nusabali

Dewan Minta Pemkab Lebih Kreatif

Realisasi PAD Tak Capai Target

  • www.nusabali.com-dewan-minta-pemkab-lebih-kreatif

SINGARAJA, NusaBali
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2020 lalu tak mencapai target. Hingga penghujung tahun lalu, PAD hanya mampu menyentuh angka 95,2 persen, atau Rp 318,98 miliar dari terget Rp 335,07 miliar.

Dewan meminta pemerintah untuk segera menyiapkan upaya kreatif, untuk solusi mencapai target PAD pada masa pandemi tahun ini.

Data laporan kinerja pemerintah daerah tahun 2020, sektor pajak daerah hanya terealisasi Rp 118,26 miliar atau 91,54 persen dari target Rp 129,19 miliar. Sedangkan sektor retribusi daerah terealisasi Rp 19,81 miliar atau 90,09 persen dari target Rp 21,99 miliar.

Menurut Juru Bicara Fraksi Hanura DPRD Buleleng Gde Wisnaya Wisna, sebenarnya ada beberapa sektor pendapatan yang masih dapat digarap optimal, untuk memaksimalkan target PAD. Seperti 6 dari 11 sektor tak mencapai target. Keenamnya meliputi  Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, serta Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Begitu pula sektor retribusi daerah. Tujuh jenis retribusi yang tak mencapai target. Seperti retribusi pelayanan kesehatan, pengujian kendaraan bermotor, pemakaian kekayaan daerah, terminal, tempat rekreasi dan olah raga, perpanjangan ijin mempekerjakan tenaga asing, pengendalian menara telekomunikasi, serta pemakaian kekayaan daerah (kantin sekolah).

“SKPD sebagai pemungut retribusi harus dievaluasi juga. Pada masa pandemi ini, tantangannya sangat berat. Sehingga butuh inovasi dan cara berpikir out of the box,” ungkap politisi asal Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini.

Sementara itu Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng Gede Sugiartha Widiada dikonfirmasi terpisah mengatakan, melesetnya realisasi pendapatan itu disebabkan oleh masa pandemi. Semula pemerintah memang memasang target tinggi. Namun harus merevisi karena terjadi perlambatan ekonomi.

Menurutnya kondisi ekonomi tahun lalu memang tak terduga. Terutama pada sektor pajak PHR dan penerangan jalan. Pemerintah daerah awalnya diakui Sugiartha sempat memasang target tinggi. Hal itu menyusul ada sinyal pembukaan gerbang perbatasan, sehingga masih berpeluang bagi sektor pariwisata. Hanya saja rencana itu tak dapat terealisasi karena penambahan kasus Covid-19 yang terus meningkat hingga saat ini.

“Kondisi pertumbuhan ekonominya tidak terduga. Kami saat ini sedang melakukan evaluasi target pendapatan. Supaya targetnya lebih rasional,” kata mantan Kadis Pemadam Kebakaran Buleleng ini.7 k23

Komentar