nusabali

Ogoh-Ogoh Watupiak: Kilas Balik Patih Tambyak Menyambut Nyepi 1946

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-watupiak-kilas-balik-patih-tambyak-menyambut-nyepi-1946

DENPASAR, NusaBali.com - Seiring mendekatnya Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946, semangat berkarya para pemuda di Banjar Buana Indah, Padangsambian, Denpasar Barat, kian bergelora. Di bawah naungan ST Dharma Citta, mereka sedang merampungkan ogoh-ogoh megah bertema Watupiak yang menceritakan kisah Ki Patih Tambyak.

"Proses pengerjaan ogoh-ogoh ini dimulai sejak pertengahan Desember 2023 lalu," ungkap I Komang Angga Krisna Prabawa (Lepok), Sekretaris ST Dharma Citta. "Saat ini, kami sudah mencapai tahap 70 persen."

Biaya pembuatan ogoh-ogoh ini ditaksir mencapai Rp 30 juta. "Hingga 29 Januari, kami sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 17 juta," papar Lepok.

Tema Watupiak dipilih untuk mengangkat kisah inspiratif Ki Patih Tambyak, patih yang terkenal dengan kebijaksanaan dan kesetiaannya. "Kami ingin menggambarkan perjalanan hidupnya, dari masa bayi hingga dewasa," jelas Lepok.

Dua tokoh utama, Jro Bendesa dan Patih Tambyak, menjadi fokus utama ogoh-ogoh ini. Dua tokoh tambahan pun dihadirkan untuk memperkaya cerita.

Teknologi dan Kreativitas

Ogoh-ogoh Watupiak dirancang dengan sistem bongkar pasang (knock down) untuk memudahkan proses pengerjaan dan pengeluaran. "Rencananya, ogoh-ogoh ini akan diikutsertakan dalam lomba di Kota Denpasar dan diarak keliling desa pada malam pangerupukan," kata Lepok.

Penggunaan teknologi pun tak luput dalam proses pembuatan ogoh-ogoh ini. "Kami ingin mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya Bali," ujar Lepok.

Mesin penggerak ditambahkan untuk membuat gerakan ogoh-ogoh lebih realistis dan hidup. Kreativitas juga menjadi fokus utama.

"Kami menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti rotan, bambu bedeg, dan bahan lainnya yang mudah diperoleh dan terjangkau," jelas Lepok.

Penggunaan bahan ramah lingkungan ini telah menjadi tradisi ST Dharma Citta selama bertahun-tahun. "Ini memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan lingkungan, serta memperkuat kolaborasi antar anggota STT," kata Lepok.

Meskipun terdapat nilai positif dan negatif, penggunaan ulatan memberikan kelebihan dalam meningkatkan tingkat kreativitas.

"Harapan kami untuk tahun 2024 adalah semoga lebih baik dari tahun sebelumnya, dan semua anggota STT di Kota Denpasar dapat terus memberikan inovasi melalui karya ogoh-ogoh mereka setiap tahunnya," pungkas Lepok.*m03

Komentar