nusabali

Pelakunya Buruh Harian di Proyek Vila Korban Ni Ketut Ari Muliani

  • www.nusabali.com-pelakunya-buruh-harian-di-proyek-vila-korban-ni-ketut-ari-muliani

Dari hasil pemeriksaan sementara penyidik Polsek Ubud, tersangka Edy Suprayitno dan Saiful Rijal mengaku nekat menganiaya dan hendak merampok korban Ni Ketut Ari Muliani yang notabene bosnya, sebagai bekal untuk mudik Lebaran ke Jember

Kasus Manajer Marketing Proyek Nekat Lompat dari Mobil Setelah Dianiaya dan Hendak Dirampok


GIANYAR, NusaBali
Kondisi Ni Ketut Ari Muliani, 46, manajer marketing proyek yang nekat melompat dari mobil yang sedang melaju kencang setelah dianiaya dan hendak dirampok di Jalan Sri Wedari Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar, Sabtu (1/6) siang, sudah membaik. Terungkap, 2 tersangka yang menganiayanya di dalam mobil, Edy Suprayitno, 32, dan Moh Saiful Rijal, 23, ternyata merupakan buruh harian lepas di proyek vila yang dihandle korban Ketut Ari Muliani.

Saat NusaBali berkunjung ke rumahnya di Banjar Sema, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, Senin (3/6), korban Ketut Ari Muliani baru pulang dari kontrol ke rumah sakit dengan diantar suaminya, Dewa Ambara. Saat baru keluar dari dalam mobilnya, perempuan berusia 46 tahun yang akrab dipanggil Jero Ari ini tampak berjalan sambil menahan sakit bagian kaki kirinya yang diperban. Maklum, korban Jero Ari harus mendapatkan 10 jaritan untuk menyatukan luka robek kaki kirinya akibat nekat melompat dari mobil tersangka saat kejadian.

Menurut korban Jero Ari, sebetulnya ada 4 orang dalam mobil mobil Toyota Calya warna hitam bernopol DK 1794 OD yang dikemudikan tersangka Edy Suprayitno saat kejadian. Dari 4 orang itu, 2 di antaranya telah ditangkap polisi, yakni Edy Suprayitno (asal Dusun Kerajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember, Jawa Timur) dan Moh Saiful Rijal (asal Dusun Bringinsari, Desa Jatimulyo, Kecamatan Jenggawah, Jember, Jawa Timur).

“Mereka berdua merupakan buruh harian lepas di proyek vila yang saya hendle. Edy Suprayitno saya kenal baik sejak 7 tahun silam. Jika ada perbaikan apa-apa, pasti Edy Suprayitno saya panggil. Dia biasa membawa temannya juga, termasuk Saiful Rijal. Sungguh saya tidak menyangka perbuatan mereka seperti itu,” ungkap Jero Ari kepada NusaBali.

Jero Ari mengaku baru mengetahui ada 4 orang di dalam mobil ketika dirinya dianiaya. Selain Edy Suprayitno yang mengemudikan mobil dan Saiful Rijal yang menyeterum punggungnya, ada 2 orang lagi yang masing-masing duduk di jok belakang dan sembunyi di bagasi mobil. Mereka lengkap membawa alat-alat yang hendak digunakan untuk menganiaya korban Jero Ari. Beruntung, korban berhasil kabur dengan cara melompat dari dalam mobil yang melaju kencang, hingga jatuh terguling-guling dan terluka.

Jero Ari sendiri heran kenapa dirinya dijadikan sasaran penganiayaan dan dugaan perampokan. Padahal, dia sebelumnya tak pernah ada masalah dengan pelaku. Bahkan, setiapkali selesai mengerjakan sesuatu di vila, saat itu pula buruh lepas tersebut langsung dibayar honornya. “Lagipula, Edy Suprayitno itu sering meminjam uang kepada saya dan selalu langsung diberikan tanpa pikir panjang,” cerita Jero Ari.

Selama ini, kata Jero Ari, hubungan mereka normal-normal saja. “Makanya, saat dimintai tolong menterjemahkan Bahasa Inggris (saat kejadian, Red), saya tidak enak hati menolaknya. Padahal, waktu itu saya masih sibuk dan sempatkan waktu mau menolong dia (Edy Suprayitno, Red). Eh, malah saya dibeginikan,” sesal Jero Ari.

Menurut Jero Ari, keempat pelaku seharusnya masih memiliki pekerjaan yang mesti diselesaikan dalam sebuah proyek vila di kawasan Sanggingan, Ubud. Terlebih, bosnya yang merupakan warga negara asing juga mengetahui para pelaku itu adalah buruh harian lepas di vilanya.

