Bukit Pulaki Dilalap Api
Hutan di wilayah perbukitan Bajar Dinas Melanting, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng kembali terbakar.
SINGARAJA, NusaBali
Kebakaran hutan di kawasan bukit Pulaki itu memang terjadi hampir setiap tahun saat musim kemarau. Kebakaran di wilayah perbukitan pada Minggu (23/6) sore diduga terjadi karena cuaca panas.
Camat Gerokgak, Made Juartawan dikonfirmasi Senin (24/6) menjelaskan, kebakaran hutan itu terjadi tepat di atas Bukit Dodik Latpur, merembet ke Barat hingga di Bukit Gunung Asah, samping Pura Pulaki. Beruntung kebakaran hutan yang menghanguskan rumput-rumput kering itu tak menjalar ke bawah dan mengancam keselamatan warga dan satwa di perbukitan Pulaki.
“Kebakarannya pada Minggu sore sekitra pukul 16.00 WITA sudah terjadi, itu di daerah perbukitan atas jauh dari permukiman. Memang langganan ini setiap musim kemarau,” ujarnya yang dikonfirmasi melalui telepon. Dari hasil pemantauan Senin (24/6) kemarin, api dan kepulan asap sudah tak ditemukan lagi. Diperkirakan kuas lahan yang terbakar sekitra 25 hektare.
Kebakaran hutan yang terjadi hingga malam hari sempat membuat api berkobar di atas bukit. Hanya saja dinas terkait seperti pemadam kebakaran tak dapat berbuat, karena posisinya tak memungkinkan untuk dijangkau mobil pemadam kebakaran. “Itu lokasinya jauh di atas bukit, hanya bisa diakses jalan setapak,” tegas Juartawan.
Sementara itu api yang sempat membakar rumput kering di perbukitan itu padam dengan sendirinya. Masyarakat sekitar pun menyebut sudah tak mendapati api dan kepulan asap pada Senin (24/6) pukul 03.00 WITAi. *k23
Camat Gerokgak, Made Juartawan dikonfirmasi Senin (24/6) menjelaskan, kebakaran hutan itu terjadi tepat di atas Bukit Dodik Latpur, merembet ke Barat hingga di Bukit Gunung Asah, samping Pura Pulaki. Beruntung kebakaran hutan yang menghanguskan rumput-rumput kering itu tak menjalar ke bawah dan mengancam keselamatan warga dan satwa di perbukitan Pulaki.
“Kebakarannya pada Minggu sore sekitra pukul 16.00 WITA sudah terjadi, itu di daerah perbukitan atas jauh dari permukiman. Memang langganan ini setiap musim kemarau,” ujarnya yang dikonfirmasi melalui telepon. Dari hasil pemantauan Senin (24/6) kemarin, api dan kepulan asap sudah tak ditemukan lagi. Diperkirakan kuas lahan yang terbakar sekitra 25 hektare.
Kebakaran hutan yang terjadi hingga malam hari sempat membuat api berkobar di atas bukit. Hanya saja dinas terkait seperti pemadam kebakaran tak dapat berbuat, karena posisinya tak memungkinkan untuk dijangkau mobil pemadam kebakaran. “Itu lokasinya jauh di atas bukit, hanya bisa diakses jalan setapak,” tegas Juartawan.
Sementara itu api yang sempat membakar rumput kering di perbukitan itu padam dengan sendirinya. Masyarakat sekitar pun menyebut sudah tak mendapati api dan kepulan asap pada Senin (24/6) pukul 03.00 WITAi. *k23
Komentar