nusabali

Kebun Kakao Tabanan Kejar Sertifikat Organik

  • www.nusabali.com-kebun-kakao-tabanan-kejar-sertifikat-organik

TABANAN, NusaBali - Sebanyak 20 hektare kebun kakao di Tabanan difasilitasi mengantongi sertifikat organik. Luasan kebun itu berada di Subak Abian Waru, Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur.

Saat ini untuk mendapatkan sertifikat organik tersebut petani kakao di lokasi itu telah diberikan pelatihan dan pra assessment skema organik nasional ekspor. 

Data di Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan mencatat, selama periode tahun 2019-2022 pengembangan kakao di Tabanan cukup bagus. Tahun 2019 lalu total luasan pengembangan kakao yang hanya mencapai 3.277,21 hektare, mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi 3.303,87 hektare. 

Di tahun 2021 luasan pengembangan tanaman kakao ini tetap bertahan di 3.303,87 hektare, dan di tahun 2022 bertambah menjadi 3.342,97 hektare. 

Penyuluh Tingkat Muda Dinas Pertanian Tabanan, I Ketut Yuli Aryani mengatakan persiapan mengantongi sertifikat organik ini difasilitasi menggunakan anggaran APBN melalui satuan kerja (Satker) Dinas Pertanian Provinsi Bali sebesar Rp 92.429.000 pada tahun 2023. 

"Pendampingan untuk mengantongi sertifikat organik ini sudah dilakukan sejak tahun 2021 sampai tahun 2023 sekarang," ujarnya, Kamis (4/5). 

Kata dia, persiapan kebun kakao untuk mendapatkan sertifikat organik ini melibatkan pendamping dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) dari PT Iskol Agridaya Internasional. Dan pendampingan untuk mendapatkan sertifikat organik memang membutuhkan waktu lama dan dilakukan diluasan yang sama sejak pendampingan pertama. "Waktunya lama ini karena perlu waktu mengubah mindset petani agar melakukan perlakuan organik dalam budidaya kakao," jelas Aryani. 

Disebutkan selama persiapan mendapat sertifikat ini lewat anggaran sejumlah Rp 92 juta lebih tersebut anggota subak abian Waru ini juga mendapat pelatihan dan pra assessment skema organik nasional ekspor. 

"Harapannya, setelah sertifikat organik ini didapat, maka para anggota subak abian ini bisa mendapatkan nilai tambah dari panen yang dihasilkan. Selain itu, Tabanan bisa mandiri untuk melakukan ekspor kakao," terangnya. 7des

Komentar