 dalam laga final, Senin (3/7) dinihari. Jerman pun sandingkan tiga gelar bergengs-i: juara Pila Dunia 2014, juara Piala Konfederasi 2017, dan juara Piala Eropa U-21.

Pesta kemenangan Jerman atas Chile dalam laga final Piala Konfederasi 2017 di Krestovsky Stadium, St Petersburg, Rusia, Senin dinihari, dipetuk berkat gol tung-gal yang dipersembahkan bintang muda Lars Stindl di menit ke-20. Lars Stindl merobek jala gawang Chile yang dikawal kiper Claudio Bravo dengan sontekan dari jarak dekat, setelah memanfaatkan umpan bintang muda Jerman lainnya, Timo Werner.

Gol tunggal Jerman tercipta karena blunder defender Chile, Marcelo Diaz, yang bermain-main dengan bola di pertahanan sendiri. Bola dari kaki Marcelo Diaz ke-mudian diserobot Timo Werner, yang selanjutnya mengoperkannya ke Lars Sti-ndl. Tanpa kesulitan, Lars Stindl mampu ceploskan bola ke gawang kosong yang ditinggalkan Claudio Bravo saat coba memblok umpan Timo Werner.

Pasca unggul 1-0, Jerman yang bermaterikan para pemain muda miskin pengalaman, terus digempur Chile yang dimotori trio Alexis Sanchez-Eduardo Vargas-Arturo Vidal. Beruntung, berkat disiplinnya lini pertahanan yang digalang Shkodran Mustafi, Jerman mampu mepertahankan keunggulan 1-0 hingga pertandingan usai. Cemerlangnya penampilan kiper asal Barcelona, Marc-Ter Stegen, juga ikut andil mengamankan gawang Jerman dari kebobilan. Padahal, dalam pertandingan final kemarin, Jerman hanya pegang penguasaan bola 39 persen.

Jerman pun untuk kali pertama sepanjang sejarah sukses menjuarai turnamen Piala Konfederasi, yang telah digulirkan sejak 1992. Sebelumnya, prestasi terbaik Jerman di Piala Konfederasi hanya menduduki peringkat III dalam turnamen yang digelar di depan publik sendiri tahun 2005 silam. Kala itu, Jerman bungkam Mek-siko 4-3 di partai play-off III-IV.

Dalam Piala Konfederasi 2017 di Rusia kali ini, Der Panzer tampil dalam kapasitasnya selaku penyandang gelar juara dunia. Sedangkan Chile tampil dalam kapasitasnya sebagai juara Copa Amerika (belahan Amerika Latin). Jerman terjun ke Piala Konfederasi 2017 dengan bermaterikan para pemain muda miskin pengalaman. Pelatih Joachim Loew pilih tidak membawa deretan bintang seniornya macam kiper Manuel Neuer, defender Mat Hummels dan Jarome Boateng, midfielder Toni Kroos, Sami Khedira, Mesut Ozil, Mario Goetze, hingga striker Thomas Muller, dan Mario Gomes.

Ban kapten pun dipercayakan kepada bintang muda asal Paris St Germain, Julian Draxler, yang terbilang pemain paling berpengalaman dengan 35 caps yang diba-wa ke Piala Konfederasi. Ternyata, Julian Draxler mampu memimpin pasukan muda Jerman hingga tampil sebagai jawara. Jerman bukan hanya tampil sebagai juara Piala Konfederasi 2017, tapi mengukuhkan diri jadi tim paling produktif dengan mencetak 12 gol dari 5 pertandingan sejak penyisihan grup.

Bukan hanya itu, Julian Draxler juga dinobatkan sebagai ‘Pemain Terbaik’ Piala Konfederasi 2017. Sedangkan rekannya, Timo Werner, yang baru berusia 22 ta-hun, dianugerahi sepatu emas karena menjadi pencetak top scorer dengan 3 gol plus 1 assist. Sebetulnya, ada tiga bintang muda Der Panzer yang mencetak ma-sing-masing 3 gol di turanemn ini. Dua lainnya adalah Lars Stindl dan Leon Goretzka. Namun, Timo Werner diberi penghargaan khusus oleh FIFA, karena mampu memberikan assist atas gol yang dicetak Lars Stindl ke gawang Chile.

Sukses pasukan muda Der Panzer ini direngkuh hanya berselang dua hari pasca Tim Nasional Jerman U-21 menjuarai Piala Eropa, 1 Juli 2017 lalu. Jerman juara Euro 2017 U-21 setelah di babak final mengalahkan Spanyol 1-0 berkat gol tung-gal Mitchell Weisser pada menit ke-40.

Itu artinya, Jerman praktis menjadi penguasa sepakbola sejagat saat ini. Sebab, Jerman menyandingkan tiga gelar bergengsi sekaligus. Sebelumnya, Der Panzer dengan pemain utamanya telah merebut torfi juara Piala Dunia 2014 di Brasil, ke-tika dalam tarung final menang 1-0 atas Argentina berkat gol tunggal Mario Goet-ze. Kini, Der Panzer kembali jawara Piala Konfederasi. Inilah modal penting bagi pasukan Joachim Loew menjelang tampil di Piala Dunia 2018 mendatang.

Julian Draxler mengakui gelar juara yang didapat Jerman di Piala Konfederasi 2017 ini menjadi lebih spesial, terlebih karena dirinya mengemban tugas sebagai kapten tim. "Luar biasa. Ini merupakan kontes paling panas andai Anda berpikir mengenai bagaimana kami diejek sebelum Piala Konfederasi dimulai. Kami ber-juang dengan sangat baik dan layak menjadi juara," ujar Draxler dilansir Soccer-way, Senin kemarin.

"Kami tak pernah bermain dengan line-up seperti itu. Dan, itulah mengapa terasa menjadi lebih baik untuk menjadi juara dengan cara seperti itu. Setiap gelar juara itu spesial, tapi (kombinasi pemain) ini menjadikannya lebih spesial. Buat saya secara pribadi, turnamen ini sangat penting karena saya mengambil peran baru (sebagai kapten)," lanjut Draxler.

Sedangkan pelatih Joachim Loew mengakui gelar juara Piala Konfederasi ini menjadi sangat spesial bagi para bintang muda seperti Timo Werner, Leon Go-retzka, dan Julian Brandt. Sebab, mereka mendapatkan gelar juara pertama ber-sama tim senior. "Ini merupakan sebuah sukacita. Kami menunjukkan penampilan yang luar biasa selama tiga pekan dan hari ini kami bertarung untuk setiap meternya," tahdas Loew.

“Para pemain muda melakukan setu hal yang luar biasa, saya sangat bangga pada mereka. Sebuah laga final selalu mempunyai suatu hal yang ajaib di dalamnya. Banyak dari pemain kami belum pernah bermain di laga final sebelumnya. Mereka tak akan pernah melupakan pertandingan ini di sepanjang hidupnya," lanjut pelatih kharismatik yang sudah 11 tahun menukangi Der Panzer sejak menggantikan Juergen Klinsmann pasca Piala Dunia 2006 ini.

Menurut Loew, turnamen Piala Konfederasi 2017 ini lebih berat ketimbang Piala Dunia, mengingat tim asuhannya bermaterikan para pemain minim muda miskin pengalaman internasional. Maka, gelar juara yang direngkuh terasa lebih indah.

"Jadi, tim ini dan kemenangan ini akan diingat dalam sejarah. Tim ini jelas pantas mendapatkannya dan itulah mengapa kami semua sangat senang. Sebab, ini lebih berat ketimbang Piala Dunia," katanya. *nar

Komentar