nusabali

Kemahiran Berbahasa Indonesia Masih Kurang

  • www.nusabali.com-kemahiran-berbahasa-indonesia-masih-kurang

DENPASAR, NusaBali
Balai Bahasa Provinsi Bali tahun 2022 telah menyelenggarakan Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka kepada ribuan orang dari berbagai kalangan.

Hasilnya kemampuan berbahasa Indonesia rata-rata peserta belum memadai. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia pada Rabu (1/3) di Jakarta. Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara luring dan daring tersebut diluncurkan dan diserahkan buku Peta Kemahiran Berbahasa Tahun 2022 yang di dalamnya juga termaktub hasil UKBI Adaptif Merdeka pada masing-masing provinsi.

Balai Bahasa Provinsi Bali sendiri selama kurun 2022 telah melakukan UKBI Adaptif Merdeka kepada 3.113 orang, berasal dari beragam kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, ASN, guru, hingga penerjemah di sembilan kabupaten/kota.

“Jumlah peserta untuk tahun 2022 mengalami kenaikan lebih dari 50 persen,” ujar Koordinator UKBI Balai Bahasa Provinsi Bali 2022 Wahyu Aji Wibowo kepada NusaBali, Rabu (1/3).

Secara rinci dari seluruh peserta UKBI Adaptif Merdeka yang dilakukan Balai Bahasa Bali hasilnya cukup variatif. Dari angka tersebut terlihat kemahiran berbahasa Indonesia para peserta sebagian besar masih belum memadai. Jumlah terbanyak pada kategori marginal, semenjana, dan terbatas. Secara terperinci, predikat istimewa sebanyak 0 orang, sangat unggul 70 orang, unggul 162 orang, madya 495 orang, semenjana 735 orang, marginal 982 orang, terbatas 587 orang, dan tidak berpredikat 82 orang.

Hasil UKBI ini memang bukan sebuat survei. Aji mengatakan, ada beberapa kabupaten seperti Buleleng, Gianyar, Jembrana, dan Tabanan yang jumlah peserta UKBI masih sangat minim. Namun demikian sedikit banyak menunjukkan peta kemahiran berbahasa Indonesia di Pulau Dewata yang masih perlu ditingkatkan. “Untuk tahun 2023, Balai Bahasa Provinsi Bali akan melakukan sosialisasi di empat kabupaten,” sebut Aji.

Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya pada Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia menyatakan UKBI Adaptif Merdeka dikembangkan agar bisa setara dengan uji kemahiran berbahasa seperti TOEFL atau IELTS. Menurutnya sebagai salah satu yang paling banyak digunakan di dunia, bahasa Indonesia perlu memiliki alat ukur yang memadai agar bisa digunakan secara maksimal untuk menyerap informasi dan menuangkan gagasan.

“Sudah waktunya bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa-bahasa besar di dunia. Sebagai bahasa modern dan multifungsi dan memiliki jumlah penutur yang sangat besar diperlukan sarana evaluasi yang menilai mutu penggunaan bahasa Indonesia,” kata Nadiem dalam sambutan yang diikuti secara daring.

Nadiem mengungkapkan, UKBI Adaptif Merdeka merupakan pengembangan UKBI sebelumnya dengan mengadaptasi teknologi digital seperti uji kebahasaan bahasa besar dunia lainnya seperti TOEFL dan IELTS. Sejak diluncurkan pada Januari 2021 UKBI Adaptif Merdeka telah digunakan lebih dari 380 ribu peserta.

“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengoptimalkan manfaat UKBI Adaptif Merdeka, kita semua perlu mengukur kecakapan kita dalam menggunakan bahasa Indonesia,” harap Nadiem. *cr78

Komentar