nusabali

JKP, ‘Oase’ Seni yang Tak Pernah Surut

  • www.nusabali.com-jkp-oase-seni-yang-tak-pernah-surut

DENPASAR, NusaBali.com – Suasana teduh dari rindang pepohonan menjadi penanda Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP). Berlokasi di bilangan Renon, Denpasar Timur, komunitas sastra dan budaya ini menjadi sentra budaya, tempat para penyair, penulis, pelukis pegiat teater, dan wartawan berkegiatan.

Ogek, misalnya. Siswi sebuah SMK di Denpasar ini, Rabu (6/12/2023) tampak bersiap untuk berlatih teater bersama teman-temannya. Ia merasakan hal berbeda sejak dua tahun lalu menekuni seni teater.

“Selain wadah ekspresi, teater saya anggap sebagai sarana untuk mengenali diri, apa dan bagaimana diri saya,” ujar pemilik nama lengkap Ni Gusti Ayu Candra Dewi ini.

JKP didirikan pada 2014 oleh legenda sastra Umbu Landu Paranggi dan Frans Nadjira. Tempat ini menjadi ‘oase’ di tengah kehidupan kota yang sibuk dan serba cepat.  Pementasan teater, baca puisi, diskusi buku, workshop sastra, dan pameran lukisan menjadi agenda rutin yang diadakan secara intens.

Ngurah Arya Dimas Hendratno, dipercaya menjadi ‘lurah’ JKP. Sebutan ‘lurah” merujuk pada nama awal JKP sebelum Umbu Landu Paranggi berpulang pada 2021. 

“Jatijagat Kehidupan Puisi awalnya bernama Jatijagat Kampung Puisi. Seperti sebuah kampung, komunitas ini menjadi rumah singgah mereka yang menyukai seni, termasuk generasi muda bahkan siswa-siswi,” terang pembina teater beberapa sekolah di Denpasar ini. 

Dimas melihat, kehidupan kota yang kompleks memerlukan ruang alternatif untuk warganya rileks sejenak, dan ia melihat JKP berhasil menumbuhkan itu.

“Seni itu obat penyembuh. Teater, misalnya, bagi generasi muda dianggap sebagai sarana untuk mereka melatih emosi. Mereka menjadi lebih tenang, punya empati dan menyadari hakikat diri,” jelasnya.

JKP sejak beberapa tahun lalu juga hadir dalam ruang digital. Setiap kegiatan dapat disaksikan melalui siaran langsung di media sosial. 

Komunitas ini juga rutin menggelar podcast yang bertajuk ‘tutur tokoh’, mengundang pegiat seni di JKP dan luar JKP untuk membicarakan diri dan kiprah mereka, selain hal-hal yang hangat dibicarakan masyarakat.

“Di JKP juga ada perpustakaan, majalah dan koran dinding. Juga, laboratorium klinik sastra, program yang membahas karya para pengarang Indonesia. Terbaru, kami sedang membuat e-library atau perpustakaan digital, yang bisa diakses secara luas dan gratis,” tukas Dimas yang juga seorang penyair ini. 

‘Oase’ itulah yang bisa warga kota Denpasar temui jika berkunjung ke JKP, tepatnya di Jalan Cok Agung Tresna 109, depan kantor TVRI Bali, Renon.*ol5


Komentar