nusabali

Bondres Ketekung Buntut Bicara Permasalahan Air di Jembrana

  • www.nusabali.com-bondres-ketekung-buntut-bicara-permasalahan-air-di-jembrana

Ada banyak cara untuk menyampaikan pesan stop eksploitasi sumber mata air. 

DENPASAR, NusaBali
Salah satunya melalui kesenian bondres nan menggelitik. Inilah yang coba dilakukan Sekaa Bondres Inovatif Ketekung Buntut, Jembrana dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIX tahun 2017.

Dengan banyolan-banyolan ala kekinian, Sekaa asal Bumi Makepung itu tak henti-hentinya membuat penonton tertawa. Tapi, di balik lelucon-lelucon itu, Sekaa Bondres Ketekung Buntut sangat serius menyampaikan pesannya tentang air, merespon Ulun Danu yang menjadi tema PKB kali ini.

Sekaa Ketekung Buntut membawakan cerita Ulah Ngalih Aluh. Judul ini merupakan penuangan keinginan masyarakat kepada Pemerintah dalam menangani eksploitasi sumber air. Jembrana merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki permasalahan terhadap pasokan air.

Cerita ini menggambarkan keinginan Gek Ayu Lilis untuk membuka usaha air mineral. Konon, di sebuah Desa bernama Yeh Mekecir, ditemukan air klebutan atau sumber air. Air klebutan tersebut ditemukan di tanah warisan milik I Soglo. Penemuan inilah yang membuat Gek Ayu Lilis mengutus anak buahnya untuk mencari sumber air tersebut untuk menyukseskan usahanya di bidang air mineral.

Namun, karena keteguhan hatinya, I Soglo enggan menjual tanahnya yang secara otomatis membuat Air Klebutan tersebut menjadi milik pembeli. I Soglo bersikukuh untuk tidak menjual tanahnya hingga ia terpaksa harus ditangkap dan diculik oleh anak buah Gek Ayu Lilis. Namun, hal tersebut tak turut membuat I Soglo Gentar. Dan akhirnya menyadarkan semua pihak bahwa sumber air adalah untuk kesejahteraan rakyat banyak.

"Kami ingin memberikan pesan , jangan karena uang lalu menyerahkan yang sangat berharga. Sejauh ini di sumber mata air di Desa Yeh Mekecir belum terjamah investor. Garapan ini juga sebagai upaya mencegah hal itu terjadi," ungkap Kordinator Sekeha Bondres Ketekung Buntut, Ida Bagus Sulinggih.

Gus Sulinggih berharap baik pemerintah maupun masyarakat harus berkomitmen dalam menjaga sumber daya air yang ada. Selain itu, masyarakat akan mudah memahami inti sari dan pesan yang disampaikan melalui kesenian. "Setelah pementasan ini kami berharap masyarakat mampu memahami pentingnya air, selain itu, upaya mengeksploitasi sumber air di masyarakat dapat diminimalisir," katanya.

Menurut Gus Sulinggih, seni bondres merupakan hiburan yang mudah diingat masyarakat karena kelucuannya. Maka sebagian besar gerakan yang dilakukan kala itu adalah improvisasi atas keinginan dari pelakonnya. "Sejak awal memang sudah melucu, karena memang diset sebagai hiburan. Tapi walau begitu pesan yang disampaikam tetap masuk," pungkasnya.*in

Komentar