nusabali

Pemerintah-Kapolri Dituntut Peka pada Industri Bola

  • www.nusabali.com-pemerintah-kapolri-dituntut-peka-pada-industri-bola

JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mendesak Kapolri Idham Aziz memerhatikan nasib pemain dan pelatih sepakbola terkait Liga 1 2020 yang tak kunjung digelar.

Namun sejatinya bukan pemain dan pelatih yang terlibat dalam industri, tapi juga wasit, hakim garis, inspektur pertandingan, portir tiket, petugas keamanan, pedagang, hingga tukang parkir.

Ya, Liga 1 bersama Liga 2 2020 sudah vakum sejak pertengahan Maret 2020. Pemasukan para pelaku industri sepakbola pun tak menentu karena ketiadaan kompetisi. PSSI dan PT LIB sendiri ingin kompetisi berlanjut, tapi rencana kick off pada Oktober dan November sudah dua kali gagal.

Penyebabnya, izin dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tak kunjung didapatkan. Untuk itu, Iriawan pun minta pengertian Kapolri untuk memberikan izin penyelenggaraan pertandingan sepakbola, termasuk Liga 1.

"Saya sudah bersurat ke Kapolri, sampai sekarang belum ada jawaban. Kami berharap sekali. Kasihan pelatih dan pemain sudah banyak yang menjerit ke saya," kata Iriawan kepada wartawan, di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Minggu (15/11).

Banyak pemain yang kini mulai terjun ke pertandingan Antar Kampung (Tarkam) untuk menyambung hidup. Teranyar ada Saddil Ramdani yang kedapatan di lapangan banjir meski mengklaim batal bermain karena kondisi lapangan yang buruk akibat hujan.

Satu yang pasti, pendapatan pemain dan pelatih sepakbola menjadi tak menentu. PSSI dua kali menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang mengatur besaran gaji pemain di tengah vakumnya kompetisi.

"Saya meminta kepada pemerintah dan kepolisian untuk melihat para pelatih dan pemain yang kesulitan sekarang. Klub juga berteriak karena tidak ada sponsor," kata Iriawan, kepada detikSport.

Tak usah jauh-jauh menengok ke Eropa, semua negara di Asia Tenggara kecuali Brunei sudah menyelenggarakan pertandingan sepakbola lagi. Indonesia menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang kompetisinya mati suri.

Sedangkan Brunei masuk pengecualian karena memutuskan meniadakan sepakbola sejak pandemi Covid-19. Sedangkan Indonesia baru berencana melanjutkan kompetisi Liga 1 2020 pada Februari 2021, dengan kondisi tak ada jaminan bakal mendapat izin Polri.

Melihat sepakbola mati tanpa kejelasan, negara dan Polri dinilai pilih kasih dalam memberikan izin keramaian. Rencana pesta pernikahan anak dari salah satu tokoh terkenal, heboh diperbincangkan pada Sabtu (14/11), karena seolah mendapat dukungan fasilitas lembaga negara. Dukungan ditandai dengan kesiapan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memberikan puluhan ribu masker gratis buat para tamu undangan.

Publik iri dengan aroma pilih kasih dari peristiwa itu. Salah satunya seperti yang disuarakan pecinta sepakbola Indonesia di media sosial yang mulai merindukan pertandingan lagi. Kata kunci 'Liga 1' pun menghiasi halaman trending di Twitter.

Penggemar sepakbola membanding-bandingkannya dengan Liga 1 2020 yang tak kunjung mendapat izin pertandingan oleh Polri. Apalagi, PSSI dan PT LIB sudah menyepakati lanjutan pertandingan tersebut akan digelar tanpa penonton.

Bukan hanya itu, PSSI dan PT LIB sejak jauh-jauh hari juga sudah menyiapkan protokol kesehatan yang salah satu di antaranya menyediakan swab test setiap 14 hari sekali buat para anggota klub peserta kompetisi. *

Komentar