nusabali

Bukan Imajinasi Saja, Film Bisa Menjadi Inspirasi Puisi

  • www.nusabali.com-bukan-imajinasi-saja-film-bisa-menjadi-inspirasi-puisi

DENPASAR, NusaBali.com – Sebuah film bisa menjadi media pengenalan karya sastra. Seperti yang dilakukan Beyond Cinema yang mengundang pelaku teater untuk menonton film sebagai sumber inspirasi penciptaan puisi.

Dengan mengangkat  tema ‘Panggung Puisi,  Merespon Imaji’ empat komunitas teater yakni, Bali yakni Teater Genta Malini, Teater Antariksa, Teater Angin, dan Teater Takhta digandeng dalam acara yang dilangsungkan di Jati Jagat Kehidupan Puisi, Jalan Cok Agung Tresna Nomor 109 Denpasar, Rabu (19/10/2022) malam.

Kegiatan Beyond Cinema yang merupakan bagian dari BaliMakarya Film Festival tersebut diisi dengan pementasan dramatisasi puisi, teaterisasi puisi, musikalisasi puisi, dan baca puisi.

“Selama ini teman-teman sastra di kalangan puisi cenderung menulis puisi berdasarkan imajinasi atau alam yang dilihat, dan jarang menggali melalui film,” kata Ketua Jati Jagat Kehidupan Puisi (JKP) Bali, Wayan Jengki Sunarta.

Melalui gelaran ini,  puisi yang ditampilkan adalah merespons film yang diputar. Jadi masing-masing orang menonton film yang mereka suka dan menciptakan puisi dari film itu. 

“Melalui gelaran ini, teman-teman sastra dapat menggali inspirasi melalui film untuk menulis puisi, cerpen dan prosa.  Outputnya itu nanti mudah-mudahan dengan kegiatan ini, teman-teman bisa menulis puisi tidak hanya berdasarkan imaji secara personal, tetapi jika ia menonton film ia mendapatkan ide dari film apa pun itu,” harap penyair kelahiran Denpasar, 22 Juni 1975 ini.

Film bisa dijadikan sebuah ide dalam penulisan puisi atau karya sastra lainnya disebabkan karena film mengandung unsur visual, audio dan dramatik yang menggugah perasaan sehingga mempermudah pecinta sastra dalam menuangkan gagasan.

Sementara itu Salman Aristo, penulis skenario,  yang juga turut diundang dalam acara ini mengungkapkan ketertarikannya kepada puisi sejak ia masih kecil. Ketertarikannya tersebut kembali diasah dengan merilis buku ciptaannya yang berjudul ‘8Depa Dari Layar’ hasil dari film-film yang telah ia tonton. 

“Buku secara konten dan bentuk sudah lama di file saya dari hasil respons saya menonton film. Saya menulis puisi setiap saya menonton film yang menyentuh yang terus saya lakukan sampai saat ini. Kapan ada mood saya selalu tulis, sedari kecil, jauh sebelum saya menulis skenario film dan karya pertama saya menulis puisi,” ungkap Salman Aristo.

Dikenal oleh publik sebagai seorang penulis skenario Film Laskar Pelangi, ia mengungkapkan tidak ada tantangan saat ia harus merespons film yang ditonton menjadi karya puisi. Hal ini terjadi karena kebiasaannya sedari kecil yang serius menulis puisi dan memantik inspirasinya melalui sebuah film. 

“Dua-duanya sama asyiknya. Karena keduanya merupakan seni yang berbeda,” ungkap Salman ketika ditanyai lebih asyik mana antara menulis skenario film atau puisi.

Salah satu peserta dari Teater Antariksa, Komang Chody Prasetya Adi Putra mengungkapnya gelaran ini cocok untuk orang yang tertarik dengan seni dan sastra seperti film, puisi, teater bahkan musikalisasi puisi . 

“Event ini sangat bermanfaat untuk menambah informasi, wawasan tentang dunia seni dan sastra. Tentunya event ini sangat menarik dan semoga event ini bisa terus terlaksana,” harap Komang Chody Prasetya Adi Putra siswa kelas 12 SMAN 7 Denpasar. *ris


Komentar