nusabali

Empat Bulan Terakhir, DBD di Jembrana Capai 129 Kasus

  • www.nusabali.com-empat-bulan-terakhir-dbd-di-jembrana-capai-129-kasus

NEGARA, NusaBali - Selama empat bulan terakhir kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jembrana melonjak. Sesuai data Dinas Kesehatan Jembrana, secara kumulatif tercatat ada sebanyak 129 warga Jembrana yang terjangkit DBD sejak Januari hingga April 2024. Pada April lalu tercatat sebanyak 53 kasus. Jumlah kasus itu meningkat dibanding pada Maret sebanyak 46 kasus. Sedangkan pada Februari tercatat 18 kasus dan Januari 12 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana dr Made Dwipayana, Selasa (7/5), mengatakan perubahan iklim dengan pergantian cuaca panas dan hujan yang tiba-tiba, menjadi salah satu faktor pemicu berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Seiring hal itu, risiko penyakit DBD semakin tinggi sehingga perlu diantisipasi bersama seluruh element masyarakat. “Mobilitas masyarakat yang tinggi juga meningkatkan risiko DBD,” ujarnya. 

Menurut Dwipayana, setiap ada temuan kasus positif DBD, selalu ditindaklanjuti dengan melakukan fogging. Bahkan tidak hanya kasus positif, saat ada indikasi atau suspect DBD, juga dilakukan fogging di wilayah tempat tinggal yang bersangkutan. 

“Selain fogging, kita juga lakukan edukasi ke masyarakat. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan desa-desa untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pemberantasan jentik nyamuk di rumah masing-masing,” kata Dwipayana.

Dwipayana menjelaskan, upaya pemberantasan jentik nyamuk itu menjadi kunci utama untuk pencegahan DBD. Sementara fogging hanyalah membunuh nyamuk dewasa. Jentik nyamuk dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam 2 minggu dan menularkan DBD.

“Pemberantasan nyamuk harus dilakukan dari akarnya, yaitu jentik nyamuk di tempat genangan air. Oleh karena itu, sinergi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting. Itu juga harus dilakukan bersama-sama di semua wilayah. Fogging saja tidak cukup. Yang terpenting adalah pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing,” pesan Dwipayana. 7 ode

Komentar