nusabali

Pasar Wisata yang 'Hilang' Harus Dikejar

  • www.nusabali.com-pasar-wisata-yang-hilang-harus-dikejar

Tergerusnya wisman dari negara- negara yang sebelumnya berkontribusi terhadap kunjungan wisman ke Bali harus dicarikan solusinya.

DENPASAR, NusaBali

Pelaku pariwisata Bali, harus mengejar  kembali segmen pariwisata Bali yang sempat berjaya, namun kemudian ‘menghilang’ atau terus tergerus kunjungan wismannya ke Bali.  Jika tidak, Bali dikhawatirkan semakin kesulitan menarik wisman, menyusul  semakin sengitnya persaingan industri  ini.

Negara pemasok pariwisata ke Bali, yang seperti menghilang di antaranya adalah wisman Jepang. “ Dulu Jepang sangat favorit. Tetapi belakangan semakin berkurang,” ujar Wakil Ketua Umum DPP  Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, Minggu (4/8).

Karenanya, Dinas Pariwisata, baik provinsi maupun kabupaten/kota harus menjadikan atensi menyusutnya kunjungan wisman dari negara- negara yang sebelumnya berkontribusi banyak dan signifikan terhadap volume kunjungan wisman ke Bali. “Kalau memang karena faktor penerbangan atau direct flight yang jadi kendala, ya tentu diupayakan agar diadakan. Atau kalau memang sebelumnya pernah ada, mesti dihidupkan kembali,” ujar Ramia  Adnyana.  Solusi lain, promosi harus lebih gencar dilakukan.Hal tersebut, kata Ramia Adnyana, karena Bali memang menjadikan industri atau sektor pariwisata sebagai tulang punggung perekonomian Bali.

Selain Jepang, kata Ramia Adnyana ada beberapa segmen pasar wisata Bali yang juga harus mendapat atensi lebih untuk digarap. Di antaranya pasar wisman India. India merupakan  yang jelas potensial. Namun belakangan, India  malah menurun ke Bali. “Ini juga harus dicari penyebabnya, “ ujar Ramia Adnyana.

Terpisah Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta menyatakan, khusus untuk market Jepang, memang mengalami penurunan. Dikatakan Nuarta, penurunan disebabkan pesawat yang datang ke Bali sedikit. “Kemungkinan hanya dua penerbangan saja dari Narita dan Osaka,”kata Nuarta.

Penyebab kedua adalah pilihan destinasi yang semakin banyak di kawasan Asia Tenggara bagi warga Jepang. Ada Vietnam, Laos, Malaysia yang semakin kompetitif merebut segmen pasar wisatawan Jepang untuk Bali. Selain di dalam negerinya sendiri, Jepang juga sedang konsern mengurusi industri pariwisatanya. “Cara yang paling ampuh, menurut saya adalah penerbangan yang lebih banyak ke Bali,” tandas Nuarta.

Untuk diketahui kunjungan wisman dari beberapa negara yang sebelumnya jumlah wisman kategori banyak ke Bali, terindikasi menurun.  Di antaranya Tiongkok masih menurun 8,61 persen. Perbandingan tersebut antara Januari-Juni 2018, dan Januari- Juni 2019.  Januari-Juni 2019 jumlah wisman Tiongkok (lewat udara) ke Bali, 618.929 orang. Sedang  Januari-Juni 2018  sebanyak 677.212 orang wisman.

Kemudian India, Januari-Juni 2018 jumlah kunjungan sebanyak 194.634 orang. Januari- Juni 2019 turun menjadi 194.634 (-3.36 persen).Sedang Jepang, pada Januari-Juni 2019 113.092. Sementara Januari-Juni 2018, sebanyak 113.723 (-0,35 persen). Hal tersebut mengacu data BPS Provinsi Bali tentang kunjungan wisman ke Bali, pada Januari-Juni 2019.

“Memang sekarang ini okupansi positif di atas 70 persen,” ujar Ramia Adnyana. Karena kebetulan, Juni-Juli- Agustus merupakan peak season.

Kondisi tersebut tentu berbeda setelah peak season. Karena itulah, kata Ramia Adnyana, segmen- segmen yang potensial dan pernah berperan dominan lagi dikejar lagi. *k17

Komentar