nusabali

Bupati Klungkung Kritik Porsenijar

  • www.nusabali.com-bupati-klungkung-kritik-porsenijar

Bupati mengapresiasi antusias dan semangat siswa yang berlomba, meskipun hanya dapat piagam. Kondisi ini berbanding terbalik dengan panitia yang terkesan asal-asalan, bahkan mundur dalam pelaksanaan.

SEMARAPURA, NusaBali

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengkritik penyelenggaraan Porsenijar 2020, yang dinilai kurang serius dan terkesan hanya formalitas (rutinitas), serta tidak ada target yang jelas. Padahal, melalui Porsenijar akan mendapat bibit atlet untuk event lebih tinggi.

Hal itu disampaikan Bupati Suwirta saat memantau pelaksanaan Porsenijar, yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga, di Lapangan dan GOR Swecapura Gelgel, Klungkung, Minggu (8/3).

Didampingi Wakil Ketua II Porsenijar yang juga Kabid Kepemudaan dan Olahraga, I Wayan Suarta, Bupati Suwirta mengapresiasi antusias dan semangat siswa yang berlomba, meskipun hanya mendapat piagam. Kondisi ini berbanding terbalik dengan antusias panitia yang terkesan asal-asalan bahkan mundur dalam pelaksanaan. Pasalnya hanya mempertandingkan 12 cabang olahraga, yakni atletik, bulutangkis, catur, cricket, gateball, judo, karate, pencak silat, petanque, renang, tenis meja, dan woodball. Sedangkan olah raga bergengsi seperti basket, sepak bola, futsal dan bola voli dan beberapa cabor yang berpotensi lainnya malah tidak dipertandingkan. Selain itu, sarana dan prasarananya juga kurang memadai.

"Ini harus di evaluasi segera untuk Porsenijar 2021 dan segera siapkan rancangan anggaran agar tidak lagi seperti ini," kata Bupati Suwirta.

Bupati juga berharap para atlet Porsenijar ini harus diberi penghargaan yang sepadan, jangan piagam saja. Di samping itu, keselamatan atlet dalam bertanding juga harus di perhatikan.

Bupati juga memerintahkan Disbudpora dan Dinas Pendidikan agar menurunkan ego masing masing dan selalu berkomunikasi, tidak hanya bisa saling menyalahkan lagi.

Terkait pembinaan dan pembibitan atlet, Bupati Suwirta menegaskan tidak dapat mengandalkan Porsenijar saja karena itu hanya outputnya saja. Pembibitan harus dilakukan dari sekolah masing-masing dan dinas terkait harus membantu memberikan fasilitas olahraga, turun kesekolah dan membantu sesuai potensi sekolah itu. *wan

Komentar