nusabali

Main Mercon, Tangan Bocah SD Hancur

  • www.nusabali.com-main-mercon-tangan-bocah-sd-hancur

Ayah korban sangat menyesal telah lalai dengan anaknya hingga harus kehilangan tangan kanannya yang seharusnya dipakai untuk belajar.

DENPASAR, NusaBali

Ini peringatan bagi para orang tua agar selalu mengawasi anaknya dalam bermain. Apalagi bermain menggunakan bahan berbahaya seperti mercon. Seperti yang dialami I Kadek Ardita, 8, asal Banjar Balingkang, Desa Songan, Kintamani, Bangli. Bocah SD ini harus rela kehilangan tangan kanannya setelah hancur terkena ledakan mercon yang dimainkannya bersama teman-temannya di depan Pura Dalem Balingkang, Minggu (18/12). Naasnya, saat mercon dinyalakan oleh temannya, mercon yang dipegangnya keburu meledak dan menghancurkan tangan kanannya.

Paman Ardita, Jero Renon, saat ditemui di IGD RSUP Sanglah, Senin (19/12) kemarin, menceritakan kronologi kejadian yang dialami keponakannya ini. Kata dia, saat itu, Ardita bermain dengan sepupu dan teman sebayanya tepat di depan Pura Dalem Balingkang sekitar pukul 09.00 Wita.  Yang menyedihkan, kata dia, setelah ledakan dan tangan keponakannya itu hancur, Ardita malah melongo mengatakan, tangannya hilang tanpa tangisan ataupun rasa sakit.

"Tangannya benar-benar hancur kayak 'luluh sate' hanya tinggal kelingkingnya saja yang tersisa sedikit, itu juga tidak bisa dipertahankan karena terlalu parah," ucapnya, sedih.

Dikatakan, tangan Ardita terpaksa diamputasi karena lukanya sangat parah dan tidak bisa dipertahankan. Kalaupun dipertahankan, keponakannya itu hanya memiliki kelingking.  “Dipotong pada pergelangan tangan kanannya untuk mengantisipasi terjadi infeksi yang lebih parah lagi,” ujarnya.

Sementara itu, ayah korban, Ketut Subrata mengaku tidak mengetahui anaknya bermain mercon, karena anak kedua dari tiga bersaudara itu pamit ke rumah bibinya yang belokasi di sebelah atas rumahnya. Tiba-tiba anaknya dikatakan kena mercon dan langsung dilarikan ke Klinik Family Husada.

"Anak saya sempat dibawa ke Klinik Family Husada, tapi katanya harus diamputasi, makanya dikirim ke sini (RSUP Sanglah) sekitar jam 6 sore, kemarin. Saya tidak tahu darimana anak saya mendapatkan merecon, saya juga nggak tau lagi apa dia masi mau sekolah apa tidak karena tangannya sudah tidak ada," kata Subrata sambil menangis di IGD, kemarin.

Subrata juga sangat menyesal telah lalai dengan anaknya hingga harus kehilangan tangan kanannya yang seharusnya dipakai untuk belajar. "Mudah-mudahan anak saya tidak malu untuk sekolah lagi dengan keadaannya seperti sekarang ini," ucapnya dengan tatapan kosong, membayangkan masa depan buah hatinya tersebut.

Kemarin, Ardita dikatakan sudah dilakukan operasi dan menunggu observasi di ruang Operasi Kecil (OK) sebelum dilakukan opname. Terlihat keluarga besar Ardita menunggu sambil duduk termenung bahkan ibu Ardita terus menangis mengingat anaknya yang masih berada di dalam ruang OK. * cr63

Komentar