nusabali

Kembangkan Desa Wisata Berbasis Eco-Tourism

  • www.nusabali.com-kembangkan-desa-wisata-berbasis-eco-tourism

DENPASAR, NusaBali
Dalam situasi pandemi, pariwisata Bali memang menjadi sektor utama yang terdampak. Namun, justru di tengah situasi ini, terdapat bagian masyarakat yang membangun desanya untuk menjadi desa wisata berbasis eco-tourism.

Dialah Putu Ayu ‘Aniek’ Puspawardani, seorang community organizer of Kelecung Project. Desa Adat Kelecung sendiri merupakan sebuah wilayah di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yang kini tengah berkembang dengan konsep desa wisata.

Sebelum aktif dalam mengembangkan Desa Adat Kelecung, Ayu Aniek berprofesi sebagai seorang guru di luar Bali. “Di tahun 2012, saya baru sadar bahwa 85% tanah di desa saya bukan milik kami lagi, tapi menjadi milik investor internasional,” ujarnya dalam webinar Tri Hita Karana in Action yang diselenggarakan oleh Bali Pledge, Jumat (18/12).

Dalam webinar ini, Ayu Aniek mengungkapkan bahwa kini di Kelecung telah terdapat tiga resort yang dibangun. Namun sayang, dua dari resort tersebut tidak melibatkan diri dengan masyarakat lokal. “Dengan suatu cara, kami sebagai warga lokal harus memiliki suara untuk tanah kami,” lanjutnya.

Perjuangan Ayu Aniek dalam mengembangkan desanya tidak mudah. Di periode antara tahun 2012 hingga tahun 2015, pariwisata di desanya dipandang sebagai sesuatu yang bersifat eksklusif. Masyarakat memiliki mindset bahwa pariwisata hanya bisa dilakukan ketika mereka memiliki tempat yang bagus, dan tidak mungkin para wisatawan ingin mendapatkan pengalaman tradisional masyarakat Bali.

“Di awal, saya mulai dengan tiga keluarga. Tiga keluarga ini percaya dengan visi saya bahwa kami bisa melakukan pariwisata yang juga ramah pada alam,” kenangnya. Beberapa tantangan yang membuat langkahnya menyuarakan gerakan ini semakin tidak mudah, salah satu faktornya yaitu permasalahan gender, karena dirinya yang seorang perempuan sehingga menyulitkan dirinya mendapat kepercayaan.

Permasalahan yang dirinya kemudian temui pada saat pandemi, yaitu banyaknya warga yang sebelumnya merantau, kembali ke desanya. “Jadi ketika kami meminta mereka untuk membantu orang tua bekerja di sawah, mereka menyadari bahwa mereka tidak punya energi untuk membantu,” papar Ayu Aniek.

Namun ini merupakan suatu turning point tersendiri bagi para pemuda tersebut. Di satu sisi, warga yang sebelumnya merantau dan bekerja di sektor kuliner kini harus menanam tanaman. Meski kini berada di masa sulit, namun Ayu Aniek merasa optimis bahwa Kelecung akan bertahan dengan tetap melakukan sesuatu yang produktif.

“Mungkin di masa penuh tantangan ini akan memberikan kami kesempatan untuk menjadi wajah baru Kelecung di masa depan, ketika semua kembali normal,” tandasnya. *cr74

Komentar