nusabali

Ogoh-ogoh Brahmana Keling Siap Diarak

2 Tahun Jadi Penunggu Balai Banjar Pekuwon

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-brahmana-keling-siap-diarak

BANGLI, NusaBali - Ogoh-ogoh Brahmana Keling hasil karya STT Kertha Giri Banjar Pekuwon, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli menjuari Lomba Ogoh-ogoh di Bangli tahun 2020.

Setelah dua tahun berlalu, Ogoh-ogoh yang menelan dana Rp 45 juta bakal diarak pada Hari Pengrupukan kali ini. Selama pandemi sejak Maret 2020, Ogoh-ogoh tersebut ditempatkan di balai banjar. 

Ketua STT Kertha Giri Made Agus Sastra Wiguna mengatakan untuk menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini, pihaknya tidak lagi membuat Ogoh-ogoh. Rencana, Ogoh-ogoh yang dibuat tahun 2020 lalu yang akan diarak. Meski sudah dua tahun Ogoh-ogoh tersebut kondisi masih bagus. Malahan tidak ada yang dipermak. "Kondisi masih bagus hanya berdebu saja," ungkapnya Kamis (24/2). 

Ogoh-ogoh tersebut sempat diikutkan lomba yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali. Menurut Made Agus, Ogoh-ogoh yang dibuat STT Kertha Giri meraih Juara I di Kabupaten Bangli. Ogoh-ogoh mengangkat tema Brahmana Keling. Dipilihnya tema Brahmana Keling untuk mengingatkan kembali bagaimana sejarah atau silsilah beryadnya dalam agama Hindu. "Seperti yang tertuang dalam Lontar Bebali Sidakarya. Bagaimana perjalanan Brahmana Keling hingga Sabda Ida Dalem Watu Renggong," jelasnya. 

Kata Made Agus pembuatan Ogoh-ogoh Brahamana Keling memakan waktu sekitar tiga bulan. Bahan yang digunakan pun ramah lingkungan, kerangka menggunakan bambu. Pembuatan Ogoh-ogoh tersebut menghabiskan biaya Rp 45 juta. "Pembuatan Ogoh-ogoh memanfaatkan kas STT, ada juga dukungan dari adat dan masyarakat. Ogoh-ogoh yang kami buat tinggi 7,5 meter dengan lebar 2,5 meter," ujarnya. 

Diakui, sebelum terjadi pandemi Covid-19, STT Kertha Giri setiap tahun rutin membuat Ogoh-ogoh. Pada tahun 2020 - 2021 kondisi tidak memungkinkan untuk mengarak Ogoh-ogoh. Baru tahun ini diperbolehkan untuk pengarakan. "Tahun lalu tidak diarak karena ada PPKM. Tahun ini diperbolehkan, namun tidak sampai melewati batas banjar," sambungnya. 

Pihaknya pun menyambut baik atas diperbolehkannya pengarakan Ogoh-ogoh walaupun peserta terbatas. Nantinya yang akan mengarak Ogoh-ogoh sudah dipilih orang-orangnya. 

Disisi lain, di Bangli sendiri terdata ada 128 Ogoh-ogoh yang akan diarak pada malam Pengrupukan. Sebelumnya MDA  (Majelis Desa Adat) Bangli telah mendata ST banjar yang membuat Ogoh-ogoh. ‘’Masing-masing Banjar hanya membuat satu ogoh-ogoh. Sementara baru tercatat 128 Ogoh-ogoh di seluruh Bangli," ungkap Bendesa Madya MDA Bangli Jro Ketut Kayana. 

Jro Ketut Kayana menjelaskan pengusung Ogoh-ogoh hanya 25 orang diberikan waktu hanya sejam. Kemudian waktu pengarakan tidak boleh lewat dari pukul 21.00 Wita. "Dibatasi waktu hanya sejam. Pada pelaksanaan tetap diawasi dan penerapan protokol kesehatan tetap jalan," tegasnya. Selain itu,  akan ada pecalang yang mengatur masyarakat yang mau menyaksikan proses pengarakan Ogoh-ogoh. 

Tidak hanya itu, sebelum pengarakan wajib melakukan test rapid. Nanti akan difasilitas Diskes Bangli. "Kami sudah koordinasikan jumlah peserta pengusung Ogoh-ogoh. Kami menekankan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. 7esa.

Komentar