nusabali

Bali Cetak Sejarah di PON 2024

Loloskan Petinju Putri, Siap Tambah di Kualifikasi Kedua

  • www.nusabali.com-bali-cetak-sejarah-di-pon-2024

De Gadjah bertekad akan menambah jumlah petinju yang lolos PON 2024 dalam babak kualifikasi kedua di NTT. Untuk itu, Pertina Bali akan memanggil kembali petinju yang berpotensi diterjunkan dalam kualifikasi kedua.

DENPASAR, NusaBali
Pengprov Pertina Bali mencetak sejarah pada ajang PON XXI/2024 di Aceh dan Sumur. yakni, meloloskan petinju putri sekaligus mengirimkan jumlah petinju terbanyak dalam kualifikasi PON tahap pertama, di Balai Prajurit Jenderal M Yusuf, Makassar, Sulawesi Selatan, yang berakhir Minggu (30/7) malam. 

Meski Bali meloloskan tujuh petinju tampil di PON XXI/2024, Pertina Bali mengaku puas. Ya, induk organisasi cabang olahraga adu jotos itu bertekad akan kembali meloloskan petinjunya dalam kualifikasi PON 2024 kedua di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), September 2023. 

Menurut Ketum Pengprov Pertina Bali, Made Muliawan Arya pada Senin (31/7), ketujuh  petinju Bali yang mengantongi tiket PON 2024 untuk sektor putri adalah Juliandra Betzieba Fanoni Fangidae di kelas 50 kg dengan meraih medali perunggu dan Nelsy Anakkota di kelas 52 kg,  medali perunggu di Pra PON). 

Sedangkan lima petinju putra yang lolos PON, yakni Yulius Babu Eha di kelas 60 kg (kuota lima besar), Jekri Riwu di kelas 63,5 kg (medali perak), Lewi Simanjuntak di kelas 67 kg (medali perak), Antonius Manto Obisuru di kelas 71 kg (medali emas), Cakty Dwi Putra di kelas 75 kg (medali perak). 

Usai meloloskan tujuh petinju ke PON 2024, pria yang biasa disapa De Gadjah itu bertekad akan menambah jumlah petinju yang lolos PON 2024 dalam babak kualifikasi kedua di NTT. Untuk itu, kata De Gadjah, Pertina Bali akan memanggil kembali petinju yang berpotensi diterjunkan dalam babak kualifikasi kedua. 

Menurutnya, pemanggilan itu terutama bagi kelas yang belum berhasil di kualifikasi PON pertama. Yakni di sektor putra untuk kelas 48 kg atas nama Chandra Ananta Putra, Krispinus Mariano Wonda (kelas 51 kg), Alexsander Y Malesi (kelas 54 kg, Eduardus Putu Anggito Bere Rudji (kelas 57 kg), dan Gede Laksamana Harta Wijaya (kelas 80 kg). Gede Laksamana sendiri meraih perunggu, namun gagal lolos PON karena kuota. Sedangkan sektor putri yang belum lolos, yakni Melania Gelu Langobiri (kelas 48 kg), Ni Kadek Yessica Indriantari (kelas 54 kg), dan Grasela Djera Ata Edi (kelas 57 kg).

"Ini akan kita evaluasi untuk ditingkatkan jam terbangnya sebelum tampil di babak kualifikasi PON kedua, sebab khusus kelas 80 kg putra Gede Laksamana hanya kalah jam terbang saja, padahal dia sangat berbakat dan berpotensi dikirim lagi untuk meraih tiket," kata De Gadjah, yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar. 

De Gadjah menambahkan bagi kelas yang belum terisi karena gagal dalam kualifikasi pertama diharapkan dapat dipenuhi pada babak kualifikasi PON kedua nanti. De Gadjah berharap di sektor putri dan putra juga ada harapan menambah petinju lolos PON lagi. Kata dia, sebab peluang masih terbuka bisa melakukan persiapan satu setengah bulan kedepan. 

"Evaluasi sudah pasti, kita ingin memaksimalkan peluang yang ada untuk menambah petinju lolos PON," kata De Gadjah.

Dia berharap petinju putri yang sudah berhasil cetak sejarah dengan lolos PON akan lebih dimaksimalkan lagi. Kenapa demikian, karena melihat sejarah NTB pernah berjaya di bagian petinju putri di nasional, harapannya pada saatnya nanti petinju putri sebagai pendulang medali emas. dek

Komentar