nusabali

Daerah Sekitar Bendungan Bakal Dijadikan Kawasan Wisata Terpadu

Bupati Nyoman Giri Prasta Tinjau Pembangunan Bendungan Sidan di Perbatasan Badung-Gianyar-Bangli

  • www.nusabali.com-daerah-sekitar-bendungan-bakal-dijadikan-kawasan-wisata-terpadu

Menurut Bupati Giri Prasta, dengan kapasitas air 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan nantinya akan menjadi sumber air baku bagi 5 kabupaten/kota di Bali, yakni Badung, Bangli, Gianyar, Tabanan, dan Denpasar

MANGUPURA, NusaBali

Megaproyek Bendungan Sidan yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Badung-Kabupaten Bangli-Kabupaten Gianyar ditinjau Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, Rabu (15/7) pagi. Bendungan Sidan nantinya akan menjadi sumber air baku bagi 5 kabupaten/kota di Bali, sementara daerah sekitarnya bakal dijadikan kawasan wisata terpadu dan terinte-grasi dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis one village one product.

Saat tinjau Bendungan Sidan di kawasan Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Rabu pagi pukul 10.00 Wita, Bupati Giri Prasta didampingi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung IB Surya Suamba dan Kabag Humas Setda Kabupaten Badung, Made Suardita. Rombongan Bupati Giri Prasta disambut langsung oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Maryadi Utama, yang didampingi Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira.

Bendungan Sidan merupakan proyek monumental yang digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk mendukung ketersediaan air baku di Provinsi Bali yang menjadi destinasi wisata dunia. Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sepanjang 2015-2019.

Bendungan Sidan dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kaupaten di Bali. Pertama, wilayah Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang, Badung. Kedua, wilayah Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar. Ketiga, kawasan Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Keempat, kawasan Desa Mengani, Kecamatan Kintamani, Bangli. Kelima, kawasan Desa Bunutin, Ke-camatan Kintamani, Bangli. Ground breaking (peletakan batru pertama) Bendungan Sidan dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, 4 April 2019 lalu.

“Kami mewakili masyarakat Badung mengucapkan terima kasih kepada Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Menteri PUPR beserta jajaran, dan utamanya kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo atas pembangunan Bendungan Sidan ini, sebagai wujud nawacita beliau,” ujar Bupati Giri Prasta saat kunjungannya ke proyek Bendungan Sidan, Rabu kemarin.

Menurut Bupati Giri Prasta, pembangunan Bendungan Sidan juga bentuk implementasi UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi ‘bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’. “Ini merupakan implementasi Pembukaan UUD 1945 bahwa pemerintah selalu hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petanag, Badung yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini.

Giri Prasta menegaskan, dengan kapasitas air 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan akan menjadi sumber air baku bagi 5 kabupaten/kota di Bali, yakni Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, Tabanan, dan Kota Denpasar. Selain itu, Bendungan Sidan juga diproyeksikan menjadi ikon pariwisata baru, tanpa mengubah kontur wilayah Badung Utara sebagai kawasan konservasi.

“Air bendungan ini juga akan kita manfaatkan untuk menggairahkan sektor pertanian, dengan mengubah lahan kering menjadi lahan basah. Kita bangun sistem pertanian kontemporer, hasil produksi petani kita tingkatkan dan lahannya kita jadikan agrowisata. Di sinilah wujud dari bela beli untuk mewujudkan kesejahteraan petani, sehingga akan menumbuhkan rasa bangga generasi muda menggeluti dunia pertanian,” tegas Giri Prasta.

Selain itu, kata Giri Prasta, daerah sekitar Bendungan Sidan juga akan dijadikan kawasan wisata terpadu dan terintegrasi dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis one village one product, mengedepankan agro tourism, eko tourism, health tourism, dan culture tourism yang dibalut dalam konsep desa wisata. “Dengan adanya Bendungan Sidan ini, kita harapkan mampu memberikan kemakmuran sebesar-besarnya untuk masyarakat yang ada di wilayah sekitarnya,” harap mantan Ketua DPRD Badung dua kali periode (2009-2014, 2014-2015) ini.

Sementara itu, Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali-Penida, I Gusti Putu Wandira, memaparkan Bendungan Sidan diproyeksikan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata, dan penyediaan air baku sebesar 1,75 meter kubik per detik. Selain itu, Bendungan Sidan juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)

“Bendungan Sidan merupakan bendungan tipe zonel dengan inti tegak, memiliki panjang puncak 158 meter dan lebar puncak 8,5 meter, yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung. Bendungan ini juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter, dengan diameter 5 meter, yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 meter kubuk/detik menjadi 138,20 meter kubik/detik debit keluar,” jelas Wandira.

Menurut Wandira, pembangunannya Bangunan Sidan dikerjakan oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Universal Suryaprima, dengan nilai kontrak sekitar Rp 800 miliar. Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 ini, progres fisiknya kini mencapai 18 persen. Bendungan Sidan ditargetkan selesai tahun 2021 depan. “Kini pekerjaan yang sedang dilakukan adalah pembangunan akses jalan, terowongan pengelak, dan intake,” tandas Wandira yang kemarin mendampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Maryadi Utama.

Megaporoyek Bendungan Sidan sendiri dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui APBN. Nilai kontrak konstruksi mencapai Rp 786.332.895.000 dan nilai kontrak supervisi Rp 43.297.500.000. Penandatangan kontrak dengan pihak rekanan sudah dilakukan per 16 Oktober 2018 lalu.

Bendungan Sidan dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga pada 3 kaupaten di Bali. Bagian terluas bangunan fisik Bendungan Sidan berada di Desa Belok Sidan, yakni mencapai 27,06 hektare. Sedangkan luas fisik bendungan di kawasan Desa Buahan Kaja mencapai 25,23 hektare. Menyusul kemudian di kawasan Desa Bunutin luasnya mencapai 17,74 hektare), di Desa Mengani (seluasnya 15,89 hektare), dan di kawasan Desa Langgahan (luasnya 0,77 hektare). *asa

Komentar