nusabali

Terdampak Pandemi Covid-19, Sektor Pertanian Jadi Terdepan

  • www.nusabali.com-terdampak-pandemi-covid-19-sektor-pertanian-jadi-terdepan

GIANYAR, NusaBali
Wabah Covid-19 telah membuat sektor pariwisata anjlok.

Termasuk bidang usaha lain ikut terdampak. Meski demikian, ada beberapa sektor yang masih tetap eksis, di antaranya pertanian. Bahkan di tengah badai Covid-19, produk pertanian kembali diminati masyarakat.

Selain beras, masyarakat kini beralih mengkonsumsi singkong, ketela rambat, serta aneka sayur mayur dan buah-buahan. Masyarakat yang awalnya biasa makan di restoran atau warung makan, kini lebih sering memasak dan makan di rumah.

Pengamat pertanian Prof I Wayan Windia menilai petani adalah pahlawan kebutuhan pokok saat pandemi Covid-19 ini. "Selama wabah Covid-19 atau Corona ada di Bali, tentu kebutuhan pokok manusia harus dipenuhi. Secara umum adalah nasi yang berawal dari padi dan yang bekerja adalah para petani," ungkapnya, Kamis (16/4).

Petani hadir sebagai penyuplai bahan makanan dan produk pertanian yang harus ada untuk konsumsi publik. "Meski dalam keadaan wabah seperti ini sekalipun. Disinilah makna pertanian sebagai sektor primer," jelas akademisi Unud asal Desa/Kecamatan Sukawati ini.

Jika pangan tidak cukup tersedia dalam kondisi wabah, maka akan timbul kepanikan dan kegelisahan. Oleh karenanya, Prof Windia mengingatkan agar kebijakan pembangunan pertanian jangan sekali-kali dilupakan. "Ketahanan pangan, dan kedaulatan pangan harus mampu dijamin. Jangan harap sektor pertanian bisa bangkit, tanpa ikut campur pemerintah. Karena sektor pertanian tidak bisa bergerak dengan auto pilot," tegasnya.

Pakar subak ini pula menjelaskan selama wabah ini banyak yang prihatin dengan karyawan di sektor pariwisata mulai dirumahkan. Para pengemudi ojek online alami penurunan pendapatan. Namun sedikit yang perhatian dengan sektor pertanian. "Sebetulnya petanipun kehidupannya sangat prihatin saat ini. Sayangnya mereka tidak ada yang bisa ngomong dan menyalurkan aspirasinya ke para pemegang kebijakan," ujarnya

Oleh karenanya, petani tetap saja bertahan dalam kehidupan yang senyap. Petani juga tidak suka ber-organisasi. Karena mereka sibuk dengan mengurus sawahnya agar menjadikan tanaman padi panen dengan baik, dan sibuk untuk mengisi perutnya. Namun demikian, pihaknya mengajak masyarakat semua harus peka, agar komunitas petani dan nelayan, juga bisa mendapatkan perhatian. "Saya kira, kunci keberhasilan kita dalam menghindari kasus Covid-19 ini adalah kebersamaan dan kedisiplinan," imbuhnya. *nvi

Komentar