nusabali

Sukses Antarkan Persita ke Liga I Bersama Pelatih Widodo C Putra

I Nyoman Suryanthara, Putra Bali Asal Karangasem yang Kini Manajer Tim Persita Tangerang

  • www.nusabali.com-sukses-antarkan-persita-ke-liga-i-bersama-pelatih-widodo-c-putra

Lahir dan dibesarkan di Tangerang, Nyoman Suryanthara awalnya tidak suka sepakbola, karena dianggap olahraga membosankan. Semasa SMP, dia gandrung olahraga basket karena faktor sang idola, Michael Jordan

JAKARTA, NusaBali

Ada putra Bali yang berkiprah mendandani tim luar daerah dalam kompetisi sepakbola Liga I 2020-2021. Dia adalah I Nyoman Suryanthara, 39, yang kini menjadi Manajer Tim Persita Tangerang, Banten. Nyoman Suryanthara pula yang sukses mengatarkan Persita promosi ke Liga I musim ini, setelah sebelumnya tampil sebagai runner-up kompetisi Liga II 2019.

Nyoman Suryanthara merupakan putra Bali kelahiran  Tangerang, 16 Agustus 1981, asal Banjar Belong, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem. Pria yang kesehariannya membuka usaha distributor bahan bangunan ini menangani Persita Tangerang selaku manajer tim, sejak Agustus 2017. Dia mendapat tawaran gabung dari owner Persita, Rully Zulfikar, yang merupakan kakak kelasnya semasa sekolah di SMPN 1 Tangerang.

Sebelum gabung ke Persita, Suryanthara sempat menjadi pengurus klub Tangerang Wolves tahun 2010. Tangerang Wolves kala itu berlaga di kompetisi Indonesia Premier League (IPL), bersama 15 klub lainnya. Namun, Tangerang Wolves hanya bertahan setengah musih di kompetisi IPL, karena PSSI di bawah pimpinan (waktu itu) Johar Arifin membubarkan kompetisi tersebut.

Setelah kompetisi IPL bubar, Suryanthara tinggalkan sepakbola dan kembali menggeluti usaha sebagai distributor bahan bangunan. Sampai akhirnya pada Agustus 2017, Suryanthara menerima tawaran sebagai Manajer Tim Persita. Ketika itu, Persita masih berlaga di kompetisi Liga II. “Itulah awal kiprah saya menangani Persita,” ungkap Suryanthara saat ditemui NusaBali di Persita Official Store Kelapa Dua, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Di bawah asuhan pelatih kondang Widodo Cahyono Putra (mantan arsitek Bali United), Persita Tangerang yang dimanajeri Suryanthara akhirnya berhasil promosi ke kompetisi Liga I musim ini, setelah jadi runner-up kompetisi Liga II 2019. Sebagai manajer tim, yang antara lain bertugas memastikan pemenuhan kebututuhan pemain dan pelatih, menangani kontrak pemain dan pelatih, Suryanthara berpikir keras bagaimana agar Persita bisa tetap eksis.

Suryanthara pula yang berjuang mendekati Pemkab Tangerang, hingga Persita bisa menggunakan Stadion Benteng Taruna Sport Center Kelapa Dua yang baru tuntas dibangun tahun 2018. Dengan ber-home base di stadion tersebut, suporter Persita bisa maksimal mendukung tim ke-seyangannya manakala menjadi tuan rumah saat kompetisi Liga II, hingga Pasukan Pendekar Cisadane berhasil promosi ke Liga I 2020-2021.

Setelah berhasil promosi, Suryanthara bertekad mengantarkan Persita bisa tembus peringkiat 10 besar pada musim perdananya di kompetisi Liga I 2020-2021 nanti. "Kami sekarang berada di Liga I, tentu punya target. Kami ingin masuk 10 besar dari 18 klub peserta atau minimal tetap bisa bertahan di Liga I ini," tandas anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan I Made Anda (almarhum) dan Siti Suharti ini.

Bagi Suryanthara, target 10 besar sangat realistis, lantaran Persita adalah klub yang baru promosi ke Liga I. Persita pun akan berusaha mewujudkan impian itu dengan mempersiapkan tim terbaik di bawah asuhan pelatih Widodo C Putra. Menurut Suryanthara, manajemen juga siap memberikan bonus kepada pemain Persita bila dapat merealisasikan targetnya.

Suryanthara menyebutkan, janji bonus adalah hal lumrah dalam sepakbola. Bonus ini pula yang sebelumnya memacu motivasi skuad Persita, hingga berhasil promosi ke Liga I. “Saat berlaga di Liga II, para pemain dijanjikan bonus umroh bersama jika berhasil meraih prestasi. Ternyata, anak-anak tertantang dan Persita berhasil promosi ke Liga I,” kenang Suryanthara.

Nyoman Suryanthara sendiri awalnya bukanlah orang bola. Bahkan, dia mulanya tidak suka sepakbola. "Dulunya, sepakbola bagi saya adalah olahraga membosankan, karena golnya terlalu lama," cerita ayah dua anak dari pernikahannya dengan Faradiba ini.

Menurut Suryantara, dirinya suka olahraga basket sejak Kelas III SMPN 1 Tangerang. Maklum, kala itu basket sangat populer dengan kompetisi NBA di Amerika Serikat dengan mahabintang Michael Jordan dari klub Chicago Bulls. “Anak-sank sekolah saat itu mengidolakan Michael Jordan, termasuk saya,” katanya.

Setelah duduk di bangku SMAN 3 Jakarta tahun 1997, barulah Suryanthara mulai sukae sepakbola. Itu pun, awalnya dia memaksa-maksakan diri untuk menonton pertandingan sepakbola malam hari, karena tak bisa nonton kompetisi basket NBA. “Idola saya di sepakbola waktu itu adalah Ronaldi, mahabintang asal Brasil yang bermain di Seri A Italia membela Inter Milan," papar Suryanthara.

Suryantha lahir dan dibesarkan di Tangerang. Ayahnya, almarhum Made Anda, adalah seorang dokter spesialis THT. Demikian pula ibunya, Siti Suharti, perempuan asal Palembang, Sumatra Selatan yang dulu sama-sama kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) bersama ayahnya sejak tahun 1962.

Suryanthara mengisahkan, orangtuanya menikah tahun 1970, tinggal di Cipinang, Jakarta Timur. Ayahnya yang dokter spesialis bekerja di RSCM Jakarta, sambil mengajar sebagai dosen di Fakultas Kedokteran UI. Pada 1975, mereka pindah ke Tangerang, karena ayah dari Suryanthara mendapat tugas di RSUD Tangerang. Suryanthara lahir di Tangerang pada 16 Agustus 1981, berselang 6 tahun pasca orangtuanya pindah dari Jakarta.

Suryanthara menempuh pendidikan dasar di SD Strada Tangerang. Sedangkan pendidikan menengah ditempuh di SMPN 1 Tangerang dan SMAN 3 Jakarta. Setamat SMA, dia bersama temannya membuka usaha jual beli handphone. Kemudian, bekerja di perusahaan out sourcing yang menangani bidang security. Terakhir, dia menjadi distributor bahan bangunan. Barulah pada 2014, Suryanthara melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Tangerang. *k22

Komentar