nusabali

Transaksi Ditarget Capai Rp 9 Triliun

  • www.nusabali.com-transaksi-ditarget-capai-rp-9-triliun

Bali Beyond Travel Fair Ke-6 Kembali Digelar

MANGUPURA, NusaBali

Pulau Bali kembali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan Bali Beyond Travel Fair (BBTF) ke-6. Pada acara pertemuan ‘B to B’ (business to business) yang berlangsung pada 25–29 Juni 2019, ditargetkan terjadi transaksi mencapai Rp 9 triliun lebih. Menariknya, dalam event ini juga dibahas bahaya sampah plastik terhadap tourism sustainable.

Pada opening ceremony yang digelar di Festival Park-Garuda Wisnu Kencana, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (26/6) malam, Gubernur Bali Wayan Koster diwakili oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Dalam sambutannya, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa Pulau Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi, maka itu pembangunan dan pembenahan di segala bidang serta menyeluruh sangat diperlukan untuk keberlangsungan pariwisata Bali.

“Bapak Gubernur dan saya selaku wakil telah mencanangkan program pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dimana dalam hal ini pariwisata harus maju, membawa manfaat dan keberlangsungan bagi alam, budaya serta masyarakat Bali yang kita cintai,” ujarnya dihadapan para delegasi.

Wagub Cok Ace berharap dalam pertemuan B to B ini, kedua belah pihak pelaku bisnis harus sama-sama menguntungkan dan puas, namun tidak lupa untuk turut menjaga alam, budaya, serta lingkungan Bali agar tetap lestari. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa BBTF tahun ini mengangkat tema ‘Journey to Sustainable Tourism’ yang dapat diartikan sebuah perjalanan Bali menuju pariwisata yang berkelanjutan. Dia berharap dengan acara ini ke depan Bali semakin dipercaya oleh pelaku bisnis pariwisata dunia, sehingga berpengaruh positif bagi perkembangan bisnis kepariwisataan Bali.

Sebelumnya Menteri Pariwisata RI Arief Yahya yang membuka acara tersebut mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata sangat mengapresiasi acara BBTF yang dimulai sejak 2014 konsisten dilaksanakan sampai saat ini. BBTF tetap diminati oleh pelaku industri pariwisata Bali. Menurutnya, event ini adalah tempat untuk mengenalkan produk-produknya kepada tour operator (TO) dari luar negeri. Pasalnya, setiap tahun penyelenggaraan event promosi pariwisata berkelas internasional tersebut mampu mendatangkan ratusan TO potensial dari sejumlah negara. Dia mengungkapkan, TO yang hadir pada setiap promosi pariwisata tahunan ini merupakan travel agent luar negeri yang membawa puluhan ribu wisatawan ke Bali.

“Sehingga BBTF tempat yang tepat bagi industri pariwisata Bali dan sekitarnya untuk mempromosikan produk wisatanya. Karena yang hadir memang pembeli atau TO yang potensial,” kata Menpar Arief Yahya.

Dia mengatakan bahwa keberhasilan BBTF sejak diluncurkan mewakili sinergi Pentahelix yang digencarkan Kemenpar. Bali sebagai pusat kegiatan dan panggung untuk mempromosikan atau menampilkan tempat tujuan lain.

“Kementerian Pariwisata jelas mendukung BBTF, dengan rekam jejaknya yang luar biasa dan kinerja yang terbukti sebagai pameran travel terkemuka di Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya yang sekaligus membuka acara tersebut dengan menekan tombol sirine.

Sementara Ketua Komite BBTF 2019 yang juga Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, menyampaikan acara ini dilaksanakan pada 25–29 Juni 2019. Saat ini telah ada 232 sellers dan 303 buyers dari 55 negara yang mendaftar. Selain itu sebagai suatu bentuk dukungan pasti, Kementerian Pariwisata RI juga akan mendatangkan 112 buyers dari 13 negara. “Sedangkan untuk target transaksi penjualan wisata business to business (B to B) sebesar Rp 9,23 triliun lebih besar dari pencapaian BBTF 2018 yaitu Rp 7,7 triliun,” kata Ardana.

Sementara itu saat memberi keterangan pers di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Riski Handayani, menjelaskan pariwisata yang berkelanjutan harus terus dibahas dalam setiap event skala internasional, terutama terkait dampak-dampak dan penanganannya ke depan. Salah satu yang menjadi perhatian serius dalam menjaga pariwisata yang berkelanjutan saat ini adalah penanganan sampah plastik. Untuk Bali, saat ini sudah menerapkan konsep Bali bebas sampah plastik.

“Kebijakan Bali bebas sampah plastik ini bagian dari upaya menjaga pariwisata yang berkelanjutan. Peraturan Gubernur itu perlu diapresiasi dan ditanamkan di hati masyarakat agar bergerak bersama-sama, karena ini penting kita lakukan dan gaungkan,” ungkapnya seraya mengharapkan agar ASITA dan PHRI juga menggaungkan anti kantong plastik ini ke pihak hotel, restoran, dan lainnya. *dar

Komentar