nusabali

Roadshow Pentas Kesenian Rakyat dari Kota ke Kota di Prancis

Tim Kesenian dari Yayasan Yasa Putra Sedana Ambil Bagian dalam Pemulihan Pariwisata Bali

  • www.nusabali.com-roadshow-pentas-kesenian-rakyat-dari-kota-ke-kota-di-prancis

Yayasan Yasa Putra Sedana yang digawangi trio bersaudara: Dewa Ngakan Rai Budiasa, Dewa Nyoman Putra Diasa, dan Dewa Ngakan Sedana menyertakan tim kesenian berkekuatan 30 orang ke Eropa, terdiri dari penari Legong, Oleg, Kecak, Barong, dan penabuh

DENPASAR, NusaBali

Di tengah meredupnya pariwisata Bali karena dampak wabah virus Corona, Yayasan Yasa Putra Sedana siapkan roadshow ke belahan Eropa untuk pentas Kesenian Rakyat selama 44 hari, 4 Juli-24 Agustus 2020 mendatang. Mereka diundang mengisi acara Festival de Montoire, sebuah festival yang hanya menyertakan Tim-tim Kesenian Rakyat berkualitas dari seluruh dunia. Festival de Montoire ini dilaksanakan dari kota ke kota di Prancis.

Yayasan Yasa Putra Sedana sendiri membina Tim Kesenian Rakyat yang bermarkas di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar. Yayasan ini dipimpin oleh Dewa Ngakan Rai Budiasa, politisi Golkar yang mantan Wakil Ketua ASITA DKI Jakarta.

Menurut Dewa Rai Budiasa, Tim Kesenian Rakyat di bawah Yayasan Yasa Putra Sedana yang diasuhnya sudah 3 kali diundang untuk lawatan ke Eropa. Pertama kali, mereka diundang tahun 1987 silam. Lawatan berikutnya (kedua) terjadi tahun 2011.

Kini, pada roadshow ke Eropa tahun 2020, Tim Kesenian Rakyat dari Desa Melinggih Kelod ini diundang menghadiri Festival de Montoire di Prancis. “Festival de Montoire adalah sebuah festival yang hanya menyertakan Tim-tim Kesenian Rakyat berkualitas dar berbagai belahan dunia,” ungkap Rai Budiasa kepada NusaBali di Denpasar, Selasa (10/3).

“Tim Kesenian Rakyat kita selalu jadi objek reportase TV France 5 untuk program ‘Echapees Belles’. Bagi kami, roadshow pentas kesenian ke Eropa sepertinya sebuah titah (mandat) sebagai bagian upaya berperan serta dalam pemulihan pariwisata Bali yang redup karena dampak wabah virus Corona," ujar Rai Budiasa yang juga mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta 1992-1997.

Dalam lawatannya ke Eropa tahun 2020 ini, Yayasan Yasa Putra Sedana yang digawangi trio bersaudara: Dewa Ngakan Rai Budiasa, Dewa Nyoman Putra Diasa, dan Dewa Ngakan Sedana menyertakan 30 orang. Mereka terdiri dari Penari Legong, Penari Oleg, Penari Kecak, Penari Barong, dan penabuh gambelan.

"Kami ini sifatnya ngayah, karena semuanya relawan. Kami adalah komunitas seni dari anak-anak muda di Desa Payangan. Biaya roadshow ke Eropa murah, tidak seperti promosi pariwisata pada umumnya," tegas mantan Sekretaris Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Jerman Barat ini.

Nantinya, kata Rai Budiasa, Tim Kesenian Rakyat di bawah binaan Yayasan Yasa Putra Sedana akan pentas dari kota ke kota di Prancis. Mereka menyasar kampung halaman warga Prancis yang selama ini merupakan turis Premium Class (turis kelas menengah). Beda pola dengan tim kesenian yang selama ini pentas di Kedubes RI, dengan penonton warga Indonesia.

"Istimewanya, ya kita pentas keliling dari kota ke kota di Prancis. Kami pasti perkenalkan Bali di sana," tandas Rai Budiasa yang sempat masuk Tim Pokja Bidang Pemasaran Luar Negeri Kementerian Pariwisata di era Menteri Pariwisata I Gede Ardika periode 2001-2004.

Menurut Rai Budiasa, kota-kota di Prancis yang akan menjadi lokasi pementasan Tim Kesenian Rakyat dari Yayasan Yasa Putra Sedana adalah Saint Malo, Castel Maron di Toulouse, Felletin, Argenton, Montoire, Maintenon, dan Bonheiden. Dari roadshow pentas kesenian itu, diharapkan wisatawan Prancis tergerak berbondong-bondong ke Bali.

"Di tengah lesunya kunjungan turis China ke Bali, maka pangsa pasar Eropa, terutama Prancis, menjadi harapan. Kami hanya punya semangat untuk ngayah demi Bali. Kami sudah diundang pentas seni ke Eropa jauh sebelum wabah virus Corona merebak. Sepertinya, ini rencana Tuhan buat kami untuk membantu Bali," tegas politisi Golkar asal Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan yang kini menjadi anggota Dewan Kehormatan Kamar Dagang dan Industri (Ka-din) Provinsi Bali ini.

Sementara itu, Pembina Tabuh Tim Kesenian Yayasan Yasa Putra Sedana, Dewa Ngakan Nyoman Putra Diasa, mengatakan berdasarkan pengalaman tampil di Prancis dan Belgia tahun 2011, biasanya mereka tampil dalam festival yang melibatkan Tim-tim Kesenian Rakyat yang sudah mendunia. Biasanya, begitu nama Bal disebut, langsung dapat aplaus panjang dari penonton.

"Festival de Montoire ini adalah Festival Kesenian Rakyat yang merupakan anggota anggota dari CIOFF (consil international des oleh de festival de folklore) yang disupport oleh UNESCO dalam rangka pergaulan dunia. Pertama kali festival ini digelar Agustus 1973 silam," ujar seniman tabuh yang pernah tinggal menetap di Prancis dan Jerman periode 1976-1995 ini mengikuti kakaknya, Dewa Ngakan Rai Budiasa.

Putra Diasa mengatakan, Festival de Montoiro di setiap kota di Prancis biasanya dikunjungi antara 100.000 sampai 150.000 orang. "Pengalaman kami ya disambut di depan rumah-rumah warga seusai pentas. Perhelatan di musim panas ini ekaligus untuk membantu pemerintah promosikan Bali. Terlebih, dalam kondisi sekarang ketika pariwisata Bali tengah berhadapan dengan virus Corona," tegas seniman yang menguasai Bahasa Francis, Jerman, dan Inggris ini.

Menurut Putra Diasa, persiapan tim keseniannya saat ini sudah 70 persen. “Kami sedang genjot latihan untuk pementasan di Eropa nanti. Kami harus tampil maksimal, karena media di Prancis sudah mereportase kegiatan ini," katanya. *nat

Komentar