Saat ditanya kenapa memutuskan melompat dari dalam mobil yang berlaju kencang, menurut Jero Ari, karena sudah ada feeling tidak baik. Misalnya, ada pengancaman oleh pelaku saat korban mengetahui dirinya dijebak dan pundaknya disetrum dari belakang sebanyak dua kali.

“Waktu itu saya kan taruh sepeda motor di Jalan Sri Wedari Ubud tepat di depan Villa Ubud Green. Namun, sudah lewat 300 meter, saya kok tidak diturunkan dan mobil malah ngebut. Saya minta turun, justru dibentak dan disuruh diam,” kenang Jero Ari. “Begitu pundak saya disetrum dua kali, maka tanpa berpikir panjang saya langsung buka pintu mobil, kemudian loncat. Entah hidup atau mati, yang penting saya keluar dari sekapan mereka di mobil itu,” lanjutnya.

Saat jatuh setelah loncat dari mobil, Jero Ari sempat terguling beberapa kali di aspal Jalan Seri Wedari Ubud. Dia pun langsung bangun mengambil tasnya. "Saya juga sempat mencari handphone yang terpental. Sempat ada orang yang melihat, namun orangnya hanya lewat begitu saja," keluh Jero Ari.

Jero Ari menduga kemungkinan pengendara motor dan mobil di jalan itu mengira dirinya mengada-ada, sehingga mereka langsung berlalu. “Masih untung ada pengendara motor ketiga yang mau membantu, saya diajak ke tempat ramai. Waktu itu pikiran saya masih ke mana-mana. Saya akhirnya langsung menelepon keponakan yang kerja di Ubud. Selanjutnya, saya dibawa ke klinik untuk berobat, lalu melapor ke Polsek Ubud,” beber Jero Ari.

Sementara itu, Kapolsek Ubud Kompol Nyoman Nuryana mengatakan pihaknya masih melakukan pengembangan kasus dugaan penganiayaan dan upaya perampokan manajer marketing proyek oleh buruhnya ini. Termasuk memburu dua pelaku lagi yang masih buron. "Masih dalam pengembangan,” ujar Kompol Nuryana saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.

Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Ubud, Iptu I Dewa Made Pramantara, mengatakan berdasarkan hasil pemertiksaan sementara, tersangka Edy Suprayitno dan Saiful Rijal mengaku nekat menganiaya dan hendak merampas uang korban Jero Ari, sebagai bekal untuk mudik Lebaran ke kampung halamannya. “Ngakunya sih biar ada bekal untuk mudik,” beber Iptu Dewa Paramantara saat dikonfirmasi terpisah kemarin.

Peristiwa dugaan penganiayaan dan upaya perampokan itu sendiri terjadi Sabtu siang sekitar pukul 12.30 Wita. Awalnya, pelaku Edy Suprayitno menghubungi korban via telepon seraya mengajaknya bertemu di Jalan Suweta Ubud. Alasannya, korban dimintai tolong sebagai penerjemah bagi orang asing yang akan diajak bekerjasama oleh Edy Suprayitno.

Tanpa curiga sedikit pun, korban Jero Ari langsung menyanggupi ajakan Edy Suprayitno, pria asal Jember yang tinggal di Perumahan Kampial, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Korban datang mengendarai motor dan menunggu di pinggir jalan. Setelah bertemu, pelaku Edy Suprayitno meminta korban masuk ke dalam mobil Toyota Calya warna hitam bernopol DK 1794 OD yang dikemudikannya.

Korban awalnya menolak masuk ke mobil, dengan alasan lebih baik pakai kendaraan masing-masing. Namun, pelaku Edy Suprayitno membujuk dengan dalih tidak enak turun di lobi hotel dengan sepeda motor. Akhirnya, korban pun setuju. Mobil Calya DK 1794 OD yang dikemudikan Edy Suprayitno kemudian melaju dari arah utara ke selatan.

Saat itulah pelaku Edy Suprayitno mulai beraksi. Orang asing yang katanya ti-nggal di salah satu hotel kawasan Jalan Sri Wedari Ubud, ternyata hanya tipu-tipu. Pelaku kembali mengelabui korban dengan mengatakan bahwa orang asing yang akan diajak kerjasama, tidak mengangkat telepon. Kemudian, mobil yang dikemudikan pelaku berputar-putar hanya di sekitar Jalan Sri Wedari Ubud. Dari situ, korban Jero Ari curiga hingga pilih nekat melompat dari mobil. Apalagi, pundaknya sempat dua kali diseterum pelaku Saiful Rijal dari belakang. *nvi

Komentar