nusabali

Nelayan dari Anturan Hilang Saat Melaut

  • www.nusabali.com-nelayan-dari-anturan-hilang-saat-melaut

Perahunya Ditemukan Terapung di Perairan Desa Kubutambahan

SINGARAJA, NusaBali

Seorang nelayan asal Banjar Anyar, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Kadek Ariasa, 37, dilaporkan hilang saat melaut diperairan setempat, Senin (13/5) sore. Hingga Selasa (14/5) sore, korban belum ditemukan. Sedangkan perahunya ditemukan terombang-ambing di perairan Desa/KecamatanKubutambahan, Buleleng kemarin pagi.

Korban Kadek Ariasa tercatat sebagai anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Gunung, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Korban dikatehui berangkat melaut, Senin sore pukul 15.30 Wita, dengan perahu miliknya. Sedangkan kakaknya, Putu Sukiada, 40, juga ikut melaut, namun berangkat belakangan pukul 16.00 Wita dengan naik perahu berbeda. Kemudian, Putu Sukiada turun di Pantai Penimbangan Singaraja.

Menurut Sukiada, biasanya dia dan adiknya yang hilang ini memancing ikan bersama di rumpon wilayah perairan Desa Kubutambahan. Namun, sore itu mereka pilih memancing di lokasi berbeda. “Sebelum berangkat melaut, adik saya itu (korban Kadek Ariasa) sempat membangunkan saya. Dia nanya apa saya akan melaut atau tidak? Ya, saya jawab, berangkat duluan, sebentar lagi saya menyusul,” kenang Sukiada kepada NusaBali di Pantai Penimbangan Singaraha, Selasa kemarin.

Sukiada menceritakan, Senin malam pukul 20.00 Wita, dirinya sempat bertemu istri dari korban Kiadek Ariasa, yakni Luh Tu, 35, di Pantai Anturan. Istri korban memang sering menunggui suaminya pulang dari melaut dan menjemput hasil pancingan ikan.

Ternyata, setelah lama ditunggu, korban Kadek Ariasa tidak kunjung pulang. Bahkan, sampai malam pukul 23.00 Wita juga belum pulang. Istrinya, Luh Tu, pun mulai panik hingga menghubungi sang kakak ipar, Sukiada, untuk memastikan keberadaan suami tercintanya. Padahal, biasanya Kadek Ariasa sudah pulang paling lambat malam pukul 22.00 Wita.

Akhirnya, Sukiada memutuskan untuk pergi mencari adiknya dan melakukan penyisiran ke tengah laut, Selasa dinihari pukul 02.30 Wita. “Karena sampai menjelang pagi adik saya tidak kunjung balik, saya langsung menvarnya ke laut. Apalagi, tidak ada teman yang melihatnya,” papar Sukiada yang kemarin berada di rumah kerabatnya kawasan Pantai Penimbangan Barat.

Sukiada mengaku tak dapat menebak ke mana adiknya dan bagaimana kecelakaan laut bisa terjadi. Padahal, malam itu tak ada gelombang pasang yang cukup besar. Korban Kadek Ariasa sensdiri merupakan anak bungsu dari 10 bersaudara. Mereka sekeluarga sebagian besar mengandakan nafkah sebagai nelayan.

Hingga Selasa sore, korban Kadek Ariasa belum ditemukan. Sedangkan perahunya sudah ditemukan terombang-ambing tanopa tuan di perairan Desa Kubutambahan, kemarin pagi pukul 05.30 Wita. Perahu korban ditemukan oleh dua nelayan asal Banjar Kaja Kangin, Desa Kubutambahan, yakni I Gede Widiada, 40, dan Gede Sumadana, 30.

Saat ditemukan, perahu milik korban dalam kondisi mesin masih posisi persneleng aktif, di tengah laut pada jarak sekitar 2,4 kilometer dari bibir pantai. Perahu korban lengkap berisi ikan hasil tangkapan sekitar 3 kilogram.

Selasa kemarin, keluarga korban sudah menggelar upacara Guru Piduka dan Ngulapin di Pantai Penimbangan Singaraja, guna memohon kepada penguasa laut untuk memberikan mujizat agar Kadek Ariasa bisa ditemukan dalam keadaan selamat. “Jarapan kami, mudah-mudah adik saya ini selamat dan cepat ditemukan,” harap Sukiada.

Sementara itu, Tim Gabungan Pos SAR Buleleng, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Sat Pol Air Polres Buleleng, dibantu para nelayan terjun melakukan pencarian korban, Selasa kemarin mulai siang pukul 11.30 Wita. Menurut Kepala Pos SAR Buleleng, Dewa Hendri Gunawan, pihaknya baru menerima laporan dari masyarakat soal nelayan hilang ini 11.00 Wita.

“Kami masih fokus melakukan pencarian titik penemuan jukung korban. Namun, upaya pencarian belum membuahkan hasil,” ungkap Dewa Hendri. Menurut Dewa Hendri, pencarian akan terus dilakukan sesuai SOP sampai maksimal 7 hari. “Mudah-mudahan korban cepat ditemukan. Buat sementara, kami masih lakukan pencarian dengan perahu karet,” tandas Dewa Hendri. *k23

Komentar