Kapolda Temui 10 Warga

Sementara itu, Penjabat Bupati Bangli Dewa Gede Mahendra mengatakan rencana pemulangan 10 warga pengungsi asal Banjar Langkan, Desa Landih ini masih akan dibahas dalam rapat Tim Penanganan Konflik Sosial. Rapat itu sendiri baru digelar Senin sore kemarin. “Pemulangan mereka tentunya harus melalui proses. Paling tidak, harus ada yang bisa menjamin kemanan mereka jika dipulangkan ke Banjar Langkan, Desa Landih,” katanya. 

Seusai rapat yang berlangsung hingga Senin petang pukul 18.30 Wita, Dewa Mahendara mengakui sudah mendapat titik terang untuk masalah 10 warga pengungsi asal Desa Landih ini. Dirinya selaku Ketua Tim Penanganan Konflik Sosial Pemkab Bangli, putuskan 10 warga pengungsi tersebut nantinya dipulangkan  ke rumahnya masing-masing tanpa dijemput oleh prajuru dan krama banjar.

Selain itu, 10 warga pengungsi tersebut juga harus ada jaminan keamanan. “Jadi, mereka mesti langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing, bukan ditempatkan di lapangan terlebih dulu. Untuk pelaksanaan upacara Penglebur Mala, terserah krama desa setempat. Tapi, kami harap upacaranya yang biasa-biasa saja,” tandas Penjabat Bupati yang juga Karo Humas Setda Provinsi Bali ini.

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Landih, Nengah Darsana, menyatakan tadi malam sudah langsung digelar paruman krama adat di Banjar Langkan. Paruman yang berakhir sekitar pukul 23.00 Wita semalam menghasilkan sejumlah keputusan penting. Salah satunya, krama setempat bisa menerima kembali 10 warga pengungsi ini, tanpa harus diasingkan dulu, tapi langsung ke rumahnya.

“Hanya saja, mereka tetap harus menjalani upacara Panglebur Mala, sesuai paruman sebelumnya. Besok (hari ini) sebanyak 15 prajuru adat Banjar Langkan  bakal mengikuti mediasi lagi di Mapolres Bangli," ujar Nengah Darsana saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.